PELAKU DAN KORBAN
Yoh.19: 23-24: “Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaianNya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian – dan jubahNya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.
’ Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: ‘Mereka membagi-bagi pakaianKu di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubahKu.’ Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.”.
1.Dalam hidup sehari hari sering kita dengar dan baca korban tabrak lari. Yang dimaksud ada korban yang ditabrak dan pelaku tabrak yang melarikan diri. Pada kesempatan lain pengadilan menyidangkan perkara kekerasan rumah tangga. Dihadirkan sang suami yang menjadi pelaku kekerasan dan si siistri yang jadi korban kekerasan suaminya. Pernah menjadi berita surat kabar, seorang taruna sekolah pengatur lalu lintas udara meninggal dunia. Laporannya taruna tadi terjatuh di kamar mandi. Penyelidikan polisi sampai pada kesimpulan ada kakak kakak kelas yang menjadi pelaku kekerasan terhadap taruna tadi.
2.Dengan skema Pelaku dan Korban kita akan mencoba menyimak bacaan kita. Pertama tama disana ada para prajurit yang menjadi pelaku kejahatan terhadap Tuhan Yesus.
Para prajurit Romawi ini telah salah menggunakan kekuasaannya. Tentunya dosa semacam ini bukan monopli para prajurit saja, tetapi juga pejabat sipil, ataupun pemimpin swasta disana sini kita membaca mereka menyalah gunakan kekuasaannya. Mereka memperkaya diri melalui jabatannya dan tidak sedikit pula dari antara mereka yang terjaring dan ditangkap oleh KPK .
3.Para prajurit ini mengambil pakaian dan jubah Tuhan Yesus. Mereka bukan memintanya kepada Tuhan Yesus. Mereka mengambil begitu saja. Dengan perkataan lain mereka merampok dari Tuhan Yesus. Pakaian yang dimaksud adalah pakaian luar dan ini dibagi bagi menjadi empat, sedangkan jubah yang dimaksud adalah baju bagian dalam Yesus. Karena tidak dapat dibagi bagi maka mereka mengundi. Siapa yang memang undian, maka dia yang berhak memiliki jubah tersebut.
4.Kita mungkin bertanya, adakah nilai ekonomisnya pakaian luar dan jubah dalam tadi? Apakah kalau nanti itu dijual akan menghasilkan uang yang cukup lumayan? Kalau tidak ada nilai ekonomisnya, apakah pakaian luar dan jubah dalam Yesus akan menjadi semacam souvenir kenang kenangan untuk dibawa pulang? Atau kemungkinan lain tindakan ini sekedar membuat hiburan bagi diri mereka sambil bertugas dengan menghina serta megolok olok Tuhan Yesus yang sudah tidak berdaya? Apapun juga alasan mereka, ini adalah salah satu bentuk kejahatan terhadap Tuhan Yesus.
5.Kini mari kita Analisa bacaan kita dari sudut Yesus sebagai korban yang tidak berdaya. Yesus disini diperlakukan dengan seweang-wenang. Yesus dirampok habis-habisan. Yesus dilecehkan oleh perbuatan para prajurit tadi. Kemudian ketika kita menilik Alkitab lebih dalam, kita menemui bahwa semuanya itu pemenuhan nubuatan Maz.22:19 Mereka membagi bagi pakaianku, ……..dan mereka membuang undi atas jubahku. Nubuat ini mau mengatakan mengenai penderitaan yang harus ditanggung Yesus dan dari pihak Yesus ada kesediaan menerima semua perlakuan kejahatan dan kesewenang wenangan para prajurit yang mewakili bangsa Non Yahudi. Yesus disalib memikul kejahatan dan dosa orang orang Yahudi dan Non Yahudi. Dengan perkataan lain, Yesus memikul dosa kejahatan dan hukuman kita semua. Dengan demikian saja ada pengampunan dosa untuk sdr dan saya.
6.Kemudian dalam perjalanan hidup sehari hari, kadang kadang kita terjatuh dalam dosa ketika kita menjadi pelaku yang merugikan atau mencelakakan orang lain. Untuk kita kita diajak untuk mawas diri dan mencoba menghindar diri menjadi pelaku kejahatan. Kalau kita sampai menjadi pelaku, cepat menyesal dan meminta pengampunan dosa dan penyucian dari Tuhan Yesus.
7.Kemudian kalau kali lain kita menjadi korban kese wenang -wenangan orang lain, minta kekuatan Tuhan untuk menerima dan menjalani dengan kepasrahan diri, sehingga kita dibebasan dari menggerutu, mengomel , dan protes terhadap Tuhan. Ketika kita menjadi korban, mintalah kekuatan Roh Kudus agar itu semua menjadi persekutuan dalam penderitaan Kristus. Kiranya Roh Kudus menolong kita sekalian.