NARSISME (1)
1.Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Sifat narsis dalam jumlah yang cukup masih dapat ditolerir, tetapi apabila berlebihan dimana obsesi diri sendiri menguasai maka ini merupakan penyimpangan kepribadian atau merupakan penyakit mental dan bersifat patologis.
2.Narsisme pada dasarnya adalah sebuah bentuk dari hedonisme, dimana manusia mencari kepuasan yang tidak ada habisnya bagi diriya sendiri. Secara etis hedonisme adalah pandangan yang mengatakan bahwa kenikmatan pribadi merupakan nilai hidup tertinggi dan tujuan utama serta terakhir hidup mannusia.
3.Manusia adalah ciptaan yang Allah yang sempurna dimana mereka diciptakan segambar dan serupa dengan Allah (Kej.1:27).Kejatuhan manusia dalam dosa berimplikasi penyimpangan citra diri.. Fokus hidup manusia beralih dari Allah, berpindah pada diri sendiri. Bahaya terbesar dari mengasihi diri sendiri adalah karena hal ini merupakan penyembahan kepada diri sendiri.
4.Gambar Allah di dalam diri manusia yang menyimpang karena kejatuhan harus diperbaharui di dalam Yesus untuk menjadi ciptaan baru dimana pusat hidup manusia dikembalikan kepada Tuhan Allah.( II Kor.5:17) Dalam perjalanan selanjutnya sebagai manusia baru, mereka harus terus berperang dengan kecenderungan cinta diri sendiri yang ingin terus jadi pusat, untuk dikalahkan dengan mencintai Allah sebagai yang nomer satu , utama dan Allah menjadi pusat. Bertolak dari sana baru kita dapat mencintai diri sebagaimana Allah mencintai kita.
5.Pada masa kini, kita mengenal suatu istilah social climbing.(2) Istilah ini mengacu kepada orang-orang yang melakukan segala upaya untuk naik ke status sosial yang lebih tinggi dari posisi mereka yang sebenarnya. Dampak dari hal ini selalu negatif karena pada dasarnya orang-orang akan membohongi dirinya sendiri dan memaksakan sesuatu yang mereka tidak dapat tanggung. Ini semua terjadi karena antara lain pengaruh foto foto narsis yang di updload di media sosial dengan segala pamer diri sendiri yang berlebihan dan bagi yang lemah mental mereka mau ikut ikutan gaya hidup seperti yang mereka lihat di foto foto media sosial tersebut padahal kemampuan mereka terbatas. Itu dipaksaakan dilakukan demi menaikkan citra dirinya dihadapan orang lain karena cinta diri yang berlebihan.
6.Rasul Paulus dalam I Korintus 10: 23 mengatakan bahwa walaupun segala sesuatu diperbolehkan, namun tidak segala sesuatu berguna dan membangun. Alkitab tidak pernah melarang kita untuk selfie dan meng-upload foto di facebook dan medsos lainnya , namun kita perlu melihat antara kegunaan dan dampak negatifnya. Pada kenyataannya, pameran kekayaan dan kenikmatan yang bersifat duniawi itu tidak pernah menghasilkan dampak yang baik. Mengingat itu biarlah ketika kita mengupload foto kemedsos biarlah dengan tujuan agar Tuhan Allah makin dipermuliakan dan bukan untuk pemuasan rasa narsis kita.
Catatan kaki:
(1)Pandangan Etika Kristen Terhadap Sosial Media
https://belajarbersamayesayapenlobang.blogspot.com/2018/03/pandangan-etika-kristen-terhadap.html
(2) Social Climbing :
https://www.kompasiana.com/eriksuhendra/5d1fa282097f3618786cf9c5/5-ciri-sikap-social-climbing-yang-harus-kamu-ketahui?page=all