KASIH, HUKUM DAN KEBEBASAN
Gal 5:13-18
Kebebasan tanpa norma sama sekali bukan kebebasan melainkan bencana. Banyak orang Kristen salah memahami dan salah memaknai kemerdekaan yang sejati. Seakan-akan bebas dari dosa berarti bebas untuk berbuat dosa. Mengapa bisa timbul salah pengertian seperti ini?
Kesalahan pertama adalah karena tidak mengerti fungsi hukum Taurat secara tuntas. Karena keselamatan adalah anugerah dan bukan diperoleh dengan menaati hukum Taurat, banyak orang merasa ajaran-ajaran etika di hukum Taurat pun tidak perlu diberlakukan. Akibatnya mereka merasa sah saja melanggar hukum Taurat. Padahal hukum Taurat mengajarkan jalan-jalan yang benar untuk dilakukan anak-anak Tuhan. Tuhan Yesus sudah merangkum hukum Taurat menjadi hukum kasih (ayat 14). Kesalahan kedua adalah karena salah mengerti maksud Tuhan menyelamatkan orang berdosa. Seseorang diselamatkan agar menjalani hidup dalam kasih. Jadi, anak-anak Tuhan dimerdekakan dari perbudakan dosa dan dari kutuk hukum Taurat supaya dapat mempraktikkan kasih ilahi kepada sesamanya. Bagaimana cara mempraktikkan hukum kasih itu dan tidak terjerat kepada keingingan-keingingan daging? Hanya satu cara, yaitu dengan menyerahkan hidup kita dipimpin oleh Roh. Kita harus melawan setiap keinginan daging yang masih mau menguasai kita dengan cara membiarkan Roh Tuhan memimpin hidup kita (ayat 16-18).
Orang yang belum diselamatkan berbuat dosa karena memang dibelenggu oleh kuasa dosa. Namun, anak-anak Tuhan hidup mempraktikkan keadilan, kebenaran, dan kekudusan sebagai pernyataan kasih mereka kepada Kristus dan kepada sesama. Bukti kasih mereka kepada Kristus adalah berupa kerelaan diatur dan dipimpin oleh Roh. Bukti kasih mereka kepada sesama adalah menjadi berkat dan teladan hidup beriman bagi sesama.
PENDALAMAN AYAT
Wycliffe: Gal 5:13 – kemerdekaan // seorang akan yang lain oleh kasih
13. Jika kemerdekaan melekat dalam panggilan Kristen untuk keselamatan, maka kemerdekaan jangan diubah menjadi kebebasan untuk berbuat dosa. Inilah yang terjadi jika kemerdekaan dianggap sebagai kesempatan bagi daging untuk memuaskan keinginannya. Satu-satunya cara untuk melawannya adalah dengan cara melayani seorang akan yang lain oleh kasih. Pemikiran itu dapat dikatakan dengan cara lain sebagai berikut: Kamu mengaku sangat bersemangat untuk menaati hukum Taurat, yang sudah kukatakan merupakan perhambaan. Tetapi jika kamu memang benar-benar mencari perhambaan, ada jenis perhambaan yang tidak berbahaya, bahkan menguntungkan. Aku menganjurkan kamu melakukannya. Hendaklah kamu saling memperhambakan diri untuk menunjukkan kasih (bdg. Rm. 13:8).
SUMBER:
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=48&chapter=5&verse=13