INJIL LUKAS
HAL KHUSUS
P: Dalam Lukas, apakah beberapa hal yang khusus dari kitab Injil ini?
J: Lukas menekankan sifat kemanusiaan Yesus, Anak Manusia, yang membawa keselamatan bagi orang-orang kafir (yang bukan Yahudi) dan juga orang Yahudi. Yesus bersinar sebagai ahli mengenai perumpamaan dalam kitab Lukas. Kristus adalah harapan dunia. Banyak orang melihat penekanan yang lebih mengenai orang Kafir di Lukas daripada di Matius atau Markus.
Lukas memiliki informasi yang lebih mengenai masa pertumbuhan Yesus dalam masa Herodes Agung. Eusebius mengatakan bahwa Lukas adalah seorang kafir yang berasal dari Antiokia, dan Kis 13:1 mengatakan bahwa Menahem yang diasuh oleh Herodes Keempat (Tetra) berada di Antiokia. Lukas sepertinya menekankan yang sebaliknya, seperti contoh orang sakit lepra yang berterima kasih dan tidak, pencuri yang bertobat dan tidak, Orang Samaria dan orang Farisi, serta orang kaya dan Lazarus.
Mengenai bahasa, kitab Lukas dan Kisah Para Rasul memiliki tata bahasa Yunani yang paling kompleks dalam Alkitab. Lukas juga kitab Injil yang paling panjang dengan sekitar 19.581 kata vs. 18.111 kata dalam Matius, 11.051 kata dalam kitab Markus, dan 15.436 kata bahasa Yunani dalam kitab Yohanes. Lukas juga menulis kitab Kisah Para Rasul segera setelah itu, yang memiliki kata-kata dalam bahasa Yunani sekitar 18.460 kata.
Sebagaimana bagi orang dari pengajaran asing, Saksi Yehova mencoba untuk memberikan interpretasi mengenai Lukas 16:19-31 yang membingungkan.
TEOFILUS
P: Dalam Lukas 1:3 (versi King James) dan Kis 1:1, siapakah Teofilus?
Teofilus yang mulia’:
Dari sebutan ‘yang mulia’ ini kita bisa menyimpulkan bahwa Teofilus adalah orang yang mempunyai jabatan tinggi.
a) Ini bukanlah sesuatu yang aneh pada jaman itu, dan karena itu istilah ini tidak menunjukkan Lukas sebagai orang yang menjilat. Bandingkan dengan Kis 26:25 dimana Paulus menyebut Festus dengan istilah ‘Festus yang mulia’. Ini menggunakan kata Yunani yang sama.
b) Sebutan ini menunjukkan adanya sopan santun! Dan ini menunjukkan bahwa orang kristen harus sopan (bdk. 1Kor 13:5 – ‘tak lakukan yang tak sopan’).
Ada gereja-gereja Liberal yang mengabaikan Injil dan doktrin, tetapi hanya menekankan ajaran moral dan etika. Ini tentu salah. Tetapi orang kristen yang injili seringkali jatuh pada extrim satunya, yaitu hanya menekankan Injil dan doktrin, tetapi mengabaikan moral dan etika, sehingga menjadi orang yang tak tahu sopan santun. Ini tentu juga salah, karena akan menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Tetapi kalau kita melihat pada Kis 1:1, maka pada waktu Lukas menuliskan Kisah Rasul kepada orang yang sama, ia tidak lagi menggunakan istilah ‘yang mulia’ ini. Ada orang yang berkata bahwa ini disebabkan karena pada saat itu Teofilus telah bertobat dan menjadi orang kristen, gara-gara membaca Injil Lukas ini.
Sumber
http://www.muslimhope.com/Indonesian/BibleAnswers_Indonesian/LukeQA_Indonesian.htm
http://www.golgothaministry.org/lukas/lukas-1_1-4.htm