LEMPARKANLAH ROTIMU KEAIR


LEMPARKANLAH ROTIMU KEAIR
Pengkhotbah 11:1 mengatakan, “Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatkannya kembali lama setelah itu.” Firman Tuhan mengatakan roti yang engkau lemparkan ke air itu baru akan engkau dapat kembali lama sesudah itu, tetapi tidak berarti kita berhenti untuk menabur, berhenti untuk memberi dan melakukan sesuatu yang baik.

Ayat ini unik, karena kita sama-sama tahu melempar roti ke air itu seolah tidak ada manfaatnya. Kalau kita melemparkan roti ke air, dia akan segera mengalir terbawa arus, bukan? Atau kalau kita melemparkan roti ke air, biasanya bebek dan ikan akan segera memakannya. Atau roti akan segera hancur di air dan tidak ada lagi.

Ini adalah satu ilustrasi yang penting dan indah mengingatkan kita jangan terus memakai kalkulasi dan hitung-hitungan untung rugi pada waktu kita mengerjakan pekerjaan yang baik. Jangan pernah keluarkan itu dalam hati motivasi melakukan sesuatu itu, di dalam memberikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan, membawa mereka di dalam doa, membimbing orang untuk tetap setia kepada Tuhan, di dalam melayani di gereja, itu tidak akan pernah menjadi sia-sia.

Itu adalah suatu “investasi” di dalam pekerjaan Tuhan. Kita tidak bisa segera lihat hasilnya itu karena lama dan panjang waktunya. Mungkin kita tidak lihat banyak daripada hasil itu tetapi pada waktu satu orang saja datang kepadamu dan orang itu mengeluarkan kalimat syukur kepada Tuhan karena apa yang kita kerjakan mungkin puluhan tahun yang lalu menjadi sesuatu yang merubah hidup dia, menjadi sesuatu yang berguna baginya, membuatnya tercegah dari jalan yang salah, akhirnya hatinya kembali kepada Tuhan. Itu adalah suatu sukacita yang tidak bisa diganti dengan apa pun juga.

Memberikan bukan hanya satu dua kali, tetapi berkali-kali dengan generous dan murah hati. “Berikanlah bahagian kepada tujuh bahkan kepada delapan orang…” (Pengkhotbah 11:2), Pengkhotbah memakai kata “portion” yang mempunyai konsep khusus di dalam Perjanjian Lama yang mengacu kepada kebaikan hati kita, generosity yang harus keluar dari hidup kita yang memang jatuh kepada tangan yang mungkin tidak bisa membalas dan mengembalikan kebaikan kepada pemberinya

SUMBER:
http://www.recisydney.org/2016/05/di-dalam-tuhan-tidak-ada-yang-sia-sia/