METODE PSIKOLOGIS

METODEĀ  STUDI AGAMA AGAMA

Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama 11 (1), 1-16

Oleh:Ahmad Zarkasi

Beberapa metodologi studi agama-agama: Metode; Teologi, Historis, Fenomenologis, Sosiologis, Antropologi dan Psikologis

METODE PSIKOLOGISĀ 

Pendekatan ini bermaksud mencari hubungan atau pengaruh agama terhadap kejiwaan pemeluk agama atau sebaliknya pengaruh kejiwaan sang pemeluk terhadap keyakinan keagamaannya. Para psikolog religius meyakini ada dimensi yang sakral, spiritual, divine, transenden, super-natural yang tidak empiris yang dapat mempengaruhi kejiwaan manusia. Namun, para psikolog non-religius menolak dimensi-dimensi itu atau paling tidak sangat meragukannya. Psikolog non-religius biasanya akan berusaha menjelaskan fenomena keagamaan seseorang tanpa perlu merujuk kepada realitas-realitas yang super-natural itu, sementara psikolog religius ingin tetap membuka kemungkinan realitas itu menjadi satu faktor yang berpengaruh terhadap kejiwaan seseorang.21 Interpretasi agama melalui pendekatan psikologis ini memang berkembang dan dijadikan sebagai cabang dari psikologi dengan nama psikologi agama. Objek ilmu ini adalah manusia, dalam pengertian tingkah laku manusia yang beragama, gejalagejala empiris dari keagamaannya. Karena ilmu ini tidak berhak mempelajari betul tidaknya suatu agama, metodenyapun tidak berhak untuk menilai atau mempelajari apakah agama itu diwahukan Tuhan atau tidak, dan juga tidak berhak mempelajari masalah-masalah yang tidak empiris lainnya. Oleh karena itu, metode psikologis tidak berhak menentukan benar salahnya suatu agama karena ilmu pengetahuan tidak memiliki teknik untuk mendemonstrasikan hal-hal seperti itu, baik sekarang maupun waktu yang akan datang. Selain itu sifat ilmu pengetahuan sifatnya adalah empirical science, yakni mengandung fakta empiris yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan metode ilmiah. Fakta empiris ini adalah fakta yang dapat diamati dengan pola indera manusia pada umumnya, atau dapat dialami oleh semua orang biasa, sedangkan Dzat Tuhan, wahyu, setan, dan fakta ghaib lainnya tidak dapat diamati dengan pola indera orang umum dan tidak semua orang mampu mengalaminya.22

Sumber-sumber pokok untuk mengumpulka data ilmiah melalui pendekatan psikologi ini dapat diambil dari:

  1. Pengalaman dari orang-orang yang masih hidup.
  2. Apa yang kita capai dengan meneliti diri kita sendiri.
  3. Riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh yang bersangkutan, atau yang ditulis oleh para ahli agama.23