NOVEL TUHAN MAHA ASYIK

MAKNA TEOLOGI DALAM NOVEL TUHAN MAHA ASYIK

SUDJIWO TEDJO DAN DR. MN. KAMBA

Oleh: Rahmat Firdaus

Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

e-mail: rahmatfirdaus03@gmail.com

Abstrak

Tuhan, dengan pelbagai misterinya telah memberikan anasir pada manusia bahwa pencarian akan Dia akan pencarian yang—selain merupakan kegiatan terus-menerus dan tiada henti—juga memberikan keasyikan. Itu sebabnya Tuhan Maha Asyik: entah sebagai bahan telaah, maupun sebagai tujuan dari seluruh poros aktivitas manusia. Pemahaman akan Tuhan menurut pengarang itu sangat menarik untuk di ketahui, karena buku Tuhan Maha Asyik ini sangat berbeda dengan buku Teologi yang lain. Metode berpikir yang digunakan adalah Hermeneutik.

Hasil penelitian atas novel Tuhan Maha Asik karangan Sudjiwo Tedjo dan DR. MN. Kamba, menunjukkan sebuah arah pada cerita-cerita yang unik, mulai dari pembahasan wayang, marhain, cacing, diri dan lain sebgainya, yang dibawakan dengan analogi-analogi ala anakanak. Adapun makna teologi yang terkandung dalam buku ini adalah teologi kesejatian diri. Dimana kita dapat mengenal Tuhan melalui tiap-tiap diri manusia, namun diri yang dimaksud disini adalah diri yang fitrah bukan diri yang telah di masuki oleh konsep-konsep yang terbentuk dari masyrakat atau dari luar diri.

Catatan:Pengarang novel diatas:

Sujiwo Tedjo  adalah seorang aktorpemusikpenulis dan budayawan Indonesia.

Dr MN Kamba  adalah dosen pengampu tasawuf pada Jurusan Tasawuf Psikoterapi (TP) Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung.