MENELADANI YESUS.

filipi2
MENELADANI YESUS
FILIPI 2:1-11
1.Yesus sebagai Juru Selamat semua pihak mengakui dan mempercayainya.Dia juga sebagai Tuhan artinya yang menguasai hidup dan pemilik hidup juga dimengerti dan ditaati. Berikut ini dalam Filipi fasal 2 dihadap mukakan Yesus sebagai teladan. Urutan ini jangan dibalik dan ditempatkan sebagai nomer satu, Yesus sebagai teladan dan meniadakan dua yang terdahulu.. Kalau Yesus sebagai teladan saja maka kita menempatkan Yesus sejajar dengan tokoh tokoh agama lainnya yang dihormati sebagai teladan yang patut ditiru. Yesus sebagai teladan harus ditempatkan ditempat ketiga setelah kita percaya Yesus sebagai Jurusselamat dan Tuhan.
2. Filipi 2 membahas mengenai masalah kesatuan dan persatuan dalam jemaat dimana ada kecendereungan ancaman perpecahan. Walaupun sudah dipersatukan oleh pengorbanan Yesus dan dibeli dengan darah Kristus yang mahal, anggota jemaat masih hidup dalam dunia dimana kedagingan kadang kadang menonjol. Perasaan lebih tinggi dari yang lain, melihat diri lebih menonjol dan lebih dari itu merendahkan orang lain yang tidak se level dengan dirinya. Dalam suasana yang demikian hidup kesatuan menjadi terganggu. Maka rasul memberi nasehat bagaimaa memelihara kesatuan jemaat untuk mencegah perpecahan.
3.Nasehat nasehat praktis diberikan: sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji pujian yang sia sia. Sebaliknya dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari dirinya sendiri , dan janganlah tiap tiap orang memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga (Fil.2:2-4). Keberhasilan melaksanakan itu semua terletak pada kesediaan segenap anggota jemaat untuk meneladani Kristus. Kristus menjadi figur teladan dari luar dan dari dalam kita bersekutu dengan Yesus yang mati dan bangkit, sehingga hidup Kristus adalah hidup kita. Hidupku bukannya aku lagi tetapi Yesus yang hidup dalam aku (Gal.2:20)
TELADAN YESUS
4. Yesus adalah Allah. Ay 6: ‘walaupun dalam rupa Allah’. KJV: ‘being in the form of God’ (ada dalam rupa Allah).
4.1. Kata ‘being’ itu dalam bahasa Yunani adalah HUPARCHON dan ini menggambarkan seseorang sebagaimana adanya secara hakiki dan hal itu tidak bisa berubah. Karena itu, kalau dikatakan bahwa Yesus itu ‘being in the form of God’, maka itu berarti bahwa Yesus adalah Allah dan ini tak bisa berubah.
Allah memang mempunyai sifat tidak bisa berubah (Mal 3:6 Maz 102:26-28 Yak 1:17), karena kalau Ia bisa berubah, itu menunjukkan bahwa Ia tidak sempurna!
4.2. Juga kalau ay 7 yang mengatakan ‘mengambil rupa seorang hamba’ diartikan bahwa Yesus betul-betul menjadi manusia, maka konsekwensinya, ay 6 yang mengatakan bahwa Yesus ada ‘dalam rupa Allah’ haruslah diartikan bahwa Yesus betul-betul adalah Allah. Jadi Yesus adalah sungguh Allah yang menjadi sungguh sungguh manusia yang bias dilihat.
5. Yesus menjadi manusia (ay 6b-7).
Ay 6b-7 ini dijadikan dasar suatu ajaran sesat yang disebut Teori Keno-sis, yang mengatakan bahwa Anak Allah mengesampingkan sebagian / seluruh sifat-sifat ilahiNya supaya Ia bisa menjadi manusia yang terbatas. Contoh: Mat 24:36 menunjukkan Yesus tidak maha tahu.
Tetapi, Teori Kenosis ini harus kita tolak! Alasannya:
• Yesus adalah Allah dan karena itu Ia tidak bisa berubah (lihat no 1 di atas). Allah tidak bisa berhenti menjadi Allah, sekalipun hanya untuk sementara!
• Kalau Teori Kenosis itu benar, maka pada saat Yesus menjadi manusia, Allah Tritunggal istirahat, sementara Yesus bertindak sebagai manusia
• Kalau Teori Kenosis itu benar, maka Kristus bukanlah sungguh-sung-guh Allah dan sungguh-sungguh manusia! Ia hanya manusia biasa, tanpa keilahian! Dan kalau ini benar, maka penebusanNya tidak bisa mempunyai nilai yang tak terbatas.
6.KESIMPULAN : Teladan Yesus adalah:
• Rendah hati. Tidak egois. Rela berkorban demi orang lain.
• Tidak mencari keuntungan diri sendiri dengan ke ilahiannya (contoh tidak memakai kuasa ilahi untuk menjadikan batu sebagai roti ketika Ia lapar sehabis puasa 40 hari 40 malam )
Kalau kita mau menuruti teladan ini, maka:
a) Gereja akan bisa bersatu, dan kalau kita praktekkan dalam konteks rumah tangga, kantor dan masyaraat disanapun kita dapat memelihara kesatuan.
b) Sama seperti Yesus, kitapun akan ditinggikan oleh Allah (bdk. 1Pet 5:6).
Maukah saudara menuruti teladan Yesus?