MENOLAK FIRMAN TUHAN

MENOLAK FIRMAN TUHAN
Yeremia 36:1-32

Mulai pasal 36 sampai 45, catatan kitab Yeremia ini berbentuk
sepenuhnya narasi sejarah yang memuncak pada kehancuran Yerusalem
dan bait Allahnya (pasal 39). Lalu dilanjutkan kemudian dengan
peristiwa-peristiwa sesudahnya. Yang unik dari kumpulan ini ialah,
Barukh sebagai sekretaris Yeremia muncul di pasal 36 dan muncul
kembali di pasal 45.

Di pasal 36, kita bertemu dengan kondisi keagamaan Yerusalem dan
penduduknya, serta para pemimpinnya. Bisa dikatakan mereka
religius karena melaksanakan puasa bersama (9). Namun kerohanian
mereka sebenarnya kosong, sekadar ritual belaka. Ini terbukti dari
sikap raja terhadap firman yang disampaikan oleh Yeremia, yang
ditulis dan dibacakan oleh Barukh di bait Allah. Padahal berita
firman membuka kesempatan untuk bertobat sebelum murka Allah
dinyatakan kepada mereka (3, 7). Baik raja maupun para pegawainya
bukan hanya mengabaikan kebenaran firman Tuhan itu. Malahan raja
Yoyakim dengan berani merobek dan membakar gulungan firman itu
tanpa rasa bersalah sedikit pun (23-24).

Sikap terang-terangan Yoyakim mewakili sikap penduduk Yerusalem yang
bebal terhadap nubuat Yeremia yang terus dikumandangkan dan
dibacakan kepada mereka. Mereka telah memutuskan untuk menolak
ancaman Tuhan mengenai penghukuman, apalagi untuk bertobat. Maka
di dalam catatan penutup pasal 36 ini, Yeremia kembali
diperintahkan membacakan firman Tuhan (28) dan Barukh
menuliskannya lagi (32). Ini menjadi sebuah kepastian bahwa
penghukuman tidak akan dibatalkan. Yoyakim dan
pengikut-pengikutnya akan menerima hukumannya (30-31).

Dalam terang pengajaran Tuhan Yesus, sikap terang-terangan menolak
firman merupakan bukti belenggu dosa atas diri seseorang. Hanya
anugerah Allah di dalam Kristus yang bisa melepaskan belenggu
tersebut (Yoh. 8:36). Maka lembutkan hati ketika mendengar firman,
dan jangan menolak. Dan bila Anda tahu, ada orang yang secara
terang-terangan menghujat Allah, doakan dia. Kiranya belas kasih
Kristus dinyatakan kepadanya!

http://www.sabda.org/publikasi/sh/2014/10/30/

Pembagian isi pasal
Yeremia 36:1-4 = Allah menyuruh Yeremia menuliskan perkataan-Nya dalam gulungan
Yeremia 36:5-19 = Barukh membacakan gulungan berisi perkataan Yeremia
Yeremia 36:20-26 = Pembakaran kitab nubuat Yeremia oleh raja Yoyakim
Yeremia 36:27-32 = Yeremia diperintahkan Allah untuk menuliskan dalam gulungan lain

Ayat 2 : “Ambillah kitab gulungan dan tulislah di dalamnya segala perkataan yang telah Kufirmankan kepadamu mengenai Israel, Yehuda dan segala bangsa, dari sejak Aku berbicara kepadamu, yakni dari sejak zaman Yosia, sampai waktu ini.”[8]
Untuk pertama kalinya semua nubuat Yeremia dikumpulkan menjadi satu gulungan kitab yang ditulis oleh juru tulis Barukh bin Neria. Pada mulanya, semua nubuat dicatat supaya dapat dibacakan dengan keras kepada bangsa itu. Allah bermaksud agar penduduk Yehuda akan menanggapi firman tertulis itu dengan meninggalkan jalan mereka yang fasik dan menerima pengampunan, dan demikian luput dari murkaNya terhadap mereka karena kejahatan (Yeremia 36:3,6-7).[7]

Ayat 9: Adapun dalam tahun yang kelima pemerintahan Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, dalam bulan yang kesembilan, orang telah memaklumkan puasa di hadapan TUHAN bagi segenap rakyat di Yerusalem dan bagi segenap rakyat yang telah datang dari kota-kota Yehuda ke Yerusalem.[8]
Semua nubuat telah ditulis dalam gulungan kitab sejak tahun ke-4 sampai tahun ke-5 pemerintahan Yoyakim, maka pada hari puasa di bulan ke-9, Yeremia menyuruh Barukh membacakan isi kitab itu kepada segenap rakyat yang datang ke Yerusalem.[9] Hal ini mungkin berhubungan dengan peristiwa dihancurkannya Askelon oleh Nebukadnezar pada bulan yang sama, menurut catatan Tawarikh Yerusalem yang dibuat oleh Kerajaan Babel.[10]

Ayat 30: Sebab itu beginilah firman TUHAN tentang Yoyakim, raja Yehuda: Ia tidak akan mempunyai keturunan yang akan duduk di atas takhta Daud, dan mayatnya akan tercampak, sehingga kena panas di waktu siang dan kena dingin di waktu malam.”[12]

https://id.wikipedia.org/wiki/Yeremia_36