MINGGU PALMA 9 APRIL 2017


HARI MINGGU PALMA + MENGENANG SENGSARA TUHAN YESUS
BACAAN LEKSIONARI
Yesaya 50:4-7; Maz 22:8-9, 17-24; Filipi 2:6-11

FILIPI 2:6-11
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah 3 , c tidak menganggap kesetaraan dengan Allah d itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan e diri-Nya sendiri 4 , dan mengambil rupa seorang hamba, f dan menjadi sama dengan manusia 5 . g 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, h bahkan sampai mati di kayu salib. i 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia j dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, k 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut l segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, m 2:11 dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan, n ” bagi kemuliaan Allah, Bapa!

RENUNGAN
TELADAN KRISTUS
Setelah berbicara tentang kesatuan tubuh Kristus, Paulus menutup bagian ini dengan mengacu kepada teladan Kristus. Teladan Kristuslah yang menjadi acuan untuk kesatuan tersebut. Teladan Kristus itu adalah pengosongan diri-Nya. Sebelum kita menelusuri nasihat Paulus, marilah kita bayangkan apa konsekuensi yang harus Kristus tanggung ketika Ia memanusia.

Ia mengosongkan diri. Mengapa disebut mengosongkan diri? Karena dalam sepanjang hidup dan masa pelayanan-Nya selama tiga setengah tahun di bumi, Dia yang sekalipun adalah Allah yang sejati, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan (ayat 6). Kristus menjadi sama dengan manusia, bahkan dalam rupa seorang hamba. Dia sebagai Allah yang tidak terbatas harus dilahirkan sebagai seorang manusia yang sangat terbatas, bahkan menjadi bayi kecil lahir di kandang hina.

Kita sulit mengerti pengosongan diri ini. Mungkin ilustrasi ini sedikit membantu. Ketika orang dewasa berusaha berkomunikasi dengan anak kecil, ia harus ‘mengosongkan diri’, berbicara dalam bahasa mereka, menanggalkan segala ‘kemuliaan dan kebesaran’ diri sebagai orang yang ‘di atas’. Ini terbatas menggambarkan pengosongan diri Kristus! Dialah Pencipta yang masuk ke dunia dan membatasi diri dengan menjadi manusia ciptaan. Bahkan, bukan hanya mengosongkan diri, Ia melangkah lebih rendah menjadi hamba dan mati menanggung penderitaan dan aib tak terperi.

Inilah cara Allah membawa manusia masuk dalam kepenuhan-Nya melalui penyangkalan dan pengorbanan-Nya agar orang mendapatkan berkat dan anugerah Tuhan. Semangat dan prinsip sama berlaku pula bagi warga gereja. Kristus telah membayar harga yang termahal yang dapat dilakukan dengan menyerahkan nyawa-Nya sendiri di atas kayu salib menjadi tebusan bagi banyak jiwa.
Doa: Hiduplah penuh dalamku ya Yesus, agar hidupku mampu menapaki ulang langkah-langkah hidup-Mu.
http://alkitab.sabda.org/commentary.php