YUNUS 4:1-11
http://www.firman-tuhan.org/ingin-sekali-mengampuni-nabi-yunus/
1.Hal yang paling sulit dimengerti tentang Yunus adalah ketika dia merasa kecewa setelah sukses menjalankan tugas. Karena melihat pertobatan orang Niniwe maka Tuhan menyesal dan tidak jadi membinasakannya (Yun. 3:10), “Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia” (Yun. 4:1). Lho?
2.Barangkali Yunus adalah seorang temperamental dengan emosi labil yang perangainya mudah sekali berubah dari waktu ke waktu. Mungkin juga dia seorang dengan kepribadian introvert-melankolik. Dengarlah apa katanya kepada Tuhan (berani-beraninya!) setelah Niniwe tidak jadi dihancurkan, “Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan sebelum berangkat dari rumahku dulu, bahwa Engkau pasti akan berbuat begini? Itulah sebabnya aku langsung melarikan diri ke Spanyol! Aku tahu bahwa Engkau Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar, lemah lembut, dan selalu siap untuk mengubah rencana penghukuman. Sekarang, ya TUHAN, biarlah aku mati saja, sebab lebih baik aku mati daripada hidup” (ay. 2-3, BIMK). Terungkaplah sudah alasan mengapa waktu itu Yunus hendak melarikan diri ke Tarsis, kota pelabuhan di bagian tenggara Spanyol yang sekarang dikenal sebagai kota Tartessos.
3.Tetapi apa yang kita lihat di sini bahwa tampaknya Yunus malu karena nubuatannya tentang Niniwe tidak menjadi kenyataan, dan sifatnya yang mementingkan diri itu menunjukkan bahwa dia lebih memikirkan soal reputasi (nama baik dirinya sebagai nabi) daripada mempedulikan keselamatan orang-orang berdosa yang bertobat. Lebih penting lagi, kita melihat bahwa Yunus adalah seorang nabi yang melayani Tuhan tetapi hatinya tidak selaras dengan hati Tuhan.
4.“Berbeda dengan Yunus, Allah digambarkan dalam Alkitab sebagai pribadi yang ‘tidak senang kalau orang jahat mati’ (Yeh. 33:11, BIMK). Yunus dan banyak teman-teman sebangsanya tidak bersuka dengan kemurahan istimewa Allah kepada Israel, tetapi hanya menginginkan murka-Nya atas musuh-musuh mereka. Kekerasan hati seperti itu dicela dengan tegas oleh pekabaran kitab ini” .
5.Pelajaran bagi kita. Cerita Yunus bukanlah sebuah dongeng indah yang lumrahnya dimulai dengan kata-kata “Sekali peristiwa, di sebuah negeri anta-berantah…” lalu ditutup dengan kalimat “Demikianlah mereka hidup berbahagia selamanya…” Riwayat Yunus adalah sebuah peristiwa historis yang tidak ditutup dengan happy-ending, suatu kisah nyata perihal seorang hamba Tuhan yang egois, pemberontak, berpikiran sempit dan suka merajuk. Seorang penginjil yang tidak tahu berterimakasih, yang dalam bekerja hanya sekadar menjalankan tugas tapi tidak mempunyai motivasi yang baik. Mungkin kita bisa membuat daftar celaan yang lebih panjang lagi terhadap nabi Yunus yang malang. Tetapi pertanyaannya sekarang: Pelajaran apa yang dapat kita petik dari kisah nabi yang mbalèlo ini, supaya kita sendiri tidak berbuat hal yang sama seperti itu?
“Kitab Yunus dibiarkan berakhir dengan terbuka. Ayat-ayat penutupnya menghadapkan para pembaca dengan satu pertanyaan penting yang tetap tak terjawab oleh penulisnya: Apakah perubahan hati yang luar biasa dari orang Niniwe pada akhirnya menghasilkan perubahan radikal pada hati Yunus?” .
6. “Dalam krisis ini, Yunus seharusnya yang pertama bersukacita oleh karena kasih karunia Allah yang ajaib; tapi sebaliknya dia membiarkan pikirannya dirisaukan oleh kemungkinan dirinya dianggap nabi palsu. Cemburu akan reputasinya di antara manusia, dia kehilangan pandangan akan nilai jiwa-jiwa yang jauh lebih berharga di kota yang malang itu…Apabila Yunus mengetahui maksud Tuhan untuk menyelamatkan kota itu yang jalan-jalannya telah menyeleweng di hadapan-Nya, seharusnya dia bekerjasama dengan sungguh-sungguh dalam rencana belas kasihan ini. Namun dia tunduk pada kecenderungannya untuk mempertanyakan dan meragukan, sebagai akibatnya sekali lagi dia diliputi dengan kekecewaan dan kehilangan pandangan akan kepedulian terhadap orang lain akibat kepeduliannya pada diri sendiri”
7.Apa yang kita pelajari tentang Yunus yang sudah diampuni tapi tidak mau mengampuni?
7.1. Yunus tampaknya adalah seorang pekerja yang hanya berorientasi pada proses, bukan pada hasil. Dia merasa kewajibannya telah selesai sesudah mengerjakan apa yang disuruh Tuhan, soal hasil adalah urusan lain. Celakanya, dia menginginkan hasil yang berlawanan dari maksud Tuhan.
7.2. Mungkin bagi Yunus sendiri riwayat pribadinya tidak merupakan sebuah kisah dengan akhir yang bahagia, tetapi bagi Tuhan ya. Sementara Yunus merisaukan reputasinya sendiri, keselamatan penduduk Niniwe memastikan reputasi Allah sebagai Tuhan yang penuh kasih dan maha pengampun.
7.3. Namun Allah dapat memilih siapa saja untuk melaksanakan pekerjaan-Nya, orang-orang dengan watak dan kepribadian yang berbeda-beda, termasuk mereka yang seperti nabi Yunus. Kita manusia tidak dapat menghalangi orang lain yang mau bekerja bagi Tuhan, hanya karena pertimbangan watak dan kepribadian.
ADA LIMA MAKNA TEOLOGIS DAPAT KITA PETIK DARI KISAH NABI YUNUAS:
http://www.firman-tuhan.org/ingin-sekali-mengampuni-nabi-yunus/
1. Allah menggunakan manusia berdosa dan tidak sempurna untuk menjalankan rencana-rencana-Nya yang suci dan sempurna.
2. Sekalipun seorang jurukabar yang dipilih Allah menolak penugasan mereka, Allah tidak membatalkan rencana-Nya. Dia bisa mencari orang lain sebagai pengganti, tapi terkadang Tuhan bisa melakukan sesuatu sehingga orang yang dipilih-Nya tidak dapat mengelak lagi.
3. Bilamana Allah memilih seseorang untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, Dia mempunyai alasan tertentu pula mengapa tugas itu harus dijalankan oleh orang yang khusus dipilih-Nya untuk itu.
4. Belas kasihan Allah tidak hanya ditujukan kepada umat-Nya saja (dalam konteks ini adalah bangsa Israel), tetapi juga terhadap orang-orang kafir (dalam hal ini adalah bangsa Asyur). Sesungguhnya, (kasih) Allah itu Tuhan dari semua bangsa.
5. Adalah hak prerogatif Allah untuk menunjukkan belas kasihan terhadap manusia, siapa pun dia atau mereka menurut pandangan kita. Allah mengajarkan hal itu kepada Yunus ketika nabi itu “ngambek” melihat Tuhan mengampuni orang Niniwe.
LAGU BEGITU BESAR KASIH ALLAH KEPADA DUNIA
https://www.youtube.com/watch?v=L0hFf2D0c9A