NYANYIAN ZAKHARIA 2
Supaya kita terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepadaNya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran dihadapanNya seumur hidup kita. (Luk.1:74,75)
1.Nubuat dalam bentuk pujian Zakharia dibuka dengan ucapan “Terpujilah Tuhan Allah Israel”, yang telah melawat umatNya dengan mendatangkan Yesus Kristus, sang mesias yang akan melepaskan kita dari musuh musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita (Luk.1:71). Diulangi di Lukas 1:74-Supaya kita terlepas dari tangan musuh.
2.Siapa musuh disini? Jawabannya tergantung juga dari siapa mesias yang didatangkan Allah itu? Dalam konsep orang orang Yahudi , mesias itu adalah raja yang diurapi Allah dari keturunan Daud, dan akan membebaskan bangsa Israel dari musuh yaitu bangsa penjajah ( saat itu bangsa Romawi sebagai penjajah). Tuhan Yesus meluruskan konsep mesias ketika Ia mengatakan didepan Pontius Pilatus bahwa kerajaanKu bukan dari dunia ini.(Yoh.18:36).
3.Yesus menyatakan diri sebagai raja Kerajaan Allah(Luk.17:21), hadir diantara orang orang yang beriman kepadaNya. Dia akan datang kembali sebagai raja untuk membawa kita kedalam langit baru, bumi baru yang bebas dari kematian, dosa, iblis dan peperangan. (Wah.21:1, 5,6)
4.Bertolak dari sana kita harus menyesuaikan tafsiran kita mengenai istilah musuh tadi di Luk.1:71 dan 74. Musuh disini adalah dosa, maut dan iblis. Kita orang orang percaya dilawat Allah didalam Yesus untuk dilepaskan dari musuh kita yaitu dosa, maut dan iblis. (bandingkan Kis.Ras,26:17,18).
5.Anda dan saya dilepaskan dari musuh kita yaitu dosa,iblis dan maut, agar dapat beribadah kepadaNya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran dihadapanNya seumur hidup kita. (Luk.1:74,75). Kita dapat beribadah kepada Allah tanpa takut dihukum lagi karena hukuman telah ditanggung oleh Yesus Kristus diatas kayu salib. Hidup yang telah dibebaskan dari musuh yaitu si iblis agar digunakan untuk beribadah, yaitu untuk melayani Tuhan, baik dengan perkataan dan perbuatan. Hidup pelayanan ini dilakukan didalam kekudusan dan kebenaran. Jadi bukan melayani Tuhan sambil mengamalkan dosa dan hidup dalam dosa, tetapi didalam kekudusan. Berapa lama kita melayani? Bukan untuk sementara, bukan sesaat, tetapi seumur hidup kita. Sudahkah hidup anda disesuaikan dengan maksud Allah ini?