ORANG ORANG KUDUS
EFESUS 1:1,2
1. Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah. Seperti halnya di dalam surat-surat yang lain. Paulus menekankan bahwa dirinya telah ditugaskan oleh Allah untuk menjadi rasul. Jabatan rasulnya bukan pemberian manusia atau institusi gereja. Jabatan rasulnya di anugerahkan oleh Tuhan Yesus Kristus yang telah menemui dia di jalan ke Damaskus (Kis.Ras.9).
Kepada orang-orang kudus. Di dalam Perjanjian Baru, orang-orang kudus adalah mereka yang telah dipisahkan dari dunia dan mereka dihimpunkan sebagai kumpulan orang orang percaya atau mereka mereka yang beriman kepada Kristus..
2. Istilah penting yang patut kita catat ialah :”Dalam Kristus Yesus” (ayat1). Sebuah frasa penting di dalam surat ini. Di mana pun orang kudus itu berada secara geografis, kedudukan mereka yang sesungguhnya di hadapan Allah adalah di dalam Kristus Yesus. Mereka telah dimasukkan dalam kesatuan vital dengan Dia sehingga mereka terhubungkan dengan Dia (bdg. Yoh. 14:20).
3.Setiap orang percaya “yang setia” memiliki hidup hanya “dalam Kristus Yesus”.
3.1. Istilah ” dalam Kristus”, “dalam Tuhan”, “dalam Dia”, dst. muncul 160 kali dalam surat-surat Paulus (36 kali di Efesus). “Dalam Kristus” berarti bahwa orang percaya kini hidup dan bertindak dalam lingkungan Kristus Yesus. Persatuan dengan Kristus merupakan lingkungan baru orang tertebus. Orang percaya “dalam Kristus” secara sadar memiliki hubungan erat dengan Tuhan mereka, dan dalam hubungan ini kehidupan mereka dipandang sebagai kehidupan Kristus yang hidup dalam diri mereka ( Gal 2:20).
Persekutuan pribadi ini dengan Kristus adalah hal yang terpenting dalam pengalaman Kristen. Persatuan dengan Kristus diterima sebagai karunia Allah melalui iman.
3.2. Alkitab membandingkan kehidupan baru kita “dalam Kristus” dengan kehidupan lama yang belum diperbaharui “dalam Adam.” Sedangkan kehidupan lama itu bercirikan ketidaktaatan, dosa, keterkutukan, dan kematian, kehidupan baru kita “dalam Kristus” bercirikan keselamatan, hidup di dalam Roh, kasih karunia yang berkelimpahan, kebenaran, dan hidup kekal
4.Bagaimana bentuk relasi rasul-jemaat?
4.1.Paulus adalah rasul terhadap jemaat Efesus. Lebih dari itu, Paulus menjadi rarul bukan karena diutus oleh jemaat, bukan karena sukarela menawarkan diri untuk pelayanan, melainkan karena kehendak Allah (ayat 1). Kerasulannya menjadi dasar isi surat dan sekaligus menyatakan sifat resmi surat yang ditulisnya. Hubungan Paulus dengan jemaat didasarkan pada relasi formal yakni rasul dan jemaat.. Dua ciri utama jemaat adalah kudus dan percaya.
4.2. Bagaimana relasi keduanya? Paulus menjelaskan bahwa keduanya terkait karena memiliki dasar yang sama yakni Yesus Kristus. Yesus mempersatukan Paulus dan jemaat Efesus. Paulus dan jemaat masing-masing memiliki dasar yang sama. Paulus adalah rasul Yesus Kristus, sementara jemaat Efesus adalah jemaat Yesus Kristus.
4.3.Jika Kristus menjadi dasar relasi manusia, maka setiap perbedaan merupakan berkat. Tanpa Kristus setiap perbedaan status, gender, ras, atau etnis dapat menjadi sumber konflik. Di samping itu ada factor lain penghubung Pauus dan jemaat yakni Allah yang dikenal sebagai Bapa. Allah adalah Bapa oleh karena Yesus Kristus. Bapa adalah sumber anugerah dan damai baik kepada Paulus maupun jemaat Efesus.
Renungkan:
Anggota anggota jemaat di Efesus disapa sebagai orang orang kudus (ayat1). Sapaan itu juga dialamatkan kepada anda dan saya, dimana anda dan saya mempunyai status Orang Kudus dihadapan Allah melalui dan didalam Yesus Kristus.
Dalam iman beranikah sdr sdr mengatakan bahwa sdr adalah orang kudus? Kudus disini bukan berarti secara moral sudah tidak berdosa dan tidak bisa berbuat dosa. Orang kudus disini berarti saudara mempunyai STATUS KUDUS dihadapan Tuhan Allah. Status itu dianugerahkan, pemberian karena kebaikan Allah didalam Kristus. Status Kudus berarti sdr sdr telah dipisahkan dari dunia lama keturunan Adam dan dikuasai iblis, kini menjadi milik Allah didalam Kristus. Karena kita menyandang status kudus maka panggilan kita adalah untuk menunjukkan hidup kudus kepada dunia. Masih dapat berbuat dosa tetapi yang dalam kejatuhannya mau mengakui dosanya kepada BApa dan memohon ampun untuk kemudian mulai kembali hidup baru menunjukkan kekudusan Allah Bapa.