KERAJAAN SERIBU TAHUN 1

TEOLOGI SISTIMATIKA

TS 45-KERAJAAN SERIBU TAHUN TAFSIRAN 1

 

AMILENIALISME
WAHYU 20: 1-6

https://rotihidup.org/amilenialisme/

 

1.Istilah kerajaan seribu tahun dapat kita baca sebagai tema dari Wahyu 20 ; juga disebutkan dalam ayat 2 dikatakan mengenai iblis diikat seribu tahun lamanya, kemudian bagian akhir ayat 4 disebutkan disana “memerintah sebagai raja bersama sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Hal kerajaan seribu tahun ini melahirkan beberapa penafsiran yang berbeda sehingga menghasilkan 3 ajaran mengenai apa kerajaan seribu tahun tadi. Tulisan ini tidak bermaksud menyeragamkan pandangan anda, tetapi paling tidak anda dapat mengidentifikasikan diri dengan salah satu pandangan ajaran dengan mengatakan:’”ini pandangan dari gereja saya ”, atau “ itu pandangan gereja anu”. Dalam bahasan kali ini kita mulai saja dengan ajaran pertama yang disebut dengan Amilenialisme. Mileanialisme adalah ajaran mengeanai kerajaan seribu tahun, maka kalau disebut Amilenialisme adalah ajaran yang tidak “mempercayai”kerajaan seribu tahun.

2.Istilah amilenialisme sebenamya bukanlah istilah yang tepat. Istilah ini memberikan kesan bahwa orang-orang amilenialis adalah mereka yang tidak mempercayai adanya milenium atau orang-orang yang mengabaikan enam ayat pertama dari Wahyu 20, yaitu bagian yang berbicara tentang pemerintahan milenium. Kedua tuduhan ini tidak benar. Meskipun memang harus diakui bahwa orang-orang amilenialis tidak mempercayai adanya pemerintahan seribu tahun secara harafiah yang mengikuti kedatangan Kristus kedua kali, namun tetap istilah amilenialisme itu sendiri bukanlah istilah yang akurat untuk menjelaskan pandangan mereka.

3.Jay E. Adams, dalam bukunya The Time is at Hand, mengusulkan agar istilah amilenialisme diganti dengan istilah amilenialisme yang telah terwujud (realized millennialism). Pada hakikatnya amilenialis percaya bahwa milenium yang disebutkan dalam Wahyu 20 tidak secara eksklusif menunjuk kepada masa yang akan datang, melainkan sekarang ini sedang berlangsung.
Amilenialis menafsirkan milenium dalam Wahyu 20:4-6 sebagai pemerintahan oleh jiwa orang-orang percaya yang telah meninggal dan yang sekarang ini bersama-sama dengan Kristus di sorga. Mereka memahami “diikatnya setan” sebagaimana disebutkan dalam tiga ayat pertama dari pasal ini sebagai periode waktu antara kedatangan Kristus yang pertama dan kedua, dan segera akan berakhir saat kedatangan Kristus kembali. Mereka mengajarkan bahwa Kristus akan datang kembali setelah pemerintahan milenium sorgawi ini.

4.Lebih lanjut, amilenialis memegang keyakinan bahwa Kerajaan Allah sekarang ini telah hadir di dalam dunia dalam wujud pemerintahan Kristus atas umat-Nya, melalui firman dan Roh Kudus. Namun pada saat yang bersamaan, amilenialis juga adalah orang-orang yang sedang menantikan penyempumaan Kerajaan Allah di masa yang akan datang, di dalam bumi yang baru. Mereka menyadari bahwa meskipun memang Kristus telah menang dengan pasti atas dosa dan Iblis, namun kuasa Iblis akan tetap ada bersama-sama dengan Kerajaan Allah hingga akhir zaman. Sehingga meskipun kita te1ah menikmati banyak berkat-berkat eskatologi pada masa sekarang ini (eskatologi yang telah terwujud), kita masih merindukan klimaks dari seluruh tanda zaman dan kedatangan Kristus yang kedua yang akan mengantar kita ke dalam kondisi final (eskatologi yang akan datang). Dengan kata lain, segala yang disebut sebagai “tanda-tanda zaman” telah berlangung sejak kedatangan Kristus yang pertama, dan akan terus memuncak hingga sebelum Kedatangan Kedua. Karena itu, orang-orang amilenialis menantikan digenapinya penyebaran Injil ke seluruh bangsa, termasuk pertobatan jumlah yang penuh dari bangsa Israel, sebelum Kristus kembali. Mereka juga terus mewaspadai meningkatnya kesusahan, murtad, dan munulnya pribadi antikristus sebelum Kedatangan Kedua.

5.Amilenialis memahami kedatangan Kristus yang kedua sebagai satu peristiwa tunggal, dan bukan satu peristiwa dengan dua tahap di dalamnya. Pada saat Kristus datang kembali, akan terjadi kebangkitan umum, bagi orang-orang percaya maupun tidak. Setelah kebangkitan, orang-orang percaya yang masih hidup pada saat Kristus kembali, akan diubahkan dan dimuliakan. Kedua macam orang percaya ini, yaitu orang percaya yang dibangkitkan dan orang percaya yang diubahkan, akan diangkat dan bertemu dengan Tuhan di awan-awan.
Setelah “pengangkatan” orang-orang percaya ini, maka Kristus akan menyudahi kedatangan-Nya kembali dengan melaksanakan penghakiman akhir. Sesudah itu, orang-orang yang tidak percaya akan dicampakkan ke dalam penghukuman kekal, sedangkan orang-orang percaya akan menikmati segala berkat di dalam langit dan bumi yang baru selama-lamanya .

SUMBER:

Empat Pandangan Mengenai Kerajaan Seribu Tahun oleh Pdt. Meitha Sartika, MTh.

http://jakarta-city-care.synthasite.com/resources/4_Millenium.pdf