ORDO SALUTIS 8 B


ORANG ORANG YANG MURTAD? (IBRANI 6:4-6)

Ibr 6:4-6 – ay 4 Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, ay5 dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, ay.6 namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.

1.Menurut R.C.SPROUL Ayat2 diatas tidak diketahui secara pasti masalah kemurtadan yang seperti apa yang dipersoalkan di dalam teks ini karena kita tidak dapat memastikan baik penulis maupun destinasi dari surat ibrani. Ada 2 hal yang memang sedang hangat dibicarakan di gereja mula-mula, yang dapat menyebabkan pernyataan ini dikeluarkan.

1.1.Masalah pertama adalah orang-orang yang pada masa penganiayaan tidak berpegang pada imannya. Dan pada waktu penganiayaan berakhir, sebagian orang yang murtad ini kemudian bertobat dan memohon diterima kembali oleh gereja. Bagaimana mereka dapat diterima adalah hal yang menjadi perdebatan yang besar.

1.2.Masalah yang lain adalah yang disebabkan oleh kaum Yudaisme. Yudaisme menginginkan untuk mengakui Kristus dan bersamaan dengan itu tetap memegang upacara-upacara penyembahan dalam PL. Contohnya mereka bersikeras untuk tetap menjalankan sunat. R.C. SPROUL percaya bahwa bidat Yudaisme ini yang menjadi perhatian dari penulis surat Ibrani.

2.Masalah yang kedua adalah mengidentifikasi natur dari orang-orang dalam surat Ibrani yang diperingatkan untuk tidak murtad.
Ada 3 macam orang yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah ini.
2.1. orang-orang percaya
2.2. orang tidak percaya yang berada di dalam gereja
2.3. orang tidak percaya yang di luar gereja

3.Surat ibrani mengacu pada beberapa bagian yang sejajar dengan orang Israel di PL, khususnya mereka yang termasuk orang-orang murtad.
Bagaimana mereka digambarkan?
3.1. pernah diterangi hatinya
3.2. pernah mengecap karunia sorgawi
3.3. pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus
3.4. mengecap Firman yang baik dari Allah
3.5. tidak mungkin dibaharui lagi sedemikian, hingga mereka bertobat.

4.Sepintas karakteristik di atas menunjuk kpd orang-orang percaya. Tetapi karakteristik itu dapat juga ditujukan kepada anggota gereja yang bukan orang-orang percaya, yaitu mereka yang menyatakan iman yang palsu.

Lalang yang pergi ke gereja setiap minggu dan mendengar Firman Tuhan diajarkan dan dikhotbahkan kepada mereka, sehingga mereka pernah diterangi hatinya. Mereka ikut serta mengambil bagian dalam semua sarana anugerah. Mereka ikut mengambil bagian dalam perjamuan kudus. Mereka mendapat bagian dari Roh Kudus. Dalam arti bahwa mereka telah menikmati kehadiran-Nya secara langsung dan manfaat-manfaat-Nya. Mereka bahkan telah menyatakan pertobatan, paling tidak secara luar(lahiriah).

5.Kunci untuk mengerti Ibrani 6 terletak pada ayat 9: Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan.

Disini penulis sendiri mengakui bahwa ia menulis dengan cara yang tidak biasa. Kesimpulannya berbeda dengan mereka yang menyimpulkan bahwa teks diatas berbicara tentang orang-orang yang murtad lagi. Penulis Ibrani menyimpulkan dengan yakin akan “sesuatu yang lebih baik” dari saudara-saudara yang kekasih, sesuatu yang menyertai keselamatan/ buah dari keselamatan. Jelas bahwa kemurtadan adalah bukan buah dari keselamatan. Penulis tidak mengatakan bahwa ada orang percaya yang benar-benar murtad. Tetapi penulis mengatakan yang sebaliknya dengan penuh keyakinan bahwa orang-orang percaya tidak akan murtad.

6.Disini kita harus sungguh-sungguh mengerti kaitannya antara ketekunan orang-orang percaya dengan pemeliharaan orang-orang pecaya. Ketekunan merupakan anugerah dan tanggung jawab. Kita harus berjuang sekuat tenaga dalam perjalanan kerohanian kita. Secara manusia dapat dikatakan bahwa kita bisa jadi untuk murtad. Tetapi pada saat kita berjuang kita harus berpegang pada Allah yang memelihara kita. Coba pikirkan lagi analogi ayah yang memegang tangan anaknya. Adalah mungkin bagi si anak untuk melepaskan pergelangan tangan ayahnya, tetapi apabila ayah itu adalah Allah, tidaklah mungkin bagi Dia untuk melepaskan tangan anak-Nya. Meskipun ada janji Allah bahwa Dia tidak akan melepaskan tangan anak-Nya, tetapi si anak tetap memiliki tanggung jawab untuk terus berpegang pada ayahnya.
Jadi disini penulis ibrani memang memperingatkan orang-orang percaya untuk tidak murtad. Luther menyebut hal ini sebagai “pemberian dorongan atau nasihat yang Injili”. Ini mengingatkan kita akan tanggung jawab kita untuk bertekun dalam perjalanan iman kita bersama Allah.
Allah memanggil kita untuk memiliki keyakinan akan keselamatan kita, dan untuk mendapatkan penghiburan serta kekuatan yang Allah sudah tawarkan di dalam jaminan keselamatan-Nya. Didalam Roma 15:5 Paulus menyatakan bahwa Allah adalah sumber dari ketekunan dan kekuatan kita. Roma 15:5- Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus,
Dan Allah adalah sumber pengharapan kita.Roma 15:13- Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.

Menemukan keyakinan keselamatan kita adalah merupakan tanggung jawab dan hak istimewa.

SUMBER:
Judul Buku : Kaum Pilihan Allah.
Karangan : R.C. SPROUL
Penerbit : Departemen Literatur SAAT

http://www.sarapanpagi.org/preseverence-of-the-saint-ketekunan-org2-kudus-vt2653.html