NOTHINGNESS

1.Konsep “Nothingness” atau “Ketidakadaan” dalam mistisisme Kristen yang diajarkan oleh Meister Eckhart memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan konsep “Nothingness” dalam agama Buddha dan agama Hindu.

2.Dalam mistisisme Kristen, “Ketidakadaan” adalah keadaan di mana jiwa manusia melepaskan diri dari semua hal yang bersifat material dan duniawi, dan mencapai kesatuan dengan Tuhan. Eckhart mengajarkan bahwa “Ketidakadaan” bukanlah keadaan kosong atau nihil, melainkan keadaan yang penuh dengan kehadiran Tuhan12.

3.Sementara itu, dalam agama Buddha, “Nothingness” atau “Ketidandaaan” merujuk pada konsep Sunyata, yang merupakan keadaan kosong atau nihil. Sunyata adalah keadaan di mana semua fenomena tidak memiliki substansi atau keberadaan yang tetap, melainkan terus berubah dan saling bergantung satu sama lain. Dalam pandangan Buddha, Sunyata adalah keadaan yang harus dicapai untuk mencapai pencerahan3.

4.Di sisi lain, dalam agama Hindu, “Nothingness” atau “Ketidakadaan” merujuk pada konsep Brahman, yang merupakan keadaan ketiadaan yang penuh dengan kesadaran dan keberadaan yang abadi. Brahman adalah keadaan di mana semua fenomena berasal dan kembali, dan di mana semua makhluk hidup bersatu dengan Tuhan4.

5.Dalam ringkasan, konsep “Nothingness” dalam mistisisme Kristen, agama Buddha, dan agama Hindu memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Semua konsep ini merujuk pada keadaan ketiadaan atau kekosongan, tetapi memiliki interpretasi yang berbeda tentang keadaan ini dan bagaimana mencapainya.