MENATAP KEDEPAN YANG LEBIH PERMANEN
Karena iman ia diam di tanah x yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah y dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji z yang satu itu. (Ibr 11”9)
1.Abraham dan keturunannya mendapatkan janji tanah perjanjian Kanaan. Ketika ia tinggal di Kanaan bersama keluarga mereka hidup dalam tenda. Tenda adalah suatu tempat sementara untuk tinggal yang gampang untuk dibongkar untuk pindah ketempat lain dan dipasang kembali ditempat yang baru. Menurut penulis surat Ibrani itu ditafsirkan sebagai praktek iman Abraham dan keluarga yang menganggap bahwa tanah perjanjian Kanaan itu sebagai tempat sementara saja . Mereka masih melihat jauh kedepan yang belum kelihatan kepada tanah perjanjian yang lebih permanen.
2.Umumnya kita semua ketika berdiam disuatu negara menginginkan tempat tinggal yang permanen, oleh karena itu kita tinggal disebuh rumah atau apartemen yang tetap. Namun beberapa dari kita harus berpindah tempat beberapa kali karena rumah atau apartmen tadi bukan milik sendiri tetapi menyewa. Di Selandia BAru dijumpai kenyataan juga adanya beberapa pasangan suami istri kadang kadang beserta anak kecil yang tidak suka tinggal secara permanen dalam sebuah rumah atau apartemen. Mereka lebih suka bekeliling dari satu kota ke kota lainnya. Mereka tidak tinggal di tenda seperti Abraham tetapi mereka memilik Mobil Rumah yaitu mobil besar yang dilengkapi dengan tempat tidur, dan dapur mini.
3.Apapun pilihan anda apakah tempat tinggal permanen yang milik sendiri atau sewa dan kemungkinan lain yang hidup berpindah pindah dari kota ke kota dengan memakai Mobil Rumah, itu adalah pilihan anda. Tidak menjadi persoalan iman. Yang menjadi persoalan iman adalah bagaimana sikap kita dalam menjalani kehidupan kita.
4.Banyak dari kita termasuk orang yang beriman kepada Kristus menganggap seolah-olah dunia ini tempat tinggal kita yang permanen. Oleh karenanya begitu kita mencintai dunia ini dengan segala kenikmatan dan kemegahannya. Hati kita melekat kepada rumah tempat tinggal, melekat kepada harta kekayaan seolah olah itulah semua berkat Tuhan yang final. Kalau mungkin suatu hari karena sesuatu danlain sebab rumah itu hilang (mungkin karena kebakaran?), atau kekayaan hilang, maka seolah olah dunia ini runtuh dan kitapun mungkin kecewa terhadap Tuhan yang “membiarkan” itu terjadi.
5.Iman Abraham tidak melekat kepada yang kelihatan, tetapi harapannya diarahkan kedepan yaitu akan berkat berkat Tuhan yang akan diterimanya yang lebih dari apa yang kelihatan pada masa hidupnya. Biarlah iman kita juga demikian. Tidak melekat kepada semua yang ada pada kita, hidup sebagai orang asing didunia ini, tidak melekat kepada apa yang kelihatan mata, tetapi harapan kita kedepan kepada berkat yang akan dinyatakan kelak. Apa saja berkat itu? Surga yang mulia kalau kita meninggal sebelum kedatangan Tuhan Yesus. Kalau kita masih hidup pada waktu kedatangan Tuhan Yesus , maka Tuhan Yesus lah berkat yang kita tunggu tunggu dan akan membawa kita memasuki langit baru bumi baru tempat dimana tidak ada lagi dosa, penderitaan , kematian dan iblis.