PASAL 2:1-11 KUTUK ATAS ORANG YANG MENINDAS
(Ayat 1-5) Mikha menyatakan malapetaka atas orang tertentu yang cukup berkuasa untuk memeras orang lain supaya mencapai tujuan mereka yang mementingkan diri sendiri.
Mereka adalah tuan tanah yang membeli atau merampas ladang demi ladang; mereka tidak ragu-ragu untuk menipu orang lain agar menambah tanah milik harta mereka. Karena hatinya sudah mengabdi pada keserakahan, mereka tidak peduli lagi akan penderitaan yang diakibatkan pada orang lain.
Allah mempunyai rencana bagi mereka; mereka akan menuai apa yang mereka taburkan. Allah akan mengirim Asyur untuk merampas tanah mereka dan membawa mereka ke dalam pembuangan.
Kekuasaan mereka juga bisa diterjemahkan sebagai allah mereka artinya mereka menjadikan kekuaasaan tertinggi yang mereka akui. Nubuat yang disampaikan oleh Nabi Mikha ditolak oleh para pendengarnya secara menghina, janganlah ucapkan nubuat kata mereka. Menurut orang-orang yahudi nubuatan itu adalah omong kosong, karena mereka merasa penghukuman tidak akan menimpa mereka. Itulah ungkapan orang-orang yang sombong, meterialisme, dan sudah keras hati.
(Ay 6) Dalam hal ini apakah boleh dikatakan Tuhan kurang sabar? (Ibr :qasar, har pendek) pertanyaan ini ialah pertanyaan otoritas. Sebenarnya Tuhan tentu tidak kurang sabar atau seperti inikah tidakannya? Hal ini menunjukan kepada tindakan-tindakan-Nya yang menghukum, sebenarnya hal itu bukan ciri watak-Nya dan bukan itu perlakuan yang Ia sukai terhadap umat-Nya, yakni Israel. Biasanya perkataan-perkataan-Nya itu mempunyai maksud yang sangat menguntungkan bagi umat pilihan-Nya kalau mereka mau hidup dalam keadilan . Tetapi kamu yang bangkit sebagi musuh terhadap umat-Ku (Ibr ETMUL: sebagai kata depan penunjuk yang artinya terhadapTERHADAP (ay 7). Mereka mungkin melakukan penyamunan ini terhadap pejalan-pejalan atau orang asing yang lewat di daerah mereka dengan tidak mengindahkan taurat mereka secara baik (Kel 22:21)
(Ay 8). Orang-orang Ibrani yang fasik ini diperintahkan untuk bangkit dan pergi sebagai buangan, karna tanah suci tidak dapat menahan kebejatan dan kejahatan mereka yang sangat menjijikan itu. Secara hurufiah seandainya seorang yang mengatakan omong kosong dan kata palsu, berkata-kata dan mereka-reka yang hampa dan dusta maka nabi-nabi palsu ini siap sedia untuk memberitakan kabar berkat-berkat duniawi dan nikmat-nikmat nafsu, dengan sama sekali tidak mengindahkan Tuhan dan Torat yang perlu untuk kemakmkuran, ketahanan dan keamanan bagi suatu bangsa.
Ayat 12-13: JANJI TENTANG KESELAMATAN
Janji ini diberikan kepada sisa-sisa orang Yehuda yang takut akan Tuhan dan sungguh-sungguh dalam Tuhan dengan memegang printah-Nya, karena Tuhan mempunyai kata-kata yang benar dan memberi semangat bagi mereka yang taat kepada-Nya. Pengharapan Israel tidak terdapat pada keberhasilan yang langsung secara politis atau pada pembaharuan tata susila. Kemurtadan mereka pada zaman Ahas sudah terlalau jauh, walau untuk sementara waktu berkurang pada zaman Hizkia dan Yosia. Tapi masa datang mereka dipautkan kepada golongan kecil orang beriman yang sungguh, yang akan tetap setia kepada Allah melalui penderitaan berat yang akan datang yaitu malapetaka secara kemiliteran dan pembuangan. “dengan sungguh-sungguh aku akan mengumpulkan engkau seluruhnya hai Yabub, yaitu sisa Israel”.
Kata Penerobos dari kata Ibrani Paras yang artinya “membuat lobang” ungkapan ini menunjukan kepada Allah sebagai pembebas umat-Nya dari pembuangan babel. ( kata ini pertama kali dipakai sebagai gelar Mesias (Obj 21), kira-kira pada abad ke 9 SM). Kemungkinan besar, ini menunjuk kepada Mesias. maka janji ini merupakan penyataan Allah yang memberi semangat untuk umat-Nya, bukan janji palsu tetapi janji sebuah kepastian keselamatan itu bagi orang-orang percaya.
Mi 2:1-13 – CUKUPKANLAH DIRIMU !
Materialisme ternyata bukan hanya merajai manusia zaman ini. Orang-orang pada zaman Mikha pun dirasuki dosa itu (ayat 1-2). Orang-orang Yehuda yang kaya menam-bah harta dengan cara jahat. Mereka menyalahgunakan kekuasaan dengan memaksa orang lain keluar dari rumahnya bila mereka menginginkannya. Ketamakan membuat mereka iri atas segala sesuatu yang dimiliki orang lain. Ini bertentangan dengan Hukum Taurat yang terakhir, yang berkata, “Jangan mengingini rumah sesama-mu….” (Kel. 20:17).
Materialisme berakar dari ketamakan. Tamak berarti iri dan menginginkan milik orang lain. Itu berarti tidak puas atas pemberian Tuhan. Atau dengan kata lain \’tidak tahu bersyukur\’. Tamak membuat orang melakukan apa saja untuk memperoleh apa yang mereka inginkan.
Namun Allah tidak tinggal diam. Penghakiman akan datang (ayat 3-5)! Tidak terelakkan! Mereka akan menuai apa yang telah mereka tabur. Harta yang mereka miliki selama itu akan lenyap. Asyur dan Babel akan menyerang negeri itu dan mengambil semua harta benda mereka. Mereka akan mati, jauh dari tanah mereka dan terpisah dari tanah dan rumah yang telah mereka bangun.
Mungkin kita tidak termasuk orang yang menghalalkan segala cara untuk menguasai harta orang lain yang kita inginkan. Namun bagaimana kekhawatiran kita tentang harta? Kita hidup dalam zaman konsumerisme. Para pemilik industri paham kelemahan kita. Mereka tahu cara meyakinkan kita untuk mengikuti tren agar bisa seperti orang-orang rupawan yang tampil dalam iklan. Atau bagaimana perasaan kita ketika tetangga membeli mobil baru? Rasul Paulus mendorong kita untuk mencukupkan diri dengan apa yang kita miliki (1Tim. 6:6-10). Ia memperingatkan bahwa hasrat untuk kaya bisa membinasakan manusia. Kabar baik bagi kita adalah kita dapat bertobat dari ketergantungan pada harta atau obsesi pada sesuatu yang belum kita miliki. Kiranya Tuhan menolong kita untuk merasa cukup dengan milik kita sekarang.
SUMBER :
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=33&chapter=2&verse=1
http://stephenjois.blogspot.co.nz/2014/02/tafsiran-kitab-mikha-pasal-1-7-oleh.html