TEOLOGI SISTIMATIKA
TS 46-KERAJAAN SERIBU TAHUN TAFSIRAN KE 2
POSTMILENIALISME
WAHYU 20: 1-6
https://rotihidup.org/postmilenialisme/
1.Istilah kerajaan seribu tahun dapat kit abaca sebagai tema dari Wahyu 20 ; juga disebutkan dalam ayat 2 dikatakan mengenai iblis diikat seribu tahun lamanya, kemudian bagian akhir ayat 4 disebutkan disana “memerintah sebagai raja bersama sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Hal kerajaan seribu tahun ini melahirkan beberapa penafsiran yang berbeda sehingga menghasilkan 3 ajaran mengenai apa kerajaan seribu tahun tadi. Tulisan ini tidak bermaksud menyeragamkan pandangan anda, tetapi paling tidak anda dapat mengidentifikasikan diri dengan salah satu pandangan ajaran dengan mengatakan:’”ini pandangan dari gereja saya ”, atau “ itu pandangan gereja anu”. Dalam bahasan kali ini kita akan membahas ajaran kedua yang disebut dengan Postmilenialisme.
2.Postmilenialisme adalah ajaran yang mempercayai bahwa Kerajaan Allah sekarang ini sedang terus diperluas melalui pemberitaan Injil dan pekerjaan Roh Kudus di dalam hati orang-orang, sehingga seluruh dunia pada akhirnya akan dikristenkan, dan setelah itu Kristus akan kembali di penutupan masa penuh kebenaran dan damai yang panjang, yang disebut sebagai “Milenium”. Patut ditambahkan bahwa menurut prinsip-prinsip postmilenialisme, kedatangan Kristus yang kedua kali akan segera diikuti dengan kebangkitan dan penghakiman atas selurnh umat manusia, serta penyataan sorga dan neraka secara penuh.
3.Postmilenialisme sependapat dengan amilenialisme dalam tiga hal:
3.1. postmilenialisme tidak memahami milenium dalam pengertian pemerintahan Kristus secara fisik melalui sebuah takhta di bumi;
3.2. pandangan ini juga tidak mengajarkan bahwa milenium adalah sebuah durasi waktu selama seribu tahun secara harafiah.
3.3. postmilenialisme menempatkan Kedatangan Kedua setelah milenium usai yaitu masa yang panjang dengan peningkatan kemajuan kemajuan Injil.
4.Benjamin B. Warfield, seorang yang termasuk dalam kelompok ini, memegang pendapat bahwa Wahyu 20:1-6 menggambarkan tentang diikatnya Iblis selama zaman gereja sekarang ini dan pemerintahan oleh orang-orang percaya yang telah meninggal, dan bersama-sama dengan Kristus di sorga, pada masa sekarang ini . Di dalam tulisannya yang diterbitkan baru-baru ini, Loraine Boettner sependapat dengan penafsiran Warfield terhadap perikop tersebut .
5.Namun demikian, J. Marcellus Kik, walaupun setuju bahwa diikatnya Iblis terjadi pada masa sekarang ini, namun ia percaya bahwa ayat 6: “tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun 1amanya,” merujuk kepada orang-orang percaya yang masih hidup di dunia. Menurut Kik, isti1ah “kebangkitan pertama” di ayat 6 memiliki makna ke1ahiran baru yang dia1ami oleh orang-orang percaya ketika mereka masih hidup di dunia ini. Sedangkan “takhta” di ayat 4 adalah bentuk figuratif untuk menggambarkan pemerintahan orang-orang percaya bersama Kristus yang berlangsung di bumi sekarang ini
6.Pengharapan postmilenialisme bagi adanya zaman keemasan yang akan terjadi sebelum Kristus kembali, tidak sejalan dengan perseteruan yang terns berlangsung di dalam sejarah antara Kerajaan Allah dan kuasa jahat.
Akan terus berlangsung “perseteruan” di dalam sejarah hingga kedatangan Kristus yang kedua . Sejak Kejadian 3:15, Allah telah menyatakan akan adanya ketegangan yang akan terus berlangsung di dalam sejarah, yaitu permusuhan antara keturunan wanita dan keturunan si ular. Permusuhan ini akan terus berlanjut hingga penutupan sejarah –
7.Perjanjian baru memberikan beberapa indikasi bahwa “kuasa jahat” akan terus menunjukkan kekuatannya hingga akhir zaman; misalnya dalam pembicaraan tentang masa sengsara, murtad akhir, dan munculnya pribadi antikristus. Karena itu, jika kita beranggapan bahwa sebelum kedatangan Kristus kejahatan “akan dikurangi hingga tahap yang dapat diabaikan”, tampaknya ini merupakan penyederhanaan realitas sejarah dan sama sekali tidak ada dasar Alkitabnya. Yang pasti, Kristus telah menang secara mutlak atas dosa dan Iblis, sehingga hasil akhir dari perseteruan tersebut sudah dapat kita ketahui. Tetapi, perseteruan antara Kristus dan musuh-musuhnya akan terus berlanjut hingga kesudahan sejarah.
SUMBER:
Empat Pandangan Mengenai Kerajaan Seribu Tahun oleh Pdt. Meitha Sartika, MTh.
http://jakarta-city-care.synthasite.com/resources/4_Millenium.pdf