“Parson’s Pleasure (short story) – Wikipedia
1.Boggis, seorang pedagang barang antik. Dia membeli furnitur kuno berharga dengan murah dari orang-orang desa yang tidak curiga karean dia berpura-pura menjadi pendeta dan presiden Masyarakat untuk Pelestarian Furnitur Langka.
2.Kunjungan ke Buckinghamshire. Dia menemukan sebuah komode Chippendale yang tak ternilai di sebuah rumah petani, yang cocok dengan tiga buah terkenal yang dikenal sebagai ‘The Chippendale Commodes’. Dia membelinya dengan harga £20, dengan maksud menjualnya dengan harga £20.000.
3.Kesalahan fatal. Ketika dia pergi untuk mengambil mobilnya, tiga petani memutuskan untuk membantu pendeta; mereka mengira mobilnya tidak akan cukup besar untuk membawa komode dan takut dia akan kehilangan minat dalam kesepakatan setelah mengetahui bahwa komode tidak akan muat di dalamnya. Karena dia hanya meminta kaki-kakinya, petani-petani itu memotongnya. Dengan susah payah mereka memotong sisa komode, karena Boggis menyebutnya ‘kayu bakar’ dan mereka merasa harus memasukkan semuanya. Mereka menunggu Boggis kembali, dan berkomentar bahwa komode itu dibuat oleh seorang ‘tukang kayu yang sangat baik tidak peduli apa yang dikatakan pendeta’.
4.Pesan moral dari cerita “Parson’s Pleasure” karya Roald Dahl adalah bahwa kejujuran selalu menjadi pilihan terbaik. Boggis, seorang pedagang barang antik, membeli furnitur berharga dengan murah dari orang-orang desa yang tidak curiga karena dia berpura-pura menjadi pendeta dan presiden Masyarakat untuk Pelestarian Furnitur Langka. Dia menggunakan pengetahuannya dan beberapa trik untuk membeli furnitur dengan harga lebih murah dari nilai sebenarnya. Namun, keserakahan dan ketidakjujuran akhirnya membuatnya kehilangan segalanya. Oleh karena itu, cerita ini mengajarkan kita bahwa kejujuran selalu menjadi pilihan terbaik dalam hidup