JANGANLAH BERKATA SOMBONG DAN CACI MAKI

JANGANLAH BERKATA SOMBONG DAN CACI MAKI

1 Sam.2:3

1.Ditengah nyanyian pujian yang memuliakan Tuhan, Hana menyinggung  hal yang tidak memuliakan Tuhan. Dia katakan, janganlah berkata sombong digandengkan dengan  caci maki. Terjemahan Alkitab Indonesia ini pasti punya alasan yang kuat untuk menggandengkan berkata sombong dengan caci maki.  Dua kesalahan yang hendak ditekankan berkata sombong dan mengeluarkan caci maki. Bisa juga orang hanya membuat satu kesahalahn dengan berkata sombong dan tidak memaki, sebaliknya bisa juga orang tidak berkata sombong tetapi memaki. Dua kesalahan atau satu kesalahan disini, Jangan menjadi pilihan disini.,karenanya semua salah dihadapan Tuhan yang maha tahu.

2.Kalau ini mau dihubungkan dengan situasi Hana dia mandul, sudah dapat dipastikan Penina ,istri suaminya yang kedua  yang mempunyai anak , telah berkata kata sombong dan menyakitkan hati Hana . Dalam  1 Sam1: 6 dikatakan: “Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar….” Dalam nyanyiannya ini Hana mengajak agar orang jangan melakukan kesalahan seperti Penina, sehingga nyanyian tadi mengatakan :”Janganlah”

3.Pesan yang disampaikan melalui nyanyian ini masih relevan untuk kita masa kini. Siapapun dari kita kadang kadang dapat tergelincir untuk berkata sombong, menyombongkan akan prestasi yang telah dicapainya, kekayaan yang dapat ia kumpulkan, bersamaan dengan itu kadang kadang mengeluarkan kata kata yang merendahkan mereka mereka yang kurang berhasil atau mereka yang miskin. Khusus dijalan raya Ketika megendarai mobil ,hati hati agar kita menjaga ucapan khususnya ketika diserobot atau dipotong jalan kita.

Dirumah tangga antara suami istri pun dapat terjadi adu mulut karena saling merendahkan. Diruang kelaspun keributan tidak terhindarkan kalau siswa yang satu mengeluarkan ucapan sombong dan merendahkan teman sekelasnya .

4.Daftar keributan dapat ditambahkan dalam berbagai situasi hidup. Ingat ucapan :  “Mulutmu Harimaumu!”. Nah, maksud dari ungkapan tersebut sebenarnya sangat sederhana, bahwa ternyata apa yang kita keluarkan dari mulut kita, yaitu kata-kata dalam bentuk apapun, bisa menjadi senjata yang ampuh untuk melukai  hati orang lain.  Kita terpanggil untuk mengekang lidah kita. Pengekangan lidah diawali dengan pembersihan hati melalui darah Kristus.  Biarlah hati yang telah dibersihkan dan dipenuhi kasih Tuhan, maka kasihlah yang akan keluar dari mulut. Dapat diharapkan pula kita tidak akan berkata kata sombong meninggikan diri , merendahkan orang lain dan mengeluarkan caci maki.