MEMINTA HIKMAT


MEMINTA HIKMAT DALAM MENJALANI PENCOBAAN
YAKOBUS 1:2-8

PENCOBAAN
1) Kata ‘pencobaan’ dalam Kitab Suci mempunyai bermacam-macam arti:
1.1.Sesuatu yang dimaksudkan untuk menjatuhkan kita. Ini datang dari setan: pencobaan di padang gurun terhadap diri Yesus (Mat 4:1-11). pencobaan dalam Yak 1:13.
1.2.Sesuatu yang dimaksudkan untuk menyucikan, mengangkat, dan menguatkan kita. Ini datang dari Tuhan, dan biasanya / seharusnya disebut ‘ujian’.
Dalam Yak 1:2 ini, pencobaan yang dimaksud adalah pencobaan dalam arti sebagai ujian berupa kesukaran yang akan menguatkan lihat butir 1.2. diatas.

2. Orang Kristen tidak terhindar dari kesukaran.
Dalam Yak 1:1 kita sudah mempelajari bahwa Yakobus menuliskan surat ini untuk orang Yahudi kristen yang tersebar di luar Palestina. Mereka terpencar dan mereka dibenci baik oleh orang Yahudi yang non kristen, maupun oleh orang / pemerintahan Romawi! Jelas sekali mereka menghadapi kesukaran / penderitaan! Bandingkan juga dengan Kis 14:22b Fil 1:29 2Tim 3:12.

FUNGSI PENCOBAAN BAGI ORANG KRISTEN
1.UNTUK MENGHASILKAN KETEKUNAN (ayat 3).
1. ARTI KETEKUNAN- Dalam bahasa Yunani digunakan kata HUPOMONE yang berarti ‘kemampuan bertahan dalam kesukaran, bukan dengan sikap sekedar bertahan (diam / pasif), tetapi dengan sikap sedemikian rupa sehingga mampu untuk menjadikan situasi / hal yang tidak menyenangkan itu menjadi sesuatu yang memuliakan Tuhan’.
2.Berbagai kemungkinan bersikap terhadap kesukaran
2.1.Menjadi marah, jengkel, bersungut-sungut, lari ke dalam dosa, mundur dari Tuhan, atau bahkan murtad. Ini jelas bukan ketekunan. Bertahan secara pasif / diam (tidak marah, tidak bersungut-sungut dsb). Ini memang masih lebih baik dari sikap pertama di atas, tetapi ini masih belum termasuk ketekunan seperti yang dimaksudkan dalam ay 2.
2.2.Tetap bersuka cita, memuji / bersyukur kepada Tuhan dan tetap hidup bagi kemuliaan Tuhan. Contoh: Paulus dan Silas dalam Kis 16:25, dan nabi Habakuk dalam Hab 3:17-18. Inilah ketekunan yang dimaksud dalam ay 2.

2.MENYUCIKAN ORANG KRISTEN (ay 4).
Ay 4 menunjukkan tujuan pemberian kesukaran itu, yaitu ‘supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan sesuatu apapun’ (jangan menafsirkan kata-kata ‘tak kekurangan sesuatu apapun’ secara jasmani, Kata-kata ini harus diartikan secara rohani, karena kata-kata ‘sempurna dan utuh’ juga bersifat rohani!). Sama seperti emas harus dibakar supaya menjadi murni, dan pohon anggur harus dibersihkan / dipangkasi supaya lebih banyak berbuah (bdk. Yoh 15:2b), maka orang kristen harus mengalami kesukaran supaya hidupnya bisa disucikan. Karena ada bermacam-macam dosa yang harus dibersihkan dari diri kita, seperti perzinahan, sombong, kemalasan, iri hati, pelit, pemarah, cinta uang dsb, maka Tuhan juga menggunakan ‘berbagai-bagai pencobaan’ (ay 2) untuk membersihkan dosa yang bermacam-macam itu.

CARA MENGHADAPI PENCOBAAN /KESUKARAN
1.Menganggap ‘sebagai suatu kebahagiaan’ (ay 2).
1.1.Kita tidak boleh hidup menuruti perasaan kita. Dalam mengalami kesukaran, kita cenderung untuk sedih, putus asa, kecewa, bahkan marah. Kita harus bertindak sesuai Rom 8:28 mengatakan bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia”. Kita harus hidup berdasarkan keyakinan tadi, misalnya dengan menyanyi memuji Tuhan, bersyukur dsb.
1.2.‘Menganggap sebagai suatu kebahagiaan’ juga berarti bahwa kita harus menghadapi pencobaan / kesukaran dengan hati yang gembira. Ini justru menyebabkan kita bisa menghadapi kesukaran tersebut! (bdk. Amsal 17:22 18:14). Bagaimana dengan kesedihan Kritus di taman Getsemani? Ia sedih bukan karena pencobaan, tetapi karena Ia tahu bahwa sebentar lagi Ia akan mengalami keterpisahan dengan BapaNya.

2. Meminta hikmat dari Tuhan (ay 5-6).
a) Dalam mengalami / menghadapi kesukaran, kita seringkali menjadi bingung karena kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Pada saat seperti itu, kita harus meminta hikmat dari Tuhan supaya kita bisa menghadapi kesukaran itu dengan cara yang benar.
b) Allah adalah sumber hikmat, dan Ia berjanji akan memberi¬kan hikmat asalkan kita mau memintanya kepadaNya (ay 5b). Dalam persoalan hikmat untuk menghadapi kesukaran, Ia memberikan janji bahwa Ia akan mengabulkan permintaan kita! Dan karena itu kita harus memintanya dengan beriman pada janjiNya, tidak dengan bimbang (ay 6-7)!
APLIKASI : Pernahkah saudara berdoa meminta hikmat untuk menghadapi kesukaran? Jangan terus berdoa supaya dibebas¬kan dari kesukaran, tetapi mintalah hikmat untuk bisa menghadapi kesukaran dengan cara yang sesuai dengan kehendak Tuhan!

SUMBER : http://www.golgothaministry.org/yakobus/yakobus_02.htm