MENANTIKAN LANGIT BARU DAN BUMI YANG BARU
Yesaya 65:17-25
Bangsa Israel ketika didalam pembuangan tentunya mengharapkan pembebasan. Dalam proses pembebasan memerlukan waktu dan karena itu mereka harus sabar dalam menantikan sesuai dengan janji Tuhan. Janji Tuhan akan membuat Yerusalem yang baru yang tidak sama seperti sebelumnya. Yerusalem baru penuh kegirangan dan sorak-sorak, penuh sukacita, damai sejahtera, kelimpahan dan tidak ada yang berbuat jahat seumur hidupnya. Janji Tuhan kepada umat Israel sungguh hal yang menyukakan, karena mereka akan dibebaskan dari penderitaan dan tangisan dalam pembuangan. Jeritan umat Israel didengar oleh Tuhan. Umat Israel selalu diberkati oleh Tuhan.
PENGGALIAN TEKS
Aa.19b–25 merincikan kondisi itu.
1.Pertama, duka tidak ada lagi, karena setiap orang mencapai tujuan hidupnya (19b–23). Hal itu dilihat dalam dua aspek: tidak ada mati muda, entah sebagai bayi (sangat sering pada zaman itu) entah sebagai masih muda; malahan umur manusia akan seperti pohon.
Kemudian, tidak ada “bersusah-susah dengan percuma”, sebagaimana digambarkan dalam a.21. Ayat itu membalikkan pengalaman perang dan pembuangan di mana rumah dan kebun yang dikerjakan menjadi milik orang lain. Kedua aspek itu disimpulkan dalam “umur suntuk”, atau dalam bahasa aslinya, “hari-harinya penuh”. Kepenuhan itu bukan saja soal kuantitas tetapi juga kualitas: setiap orang akan mencapai semua hal yang semestinya dari kehidupan yang sejati. Hal itu terjadi sebagai umat penerima berkat Tuhan.
2.Kedua, kondisi baru itu dilihat dalam jarak yang hilang antara Allah dan manusia dalam soal permohonan.
Ketiga, bahkan dunia binatang akan mencerminkan kondisi damai yang berlaku “di segenap gunung-Ku yang kudus”. Gambaran itu menjadi dasar untuk seruan untuk bertobat dalam p.66 (66:22).
PEMENUHAN NUBUAT
1.Ketika bangsa Yehuda kembali ke Yerusalem dan akhirnya dapat membangun kembali Bait Allah sampai kepada zaman Tuhan Yesus pemenuhan nubuat diatas belum sepenuhnya dipenuhi.
1.1.Mereka yang menganut ajaran Kerajaan Seribu Tahun meyakini itu semua akan terwujud pada masa yang akan datang pada zaman Kerajaan Seribu Tahun.
1.2.Bagi denominasi lain berpendapat itu akan terlaksana ketika Tuhan Yesus datang kedunia untuk kedua kalinya dimana Yerusalem Baru turun dari Sorga tanpa melewati proses Kerajaan Seribu Tahun dimasa depan. Bersamaan hadirnya Yerusalem Baru maka diciptakan juga langit baru dan bumi baru. Denominsi ini percaya bahwa Kerajaan Seribu Tahun harus diartikan secara rohani bahwa kini juga Kerajaan Seribu Tahun telah berlangsung dimana Yesus bertahta di Sorga duduk disebelah kanan Allah.
2.Pemahaman tentang langit baru , bumi baru dan Yerusalem Baru akan lebih diperjelas dan diperkaya lagi kalau kita membaca penglihatan Yohanes ketika dibuang ke Pulau Patmos.
Yohanes meilhat langit yang baru dan bumi yang baru (Wahyu 21:1), lalu . “Kota yang udus, Yerusalem yang baru, turun dari Sorga, dari Allah” (Why.21:2). Di Yerusalem yang baru tidak da tangisan dan ratapan sebab yang lama telah berlalu (bdk.Why.21:4). Ini sudah memasuki masa kekekalan dimana kemah Allah ada ditengah umatNya (Wahyu 21:3)
3.Kalau pemahaman langit baru, bumi baru dan Yerusalem baru di Wahyu 21 kita terima sebagai penjelasan tambahan Yesaya 65 maka kesimpulan dapat kita buat bahwa Yesaya 65 pun merujuk ke masa depan , masa kekekalan, yang ditunggu oleh semua orang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus baik orang Yahudi maupun non Yahudi.
Catatan: Kitab Yesaya terdiri dari 66 fasal dan Alkitab 66 buku. Kitab Yesaya diakhiri dengan janji langit baru bumi baru, demikian juga kitab terakhir Alkitab yaitu Kitab Wahyu mengakhiri dengan janji langit baru bumi baru.
APLIKASI.
Bangsa Yehuda dalam pembuatan menantikan pembebasan. Kita juga hidup dalam dunia yang penuh dengan kebencian, pembunuhan, peperangan dan berbagai musibah, kita juga menantikan pembebasan dan kemerdekaan. Berita sukacita bagi kita bahwa pembebasan, kemerdekaan dan sukacita akan didatangkan Tuhan Yesus dengan didatangkannya langit baru, bumi baru dan Yerusalem baru.
Dengan demikian sebagai umat yang percaya kita bersama menantikan dengan sabar semuanya itu dengan penuh kesetiaan, ketaatan pada firman Tuhan sambil menjaga kekudusan hidup dan melaksanakan segala misi yang dipercayakan kepada kita sekalian.