LAKUKANLAH PEKERJAAN TUHAN
Yeremia 1: 4-10
Pendahuluan
Nabi Yeremia adalah anak Imam Hilkia dari Anatot-Tanah Benyamin. Yeremia adalah salah seorang Nabi besar di Perjanjian lama. Arti nama Yeremia ialah: “Tuhan Adalah Tinggi (Luhur).” Pelayanannya meliputi masa waktu 40 tahun, sekitar tahun 626 SM-587 SM; pada pemerintahan raja Yehuda: Raja Yosia, Yoahas, Yoyakhin, Yoyakhim dan Zedekia. Pada masa itu kerajaan-kerajaan sekitar Yehuda mulai berkembang, dan bangkit ingin menguasai Yehuda. Kerajaan tersebut antara lain: Asyur, Mesir dan Babel
Situasi Yehuda pada saat itu berada dalam krisis moral, kepemimpinan, agama, tidak memperdulikan hak-hak orang miskin, janda, yatim piatu, dll. Dalam situasi yang demikianlah Yeremia dipanggil Allah dengan tugas: “Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam.
Uraian Nats: Yeremia 1: 4-10
Ayat 5 – Menguduskan: Kata ini berarti bahwa Yeremia ditetapkan untuk memainkan pernan yang khusus dalam rencana TUHAN. Jadi, tidak diartikan bahwa Yeremia disucikan secara batin. Nabi: Tugas seorang nabi ialah menerima firman dari Tuhan dan memberitahukannya kepada orang-orang lain. Yeremia justru untuk tugas yang demikian.
Ayat 6 – Muda: Kata ini tidak menjelaskan umur Yeremia secara persis. Tetapi kemungkinan besar bahwa Yeremia belum berumur 20 tahun, sebab di Israel kuno biasanya seseorang kawin pada umur 18 atau 19 tahun dan Yeremia tidak kawin karena pemanggilannya/panggilannya (16: 1-2). Diperhadapkan dengan tugas yang berat ini, Yeremia mengajukan protes/keberatan. Alasannya bahwa dia masih muda, merasa belum matang dan belum sanggup, sebab di Israel kuno tua-tualah, bukan pemuda yang memberi perintah dan nasihat yang patut dihormati. Yeremia mempunyai sifat yang sensitif dan dia ingin hidup dengan tenang sehingga tidak disalahpahami, dibenci dan diolok-olokkan. Pergolakan antara kehendak Yeremia dan kehendak Tuhan telah mulai pada saat itu dan akan berlangsung lama.
Ayat 7 – Dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Tuhan tidak membebaskan Yeremia dari tugasnya karena keberatannya itu; sebalikna, Dia tidak memberikan kepadanya pilihan lain, kecuali menanti kehendak-Nya. Tentu Yeremia akan mengalami perlawanan dan bahaya, tetapi dia tidak boleh takut karena Tuhan akan menyertai dan menolongnya.
Ayat 8- Janganlah takut kepada mereka. Yeremia selalu mengingat panggilan Tuhan padanya dan mengingat begitu besar kasih Allah padanya, yang menyertai dan memberikan kekuatan baginya. Karena tetap terngiang di telinganya janji-janji Tuhan pada waktu pemanggilannya mengatakan “jangan takut.” Janji inilah yang menguatkan hatinya sehingga dia tidak gentar dan takut, tetapi malah membuatnya ulet dan tangguh, karena bukan dirinya yang ditonjolkan tetapi Roh Tuhan yang menyertai, memberikan kekuatan untuk supaya rencana-Nya dapat tercapai di dunia ini.
Ayat 9 – Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.
Yeremia mengakui; Tuhan dapat melihat batin dan hati, dapat mengetahui yang benar dan salah, tidak ada rencana manusia yang tidak diketahui Tuhan, karena tidak ada yang tersembunyi dari hadapan Allah. Oleh karena itu Yeremia memasrahkan diri kepada tangan pengasihan Tuhan, segala tantangan, segala perkara, segalanya dipasrahkan kepada Tuhan; “sebab kepadamulah kuserahkkan perkaraku.” Yeremia mengetahui bahwa setiap perkataan-perkataan yang disampaikan kepada orang banyak adalah berasal dari Allah, bukan dari dirinya.
Ayat 10- Mencabut, merobohkan, membinasakan, meruntuhkan: Keempat kata kerja ini menunjuk kepada hukuman yang akan Tuhan jatuhkan atas bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan yang tidak taat. Membangun, menanam: kedua kata kerja ini menunjuk kepada keselamatan yang akan mengikuti hukuman tersebut.
RENUNGAN
Perikop ini jelas mengatakan bahwa barang siapa yang tidak mau hidup dalam terang Tuhan tidak akan mengalami penerangan dalam hidupnya. Bangsa yang selalu berpaling dari Firman Tuhan akan mengalami pembuangan dan jauh dari keselamatan. Tetapi bangsa yang selalu dekat dengan Firman Tuhan akan memperoleh keselamatan, bahkan Tuhan akan berkenan kepadaNya senantiasa. Sesungguhnya tidak ada damai yang sejati kalau tidak hidup bersama-sama dengan Tuhan. Sehingga tidak ada tawar menawar harus bulatkan hati dan tekad untuk hidup bersama-sama dengan Tuhan.
SUMBER:
http://psbrahmana.blogspot.co.nz/2013/01/khotbah-yeremia-14-10-minggu-3-februari.html