KESELAMATAN HANYA MELALUI YESUS DAN PANGGILAN TOLERANSI

A C T S
KESELAMATAN HANYA MELALUI YESUS DAN PANGGILAN TOLERANSI

Kisah Rasul 4:12
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”

FINALITAS KARYA YESUS SEBAGAI TUHAN DAN JURUSELAMAT
1.Jika gerakan “Pluralisme Agama” hanya sekedar menerima dan mengakui ada kebenaran-kebenaran dalam semua agama-agama, tanpa membuang keunikan kebenaran agama-agama yang mereka percayai.

2.Tetapi lain dengan “Teologi Religionum”, gerakan teologi ini lebih maju lagi, yaitu mau menggabungkan semua kebenaran-kebenaran yang ada di dalam agama-agama dan menolak semua kemutlakan yang ada di dalam agama-agama, yang dapat menjadi benteng pemisah di antara mereka.

3.Dalam hal ini termasuk juga “Finalitas Karya Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat” di dalam kekristenan. Dengan kata lain mereka menolak semua klaim agama yang bersifat ekslusif, absolute, unik dan final. Karena bagi mereka semua kebenaran dalam agama dan tentang agama itu adalah “relative”. Semboyan dari gerakan “Teologi Religionum” yang sering mereka kumandangkan adalah “Deep down, all religions are the same – different paths leading to the same goal”.[2]

4.Jadi Teologi Religionum ini adalah suatu gerakan yang sangat berbahaya di dalam menghancurkan identitas iman Kristen dan juga menjadi tantangan bagi iman Kristen.

Uraian lebih lanjut baca di
http://www.grii-andhika.org/makalah/finalitas_karyayesus.htm

TOLERANSI BERAGAMA DALAM PANDANGAN KRISTEN
1.Bagaimana seorang Kristen bisa beriman secara eksklusif tapi pada saat yang bersamaan ia tidak menjadi arogan dan semena-mena terhadap agama lain, sebaliknya dapat mengembangkan semangat hidup yang penuh bertoleransi. Hal ini penting untuk kita pelajari karena kaum pluralis maupun inklusiv seringkali menuduh orang Kristen yang berpaham eksklusif sebagai kaum fundamentalis yang arogan dan tidak tahu bertoleransi dengan agama lain.

2.Orang Kristen harus berpegang teguh pada iman eksklusivnya sekaligus hidup bertoleransi dengan orang beragama lain. Lalu bagaimana kedua hal itu bisa berjalan bersamaan dan tidak saling menidakan? Di sinilah kita harus kembali melihat bagaimana memahami toleransi yang sesungguhnya, yang alkitabiah.

3.Henry Efferin – Jadi di dalam memahami toleransi, kita perlu membedakan antara menerima seseorang yang berbeda pandangan atau agama dengan menerima isi kepercayaannya sebagai kebenaran. (Perjuangan Menantang Zaman, hal. 121).

4.Stevri I Lumintang – Toleransi yang alkitabiah tentu, dianalogikan dengan sikap Allah kepada manusia berdosa, bahwa Allah toleran kepada manusia karena kasih-Nya, namun Allah intoleran terhadap dosa manusia. Mengasihi orang yang berbeda agama bukanlah berarti menerima dan menjadikan keyakinannya sebagai keyakinan kita. (Theologia Ab-Abu, hal. 284).

5.Henry Efferin – Toleransi adalah suatu sikap terhadap seseorang dan bukan suatu ide. (Perjuangan Menantang Zaman, hal. 121-122).

6.Stevri I Lumintang – Toleransi pada hakikatnya adalah berkenaan dengan sikap terhadap orang, bukan terhadap pikiran orang. Maka itu, sikap Kristen yang berdasarkan kasih haruslah tertuju kepada orangnya. Toleransi dalam hal ini ialah toleransi sikap, toleransi sikap hati, bukan toleransi keyakinan atau kebenaran. (Theologia Abu-Abu, hal. 284-285).

Uraian lebih lanjut baca di

Posted by Esra Alfred Soru I on Thursday, September 10, 2015