MAKNA BAPTISAN


MAKNA DARI BAPTISAN
(THE MEANING OF BAPTISM)
Dr. W. A. Criswell
http://www.wacriswell-indo.org/roma%2020%20-%20makna_dari_baptisan.htm
Roma 6:1-5

1. Sekarang berdasarkan makna dari Kitab Suci: Di dalam bagian yang saya baca itu, Paulus tidak secara langsung berbicara tentang baptisan. Di dalam pasal enam Kitab Roma ini, tidak untuk mempresentasikan sebuah eksegesis atau sebuah eksposisi dari tujuan dan mode serta makna dari baptisan. Dia melakukan sesuatu yang lain. Dia berbicara tentang sesuatu yang lain.
Dan dia menggunakan baptisan sebagai sebuah ilustrasi dari sesuatu itu. Tetapi cara dia menggunakan ilustrasi itu sangat penting, sangat jelas, sangat cocok, sangat sesuai, yang sangat berguna di tangan setiap manusia Allah untuk memggambarkan secara tepat apakah baptisan itu, bagaimana seharusnya baptisan dilakukan, maknanya dan metodenya.

2.Sekarang apa yang menjadi latar belakang Paulus dalam menulis awal teks ini, dari pasal enam kitab Roma.
dia mengatakan: “Bolehkah kita bertekun dalam dosa supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak. Sesuatu yang tidak dapat dipikirkan. Adalah mustahil untuk melakukan hal itu. Di sana ada sebuah alasan yang sangat penting: kita telah mati terhadap dosa. Kita tidak dapat lagi hidup dalam cara itu karena kita telah mati bagi dunia ini dan juga kita telah mati terhadap dosa. Adalah tidak mungkin bagi kita untuk hidup lagi di dalamnya.

3.Dan kemudian, dia menggunakan ilustrasi tentang baptisan. Firman Tuhan berkata baptisan adalah sebuah penguburan. Itu merupakan sebuah penguburan. Baptisan adalah sebuah penyelaman dan melambangkan penguburan. Penguburan terhadap kehidupan yang lama, tubuh yang lama, pandangan yang lama, kasih yang lama dan dosa yang lama. Semuanya itu telah di kuburkan, di singkirkan dan di jauhkan dari pandangan.
Tetapi baptisan juga adalah sebuah kebangkitan, di bangkitkan kembali. Apakah itu? Baptisan adalah sebuah kebangkitan untuk sebuah hidup yang baru, sebuah fase yang baru, sebuah pengharapan yang baru, sebuah tujuan yang baru, sebuah kejayaan, sebuah kemenangan yang baru di dalam Kristus Yesus.

4.Jadi dia mengambil ilustrasi dari baptisan dan berkata:

Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Catatan Tafsiran
1.Dr.Criswell sebagai Pdt. Gereja Baptis dalam uraian selanjutnya mencoba untuk memberi argument tentang baptisan dengan cara di selamkan. Ini dikatakan sebagai metode yang telah ditetapkan Tuhan.
Padahal pada butir nomer 1 diatas dia sendiri telah mengatkan: “Sekarang berdasarkan makna dari Kitab Suci: Di dalam bagian yang saya baca itu, Paulus tidak secara langsung berbicara tentang baptisan. Di dalam pasal enam Kitab Roma ini, tidak untuk mempresentasikan sebuah eksegesis atau sebuah eksposisi dari tujuan dan mode serta makna dari baptisan. Dia melakukan sesuatu yang lain. Dia berbicara tentang sesuatu yang lain.
2.Jadi kembali harus digaris bawahi dan ditekankan Roma fasal 6 bukan memberi petunjuk dan bimbingan bagaimana harus membaptiskan yaitu dengan cara selam. Yang dibicarakan dalam Roma fasal 6 adalah suatu realita yang dahsyat yaitu MANUSIA YANG BERDOSA didalam Kristus dijadikan MANUSIA BARU melalui symbol penguburan manusia lama dan kebangkitan manusia baru.

3.Pokok pemikiran ini yang harus kita pegang dan pertahankan yaitu kita sebagai manusia baru adalah hasil penguburan manusia yang lama dan dibangkitkannya manusia baru, sehingga sebagai manusia baru jangan lagi hidup dengan mengamalkan dosa. Ini pemikiran pokok yang hendaknya dipegang dan dipahami.

4.Kemudian kalau ada denominasi yang memakai cara selam dalam baptisannya dipersilahkannya untuk melakukannya sejauh memahami itu adalah perbuatan simbolis .
Tuhan Yesus ketika memerintahkan penginjilan dan baptisan tidak memerinci tentang cara baptisan (Matius 28:18-20). Istilah baptizo yang berarti menenggelamkan tidak dapat dipakai sebagai dasar mutlak yang mengharuskan seseroang kalau baptis harus diselamkan.
Baptisan dengan cara pemercikkan air juga merupakan perbuatan simbolis yang berarti menyucikan (artinya hidup dosa dicuci dan dibersihan) -baca pemercikkan di Kel.29:21 ; Imamat 8:11 . Oh ya kita harus menghentikan bicara baptisan disini Karena Roma 6 tidak dimaksudkan untuk membicarakan cara membaptiskan seseorang. Sekali lagi yang mau dibicarakan adalah Manusia Lama dan Manusia Baru. Manusia baru tidak boleh mengamalkan dosa lagi.