METODE FENOMENOLOGI

METODE  STUDI AGAMA AGAMA

Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama 11 (1), 1-16

Oleh:Ahmad Zarkasi

Beberapa metodologi studi agama-agama: Metode; Teologi, Historis, Fenomenologis, Sosiologis, Antropologi dan Psikologis

METODE FENOMENOLOGIS

Pendekatan fenomenologis berusaha mempelajari dan memahami berbagai gejala keagamaan sebagaaimana apa adanya dengan cara membiarkan manifestasi-manifestasi pengalaman agama berbicara bagi dirinya sendiri. Pendekatan ini muncul pada akhir abad ke-20, terutama karena pengaruh filsafat yang dikembangkan Edmund Husserl.

Pendekatan fenomenologis merupakan upaya untuk membangun suatu metodologi yang koheren bagi studi agama. Terdapat beberapa filsafat yang dapat digunakan sebagai dasar dibangunnya pendekatan ini seperti; filsafat Hegel dan filsafat Edmund Husserl.12 Filsafat Hegel, dalam karyanya The Phenomenology of Spirit mempunyai tujuan untuk menunjukkan pada pemahaman bahwa seluruh fenomena dalam berbagai keragamannya tapi hanya didasarkan pada satu esensi atau kesatuan dasar. Filsafat Edmund Husserl, terdapat dua konsep yang mendasari karyanya dan menjadi titik tolak metodologis yang bernilai bagi studi fenomenologis terhadap agama yaitu; epoch yang terdiri dari pengendalian atau kecurigaan dalam mengambil keputusan, dan pandangan eidetic yaitu pandangan yang terkait dengan kemampuan melihat apa yang ada sesungguhnya. Tugas pendekatan ini adalah mendeskripsikan, mengintegrasikan atau menyusun tipologi dari semua data yang diperoleh dari seluruh agama dunia.

Bleeker menguraikan suatu cara kerja ganda yang menjadi karakteristik dari pendekatan fenomenologi, yaitu: teori epoche, yakni penangguhan sementara dari semua peneliaian  terhadap masalah kebenaran, dan eidetio-vision yang dapat dijelaskan sebagai penelitian terhadap esensi-esensi. Prinsip eidetik menjadikan eidos sebagai tujuan penelitian, yakni apakah yang menjadi esensi dalam fenomenologi agama.

Fenomenologi tidak berusaha untuk membandingkan agama-agama sebagai unit yang luas, tetapi memisahkan diri dari setting historis. Fakata-fakta dalam fenomena yang sama yang didapati pada berbagai macam agama, dibawanya bersama, dan dipelajarinya di dalam kelompok-kelompok. Tugas pendekatan ini adalah mengklasifikasikan data yang sangat banyak dan beragam dengan cara tertentu sehingga memperoleh gambaran menyeluruh tentang isi keagamaan yang terkandung di dalamnya. Gambaran yang menyeluruh ini bukanlah merupakan ringkasan sejarah agama, tetapi survei yang sistematis tentang data-data agama.

Fenomenologi tidak boleh membuat suatu kontradiksi di antara agama yang benar dan yang tidak benar. Dalam keadaan terpaksa, fenomenologi dapat dengan penuh kewaspadaan membedakan religiusitas murni dan yang tidak murni. Oleh karena itu, bidang garapan fenomenologi adalah:15

Tidak mempersoalkan apakah gejala keagamaan itu benar, apakah ia bernilai, dan bagaimana bisa terjadi demikian, atau menentukan lebih besar atau lebih kecilnya nilai keagamaan mereka. Sekalipun ia berusaha untuk menentukan nilai keagamaannya, nilai tersebut yang dimiliki oleh pemelukpemeluk agama itu sendiri dan nilai semacam ini tidak pernah bersifat relatif, tetapi selalu absolute. Oleh karena itu, titik berat yang dibicarakannya adalah bagaimana kelihatannya dan dengan cara apa ia menempatkan diri kepada kita

KULIAH

PERTEMUAN 2 PENGANTAR FENOMENOLOGI

SILABUS FENOMENOLOGI AGAMA