1.Ciri-ciri kesembuhan ilahi:
1.1.Kesembuhan itu harus terjadi secara langsung / seketika.
Ada yang menganggap Mark 8:22-25 sebagai dasar untuk percaya akan adanya kesembuhan ilahi yang terjadi secara bertahap (melalui suatu proses). Memang dalam Mark 8:22-25 itu terjadi 2 tahap kesembuhan, tetapi selang waktunya hanyalah bebe-rapa detik, sehingga sebetulnya tetap merupakan kesembuhan seketika (bukan proses).
1.2. Kesembuhan itu harus bersifat total (penyakitnya sembuh total).
Dalam Kitab Suci semua kesembuhan ilahi terjadi seperti itu. Tidak ada orang lumpuh, yang setelah mengalami kesembuhan ilahi, lalu bisa berjalan tetapi pincang! Tidak ada orang buta, yang setelah mengalami kesembuhan ilahi, lalu bisa melihat tetapi harus menggunakan kaca mata minus 15! Tidak ada orang tuli, yang setelah mengalami kesembuhan ilahi, lalu bisa mendengar tetapi harus menggunakan hearing aids (= alat bantu untuk mendengar)!
1.3.Penyakitnya tidak boleh kambuh.
Dalam Kitab Suci tidak pernah ada orang yang setelah mengalami kesembuhan ilahi, lalu kambuh lagi penyakitnya! Bahkan 9 orang kusta yang tidak tahu terima kasih dalam Luk 17:11-19 juga tidak kambuh penyakitnya.
Tetapi jaman sekarang, sering sekali ada orang yang katanya mengalami kesembuhan ilahi, tetapi lalu kambuh kembali penyakitnya. Ini pasti bukan kesembuhan ilahi, tetapi kesembuhan psikologis!
1.4. Tidak menggunakan dokter / obat.
Semua kesembuhan ilahi dalam Kitab Suci tidak menggunakan obat / dokter.
2.Ksembuhan ilahi dan pertobatan
Dalam suatu kesembuhan ilahi, tidak harus terjadi pertobatan dari orang yang disembuhkan itu. Itu memang bisa terjadi, tetapi tidak selalu terjadi.
Misalnya dalam Luk 17:11-19, kesembilan orang kusta yang tidak tahu berterima kasih itu jelas sekali tidak bertobat! Tetapi mereka toh mengalami kesembuhan ilahi!
3.Menggunakan benda-benda??
Yesus (Mat 9:20-22 Mat 14:34-36). Sapu tangan / kain Paulus (Kis 19:12). Ayat-ayat Kitab Suci ini dipakai sebagai dasar oleh pendeta atau penginjil untuk melakukan hal yang serupa!
Contoh: Penginjil Televisi dari Amerika Serikat, Oral Roberts, pernah mem-bagikan 6 juta kantong plastik berisi air kepada semua pengikut-nya di seluruh Amerika, dan lalu dalam siaran TV ia mengajak mereka bersama-sama untuk memecahkan kantong plastik itu pada bagian tubuh yang sakit untuk menyembuhkannya.
Hal yang harus diperhatikan adalah: Kitab Suci tidak pernah menyuruh untuk menggunakan benda apapun sebagai sarana kesembuhan.
4.Tujuan Mujizat. Thomas R. Edgar mengatakan: Mujijat dilakukan pertama-tama untuk meneguhkan Injil dan hanya secara sekunder untuk keuntungan si penerima mujijat) – ‘Miraculous Gifts’, p 99.
Misionaris-misionaris yang melayani di daerah-daerah dimana ke-kristenan sama sekali tidak dikenal, bisa saja diberi karunia ke-sembuhan oleh Tuhan untuk membuktikan bahwa mereka memang utusan Tuhan.
5.Siapa Yang Mendoakan Orang Sakit? Dalam Yak 5:14-16, Tuhan sudah memberitahu apa yang Ia kehendaki untuk kita lakukan pada waktu kita sakit. Kita harus memanggil tua-tua, yang akan berdoa dan memberi obat (minyak). Mengapa Tuhan tidak menyuruh kita untuk pergi kepada orang yang mempunyai karunia kesembuhan? Karena mendoakan orang sakit bukan monopoli orang yang mempunyai karunia kesembuhan . Kita membaca juga bahwa jemaat dapat mendoakan untuk orang sakit seperti isi doa di Kis.Rasul 4:30 – Ulurkanlah tanganMu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda tanda mujizat oleh nama Yesus, HambaMu yang kudus,”
Renungan:
Bicara mengenai kesembuhan ilahi memberi penghiburan bahwa kita mempunyai Allah yang mahakuasa. Ketika dokter sudah angkat tangan, maka kita dapat me minta Allah BApa untuk turun tangan mengadakan intervensi mendobrak segala kebuntuan pengobatan dan memberikan kesembuhan ilahi. Sebagai jemaat dan orang percaya kita juga dapat dipakai Tuhan untuk ikut mendoakan orang sakit dan mengulangi doa jemaat di Kisah Rasul 4:30: Ya Tuhan Bapa ulurkanlah tanganMu untuk menyembuhkan saudara — sebutkan namanya …..dan adakanlah tanda mujizat oleh nama Yesus , hambaMu yang kudus. Ini adalah doa permohonan dan bukan perintah kepada Tuhan, sehingga dipenghujung dari semua doa doa kita juga harus berkata: KehendakMu jadilah. Terpujilah NamaMu.Amin.