MARIA 2


MARIA 2
P: Dalam Lukas 1:38, jika Maria menolak, akankah Allah tidak dapat menebus manusia?
J: Tidak. Allah menggunakan manusia sebagai alatNya, tapi Allah tidak terbatas untuk menggunakan orang-orang tertentu. Mordekai memahami ini dengan baik dalam Ester 4:14.
Berbicara menurut hipotesis, tidak akan menjadi masalah bagi Allah untuk datang dengan rencana alternatif. Mungkin Ia dapat memilih perempuan lain, dan yakin bahwa ia mengembangkan sifat menjadi ibu yang baik bagi Yesus.
Dalam realitas, Allah mengetahui setiap hari dalam kehidupan kita sebelum kita ada (Mzm 139), termasuk setiap keputusan yang kita buat, dan setiap keputusan yang Maria buat. Oleh karena itu, Allah tidak memerlukan rencana alternatif.

P: Apakah Lukas 1:48 menunjukkan kita diajarkan untuk memuliakan Maria di atas semua perempuan?
J: Tidak. Maria adalah penerima karunia Allah, bukan sebuah sumber dari karunianya sendiri. Empat hal untuk pertimbangan dalam jawaban.
Bahasa Yunani tidak mengatakan kita diajarkan untuk mendoakan diatas seluruh perempuan, tapi bahwa ia adalah perempuan paling terberkati dengan menjadi ibu Yesus.
Yael adalah perempuan yang paling terberkati dalam Hakim-Hakim 5:24 karena ia membunuh Sisera. Jika anda berpikir anda harus memuliakan Maria karena kalimat dari Lukas 1:48, anda tidak seharusnya melupakan untuk memuliakan Yael sebagai perempuan yang paling terberkati sebelum Maria, karena kalimat dari Hakim-Hakim 5:24.
Ketika orang-orang bijak datang bersujud dan menyembah Yesus. Tidak dikatakan mereka menyembah atau memuliakan Maria.
Ingatlah, Maria menyembah anaknya juga.
Akhirnya, dalam Kis 1:13-14, ketika murid-murid bersama-sama dan Maria sang ibu Yesus juga ada di sana, mereka semua berdoa pada Allah, tidak ada yang berdoa atau memuliakan Maria.

P: Dalam Lukas 1:47, bagaimana Maria menjadi yang paling terberkati diantara perempuan?
J: Maria adalah yang paling terberkati dengan menjadi ibu dari bayi Yesus. Maria tidak mengatakan “hatiku bergembira”, tapi justru “hatiku bergembira karena Allah”. Orang-orang Kristen akan selalu mengingat dan menghormatinya sebagai orang yang merawat Yesus.

Diluar dari kitab suci beberapa tanda yaitu bahwa ia tanpa dosa, mengandung dengan baik sekali, seorang perawan seumur hidupnya, ia dipenuhi kemurahan atau ia diangkat ke Surga. Kitab Suci tidak pernah memanggilnya sebagai rekan mediator, rekanan penebus, atau bahwa kita harus memuliakannya. Penulis Kristen dari zaman pra-Nisene tidak terbiasa dengan gagasan bahwa Maria menjadi seorang rekanan mediator atau rekanan penebus, atau apa yang dipikirkan banyak untuk memuja Maria.

Itu benar tapi ambigu untuk menyebut Maria “ibu Allah” sebagaimana Dewan Efesus katakan. Tidak mungkin Maria adalah ibu Allah Bapa atau Roh Kudus. Nestorius pada awalnya menentang mengatakan Maria adalah ibu Allah, tapi kemudian ia menerima sebutan itu, walaupun dengan keseganan.
Maria sejatinya adalah ibu Tuhan, karena ia adalah ibu Yesus. Namun, Yesus berada di Surga sebelum Maria diciptakan, dan Maria bukanlah ibu dari Allah Bapa atau Allah Roh. Daripada mengatakan Maria adalah ibu Allah, lebih cocok disebut Maria adalah ibu dari Putra Allah.

Sumber
http://www.muslimhope.com/Indonesian/BibleAnswers_Indonesian/LukeQA_Indonesian.htm