KRISIS KEHIDUPAN KRISTEN 1

Manusia sering mengalami krisis dalam kehidupannya. Krisis ini terkadang bisa membawa seseorang menjadi lebih baik atau lebih buruk; menjadi semakin teguh memegang iman kekristenan atau melepaskannya. Krisis hidup juga dialami oleh Gregory S. Cootsona, seorang Kristen yang kini menjadi seorang dosen Religious Studies and Humanities di California State University. Peraih gelar Ph.D dalam Systematic and Philosophical Theology and the Philosophy of Religion dari Graduate Theological Union ini mengatakan bahwa C. S. Lewis telah menolongnya melewati krisis-krisis iman yang dialaminya. Cootsona mendapati bahwa refleksi Lewis atas krisis-krisis yang dialami dalam hidupnya sekitar satu abad yang lalu masih relevan bagi hidup Cootsona sendiri maupun setiap orang kristen pada zaman ini. Ia berpendapat demikian karena menurutnya krisis ateisme, krisis iman Kristen, dan krisis kehidupan kristen yang dulu pernah dialami Lewis adalah krisis-krisis yang juga dialami oleh orang kristen masa kini, khususnya dalam konteks “post-Christian” di Amerika (hlm. 13). Oleh karena relevansi yang kuat tersebut, Cootsona ingin membagikan perjalanan iman Lewis dengan harapan bisa menjadi tuntunan bagi pembaca melewati krisis iman yang dialami (hlm. 1).

SUMBER:  Cootsona, Gregory S. C. S. Lewis and the Crisis of a Christian. (Louisville:John Knox, 2014), 169 halaman.      

https://ojs.sttaa.ac.id › JAA › article › download