Dalam pembahasan tentang krisis ateisme, Cootsona dengan baik memaparkan pemikiran Lewis ketika ia bergulat dengan pemikiran ateisme. Dalam hal ini Lewis memberikan argumentasi yang mendukung keberadaan Allah. Berkaitan dengan argumentasi yang dibangun Lewis, Cootsona juga menunjukkan bagaimana Lewis menggunakan metode apologetikanya, yaitu pengandaian (supposition). Cootsona menolong pembaca untuk mengerti apologetika Lewis terhadap ketidak-konsistenan atau argumentasi yang “self-defeating” dari materialisme filosofis (hlm. 31). Selain itu, Cootsona juga menjelaskan bagaimana Lewis akhirnya menemukan bahwa keinginan atau kerinduannya akan sebuah sukacita (Joy) menunjuk dan hanya bisa dipuaskan pada masa konsumasi (hlm. 53). Pemaparan dilanjutkan kepada hasil pengamatan Lewis yang mendapati bahwa manusia memiliki kepekaan moral yang menunjuk kepada keberadaan sebuah nilai objektif dan “the divine Lawgiver” (hlm. 64).
SUMBER:
Cootsona, Gregory S. C. S. Lewis and the Crisis of a Christian. (Louisville:John Knox, 2014), 169 halaman.