JOHN NEWTON DAN WILLIAM WILBERFORCE

JOHN NEWTON

1.John Newton adalah seorang pemilik kapal budak, yang pernah merasakan sendiri bagaimana menjadi budak, sebelum ia menjadi pemilik sebuah kapal budak.
Meskipun ia telah memiliki beberapa pelajaran dasar tentang agama dari ibunya, yang telah meninggal ketika ia masih kecil, ia merupakan orang tidak terlalu taat menjalankan keyakinan agamanya sendiri. Namun, pada perjalanan pulang dari pelayarannya, sementara dia mencoba untuk mengarahkan kapal melalui badai dahsyat, ia mengalami suatu karya penyelamatan dari Tuhan. Dia mencatat dalam jurnalnya bahwa suatu “kelepasan yang besar.” Ketika semua tampak hilang dan kapal akan pasti tenggelam, dia berseru, “Tuhan, kasihanilah kami.” Kemudian dalam kabin dia merenungkan apa yang telah dia katakan dan mulai percaya bahwa Tuhan telah memanggilnya melalui badai dan rahmat yang telah mulai bekerja untukNya. Pengalamannya ini dituangkan dalam bentuk sebuah himne yang akhirnya menjadi klasik, “Amazing Grace” atas dasar kesaksiannya sebagai seorang yang pernah mengalami ajaibnya anugerah Tuhan yang telah menyelamatkan hidupnya diatas kapal yang hampir tenggelam.
John ketika kembali ke Inggris, meninggalkan bisnis perbudakan, beberapa tahun kemudian, ia akhirnya ditahbiskan di Gereja Anglikan Inggris. Pendeta John Newton tetap berkotbah di sepanjang hidupnya sekalipun pada masa tuanya ia menjadi buta secara fisik. Dalam keadaannya yang buta ia memberikan kesaksian keselamatannya yang lebih berharga dari apapun yang dahulu ia miliki. Ia berkata,
“Dulu aku buta namun sekarang aku melihat”. Karena ia telah menerima anugerah Allah yang menyelamatkan jalan hidupnya menuju terang.

WILLIAM WILBERFORCE

2.Tahun 1785 menjadi tahun yang penting dalam kisah ini. William Wilberforce, seorang anggota parlemen Inggris yang juga baru bertobat. Wliberforce mengalami pertobatan yang radikal dan mengenal Kristus di masa mudanya (sekitar 25 tahun) pada saat telah menjadi anggota Parlemen. Pernah ia bingung apakah ia harus meninggalkan parlemen dan menjadi hamba Tuhan penuh waktu. Ketika ia bertemu dengan John Newton maka John menasehati William untuk tetap di parlemen dan mengerjakan panggilan Tuhan disana
Pertobatan itu membuatnya berubah dan dia melangklah dalam dunia politik dengan standar moralitas Kristen yang kuat. Imannya yang kuat di dalam Tuhan juga membuat dia terpanggil untuk melakukan pembaharuan dalam bidang sosial.
Perjuangan mereka bersama waktu itu adalah untuk menghapuskan perbudakan di Inggris. Wilberforce menulis, “God Almighty has set before me two great objects, the suppression of the Slave Trade and the Reformation of Manners [=morals].” Ia berjuang 48 tahun sebelum akhirnya perbudakan dihapus di Inggris.
John Newton meninggal pada tanggal 21 Desember 1807.
26 Juli 1833. Undang-undang yang melarang perbudakan itu sendiri diluluskan parlemen. William Wilberforce meninggal tiga hari kemudian.

FILM AMAZING GRACE
3.Tahun 2006 lalu sebuah film Hollywood, “Amazing Grace” dirilis di Amerika Serikat, Inggris dan Irlandia. Film itu memaparkan kisah William Wilberforce seorang politikus muda Inggris yang berjuang untuk menghapus perdagangan budak di Inggris.
Film Amazing Grace ini luar biasa. Layak ditonton berkali-kali. Ia mengangkat citra kemanusiaan lebih tinggi lagi. Bahwa manusia diciptakan equal. Dan karena manusia diciptakan sederajat, atas dasar apa kita merasa bahwa ras kita lebih hebat dari yang lain? Atau dasar apa kita menyatakan bahwa masyarakat kulit putih lebih hebat dan unggul dari yang kulit berwarna? Film ini unik. Ini bukan film Hollywood kebanyakan. Lain dari pada yang lain. Kekuatannya juga adalah karena film ini didasarkan pada kisah nyata. Film ini menggugah sisi kemanusiaan kita. Jujur tentang arogansi kita sebagai manusia. Terang benderang menggampar sisi egosentris kita. Menunjukan rasa takut kita yang wajar sebagai manusia biasa. Menampilkan syair lagu yang indah mewakili harapan-harapan dari banyak orang. Dan masih banyak lagi.

4.Di dalam film ini, dalam satu adegan dikisahkan Wilberforce sempat mengajukan pertanyaan kepada Tuhan tentang masa depannya berkenaan dengan kesehatannya yang terus menurun, namun demikian Wilberforce mengambil keputusan untuk terus berjuang melawan kebijakan negaranya yang ingin tetap melanggengkan perbudakan disana.Keyakinan pada agama dan naluri kemanusiaannya telah mendorongnya untuk tetap mengabdi meski situasi seperti tanpa harapan.
Tanpa mengindahkan iman percaya suatu agama, para penonton di seluruh dunia pasti juga akan terinspirasi oleh film Amazing Grace ini. Karena film ini berhasil melakukan pendekatan yang sangat luar biasa terhadap semangat pengorbanan William Wilberforce meski hidup di dalam zaman yang penuh dengan kegelapan sisi sejarah manusia. Dedikasinya untuk menyatakan kebenaran akan membuka mata bangsa-bangsa dan dunia.

CUPLIKAN FILM AMAZING GRACE

BACAAN LEBIH LANJUT
http://www.kompasiana.com/michusa/perbudakan-adalah-musuh-peradaban-amazing-grace_5500e3a68133115318fa7e81

John Newton dan William Wilberforce
http://pdtanthonytobing.blogspot.co.nz/2011/10/amazing-grace-story-behind-song.html

http://www.jawaban.com/read/article/id/2007/08/20/30/070816163926/Amazing-Grace-Dalam-Sebuah-Film