KAMU ADALAH MILIKKU


KAMU ADALAH MILIKKU
YESAYA 43:1-7

Pendahuluan .
1.Kata sambung ‘tetapi sekarang’ muncul sekitar 15x di Kitab Yesaya dan hampir selalu menyiratkan sebuah kontras.
1.1.Yang paling kentara adalah pemunculan kata ‘api’ di 42:25 dan 43:2. Kalau di 42:25 bangsa Yehuda digambarkan sudah dibakar dengan api tapi tetap tidak bertobat, di 43:2 mereka justru dijanjikan penyertaan ilahi apabila mereka melewati api.
1.2.Lebih menarik lagi, perubahan dari nuansa penghukuman ke penghiburan tidak ditandai oleh pertobatan dari pihak bangsa Yehuda. Walaupun pasal 42 diakhiri dengan ‘tetapi ia tidak menginsyafinya…tetapi ia tidak memperhatikannya’, pasa 43 tetap dipenuhi dengan kata-kata ilahi yang membawa pengharapan. Hal ini menyiratkan bahwa kelepasan yang dijanjikan di 43:1-7 bersifat anugerah. Pembahasan detil di bagian selanjutnya akan menunjukkan bahwa tidak ada faktor positif sedikit pun pada diri bangsa Yehuda. Semua didasarkan pada ‘siapa Allah’ bagi mereka, bukan sebaliknya.

2.Di samping dua pengamatan di atas, sebuah isu lain yang perlu diketahui adalah rujukan historis yang disiratkan di 43:1-7. Apakah bagian ini merupakan nubuat (belum terjadi) atau refleksi teologis terhadap sebuah peristiwa (sudah terjadi). Kaum injili cenderung memegang opsi yang pertama (belum terjadi), sedangkan kaum liberal pada yang kedua (sudah terjadi). Terlepas dari pilihan mana yang kita ambil, kita tetap perlu membaca bagian ini dalam terang pembuangan bangsa Yehuda ke Babel (baca 2 Raj 24-25).

Allah sebagai Pencipta dan Pemilik (ayat 1, 7)
1.Mengetahui bahwa mereka dimiliki oleh Allah merupakan penghiburan besar bagi bangsa Yehuda yang (akan) ada di pembuangan. Walaupun mereka (akan) menjadi tawanan, sebenarnya bukan bangsa Babel yang memiliki mereka. Mereka tetap menjadi milik Allah. Karena itu, Allah lalu memberikan perintah: “Jangan takut” (43:1, 5; 41:10, 13, 14; 44:1, 8). Pembuangan ke Babel pasti akan menimbulkan kekuatiran tentang identitas bangsa Yehuda: apakah mereka tetap menjadi umat yang unik di mata Allah? Apakah mereka mampu bertahan sebagai sebuah bangsa? Allah mengetahui ketakutan semacam ini dan Ia juga meyakinkan bahwa ketakutan ini tidak diperlukan: pembuangan ke negeri asing tidak akan menghapuskan status mereka sebagai milik Allah, karena Allah adalah Pencipta dan Penebus mereka.

2.Kesetiaan Allah terhadap umat-Nya bukan hanya memiliki alasan (status Allah sebagai Pencipta dan Penebus), tetapi juga tujuan. Di ayat 7 TUHAN secara eksplisit berkata: “yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku”. Penciptaan dan penebusan umat Allah adalah untuk memberitakan kemasyuran TUHAN (43:21).
3.Dalam Kristus kita juga telah menjadi milik Allah. Menjadi milik Allah berisi panggilan agar hidup kita menjadi kemuliaan Allah. Kalau tidak demikian kita akan didisiplin sehingga kembali kejalan semula hidup untuk kemuliaan Allah. Kalau itu yang menjadi praktek hidup , , maka “kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu” (58:8). Kemuliaan TUHAN akan menjaga kita.

Janji ilahi (ayat 2, 5-6)
1.Larangan “Jangan takut” (ayat 1, 5) bukan saja bagi bangsa Yehuda tetapi juga untuk kita yang menjadi umat Allah. Dalam hidup ini yang paling penting bukan ke mana kita pergi, melainkan dengan siapa kita pergi. “Engkau besertaku…gada-Mu dan tongkat-Mu itulah yang membimbing aku” (Mzm 23:4).

2.Janji pemulihan (ayat 5-6). Kepada bangsa Yehuda Allah tidak hanya menjanjikan kelepasan, melainkan juga pemulihan. Jangkauan pemulihan yang dijanjikan tampaknya sangat global: mencakup seluruh penjuru mata angin (ayat 5-6a) dan dari ujung bumi (ayat 6b).

3.Janji ini harus dilihat secara teologis (bukan semata-mata politis) dan progresif. Bangsa Yehuda diselamatkan supaya mereka menjadi berkat bagi semua bangsa (49:6; 60:1-7), Melalui mereka semua bangsa akan melihat kemuliaan TUHAN (40:5; 66:18-19). Walaupun secara historis tidak semua orang Yehuda kembali dari pembuangan, tetapi melalui yang kembali TUHAN akan memulai mega proyek penjangkauan seluruh bumi. Melalui kebangkitan Kristus dan pertolongan Roh Kudus kita sekarang menyaksikan bagaimana umat Allah sudah lahir di berbagai tempat di seluruh ujung bumi (Kis 1:8; Mat 28:19-20).

Penutup
Aplikasi bagi kita sebagai umat yag telah ditebus didalam dan melalui Yesus Kristus. Jikalau TUHAN adalah Pencipta dan Penyelamat, maka sudah sepatutnya kita hidup bagi Dia. Jikalau Allah rela membayar tebusan yang mahal bagi kita, maka sudah seharusnya kita memuliakan Dia dengan seluruh keberadaan kita. Ketidakmauan dan kegagalan dalam melakukan hal ini menunjukkan penolakan yang tidak logis terhadap status kita sebagai ciptaan dan sekaligus kebebalan hati kita yang tidak mau bersyukur atas harga yang sudah dibayar Kristus di atas kayu salib. Tanpa mengaitkan hidup kita dengan karya penciptaan dan penebusan, kita pasti tidak akan memiliki kehidupan yang penuh arti.
LAGU AKU MILIKMU YESUS TUHANKU
https://www.youtube.com/watch?v=HEU_I_qbbrg