Yoh.11:33-35
1.BaCAAN kita berada dalam konteks kematian Lazarus. Upacara pemakamannya dapat diperkirakan merupakan upacara sederhana dalam konteks local. Fokus bacaan mengarahkan kita kekuburan Lazarus dimana Lazarus sudah dikuburkan. Tetapi juga kita bukan mau membahas Lazarus yang telah meninggal tadi tetapi kepada yang berada dikuburan saat itu.
2.Pertama perhatian kita tertuju kepada Maria yang menemui Yesus yang datang berkunjung. Maria tersungkur didepan kaki Yesus dan berkata:”Tuhan sekiranya Engkau ada disini , saudaraku pasti tidak akan mati.”Dan pada ayat berikutnya yaitu YOhanes 11:33 dikatakan bahwa Maria itu menangis. Ia menangis untuk kematian Lazarus saudaranya dan menangis agak menyesal kalau saja Yesus datang lebih awal tentu Lazarus tidak akan mati.
3.Bicara tentang menangis dihubungkan dengan kematian adalah sesuatu yang seharusnya dimengerti dan diterima sebagai sesuatu yang wajar manusiawi. Ada orang orang yang spontan menangis terus ketika kematian orang terdekatnya ; pada pihak lain ada yang tidak menangis karena repot mengurus urusan pemakaman dan tidak sedikit mereka kemudian menangis setelah semua urusan beres. Setelah semua urusan beres baru dia merasa kehilangan orang terdekatnya yang tidak ada lagi disampingnya.
Menurut seorang pakar Bernama L. R. Aiken, Dying, Death and Bereavement . )Proses dan lamanya kedukaan pada masing-masing penduka selalu berbeda satu dengan lainnya. Ada yang sebentar berduka dan ada pula orang yang dalam waktu lama masih berduka. Mengapa hal itu dapat terjadi? Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang sangat memengaruhi kedalaman kedukaan yang dialami oleh setiap penduka. Menurut L. R. Aiken terdapat tiga faktor yang menyebabkan kedukaan yaitu: (1) hubungan individu dengan almarhum atau almarhumah; (2) kepribadian, usia dan jenis kelamin orang yang ditinggalkan sebagai para penduka dan (3) proses kematian.yang dialami orang yang meninggal
4.Pertanyaannya apakah orang KRsiten yang masih berduka dan menangisi walaupun sudah lewat beberapa beberapa bulan merupakan orang Kristen yang kurang beriman? Biasanya para penghibur kepada orang yang berduka berkata kepada yang dihiburnya: Sudah jangan sedih, almarhum atau almarhumah sudah senang di sorga Bersama Bapa disorga. Yang pastinya orang yang dihibur tadi tahu dan mengimani hal tersebut tetapi masih sedih dan menangis karena kehilangan yang dikasihinya. Apakah orang orang Kristen ini kurang beriman? Ada sebuah buku yang mencoba menjawab hal tadi. Judul bukunya : Faith Dosen’t Erase Grief.” Iman tidak menghapuskan kedukaan atau tangisan. Orang beriman masih dapat berduka dan menangis sepanjang mengingat akan kehilangan kekasih yang dialaminya. Buku ini meninjau kedukaan dari sudut Psikologi dan Alkitabiah.