KELALAWAR TERLINDUNGI DARI INVEKSI VIRUS

KELALAWAR TERLINDUNGI  DARI INVEKSI VIRUS

00:07

Jika kelelawar ini adalah manusia, ia dalam masalah besar. Ia terinfeksi oleh beberapa virus mematikan, termasuk virus penyebab rabies, SARS, dan Ebola. Meskipun diagnosis itu bisa mematikan untuk mamalia lainnya, makhluk ajaib bersayap ini sugguh tak khawatir. Bahkan, ia mungkin menjalani hidup selama 30 tahun lagi seolah semua itu normal– karena untuk kelelawar, memang normal. Apa yang melindungi kelelawar dari infeksi berbahaya ini?

00:41

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus memahami dulu hubungan antara virus dengan inangnya. Virus telah berevolusi untuk menginfeksi spesies tertentu dalam satu kelas makhluk. Karena itulah, manusia tidak mungkin terinfeksi oleh virus tumbuhan, dan lebah tidak bisa tertular flu. Tetapi, virus terkadang dapat menular ke spesies yang masih dekat. Karena inang baru ini belum menyiapkan kekebalan terhadapnya, virus tak dikenal itu membawa masalah yang bisa mematikan.

01:15

Hal ini sebetulnya merugikan bagi virus itu sendiri. Inang yang ideal harus bisa menyediakan sumber daya secara terus-menerus dan melakukan kontak dengan inang baru untuk diinfeksi— dua kriteria tersebut dapat terpenuhi oleh inang yang hidup. Singkatnya, virus-virus yang sukses tidak mengembangkan adaptasi yang akan membunuh inangnya— begitu juga virus yang menginfeksi kawan bersayap ini. Efek mematikan virus ini bukan disebabkan oleh patogen secara langsung, tetapi oleh respons kekebalan inangnya yang tidak terkendali.

01:51

Infeksi seperti Ebola atau jenis flu tertentu telah berevolusi untuk memaksa sistem kekebalan inang mamalia mereka agar bekerja sangat keras. Tubuh mengirimkan pasukan sel darah putih, antibodi, dan molekul peradangan untuk membunuh penjajah asing. Tetapi, jika infeksi telah berkembang ke level yang cukup tinggi, serangan oleh sistem kekebalan dapat menimbulkan kerusakan jaringan serius. Terutama pada kasus yang ganas, kerusakan ini bisa mematikan. Kalaupun tidak mematikan, tempat yang rusak itu menjadi rentan terhadap infeksi sekunder.

02:26

Tetapi, berbeda dari mamalia lainnya, kelelawar dan virus telah beradu senjata selama ribuan tahun berevolusi, sehingga teradaptasi untuk membatasi kerusakan diri semacam itu. Sistem kekebalan mereka memiliki respons peradangan yang sangat rendah; suatu adaptasi yang kemungkinan berkembang bersama sifat lain yang membedakannya dari mamalia lainnya; terbang dengan energi mandiri. Proses intensif energi ini meningkatkan suhu tubuh kelelawar melebihi 40ºC. Laju metabolisme setinggi itu ada dampaknya; terbang menghasilkan molekul buangan yang disebut Spesies Oksigen Reaktif yang merusak dan memutus potongan DNA. Pada mamalia lain, potongan DNA ini akan diserang oleh sistem imun sebagaimana penjajah asing. Tetapi, jika kelelawar menghasilkannya sesering yang diyakini para peneliti, dia dapat menyusun respons kekebalan yang lebih lemah terhadap DNA rusak mereka. Faktanya, gen-gen tertentu yang terkait dengan pengenalan DNA yang rusak dan pengiriman molekul peradangan tidak ada pada genom kelelawar. Hasilnya adalah respons peradangan tingkat rendah yang terkendali yang memungkinkan kelelawar untuk hidup bersama virus dalam sistemnya.

03:44

Lebih mengesankan lagi, kelelawar mampu menampung virus-virus itu selama puluhan tahun tanpa ada dampak negatif terhadap kesehatan. Menurut penelitian tahun 2013, kelelawar telah mengembangkan gen perbaikan yang efisien untuk melawan kerusakan DNA yang sering dialaminya. Gen-gen perbaikan ini mungkin juga berkontribusi terhadap umur panjangnya. Kromosom hewan pada ujungnya terdapat urutan DNA yang disebut telomer. Urutan ini memendek seiring waktu dalam suatu proses yang dipercaya banyak orang menyebabkan penuaan sel. Tetapi, telomer kelelawar memendek jauh lebih lambat dibandingkan sepupu mamalianya— sehingga kelelawar dianugerahi rentang hidup hingga 41 tahun.

04:28

Tentu saja, kelelawar tidak sepenuhnya kebal terhadap penyakit, baik itu yang disebabkan oleh bakteri, virus tak dikenal, atau jamur. Banyak populasi kelelawar telah dirusak oleh infeksi jamur yang disebut sindrom hidung putih, yang dapat mengganggu hibernasi dan merusak jaringan sayap secara fatal. Penyakit tersebut menghalangi kelelawar menjalankan peran penting dalam ekosistem mereka, seperti membantu penyerbukan dan penyebaran biji, serta memangsa hama dan serangga.

05:02

Untuk melindungi hewan ini dari bahaya, dan melindungi diri kita dari infeksi, manusia harus berhenti melanggar habitat dan ekosistem kelelawar. Harapannya, dengan melestarikan populasi kelelawar ilmuwan dapat memahami dengan lebih baik sistem pertahanan antivirus unik mereka. Suatu hari, penelitian ini akan membantu pertahanan antivirus kita dapat bekerja.


Deera Army Pramana
, Translator

Sarmoko Sarmoko, Reviewer