PEMBAHARUAN PERJANJIAN


PEMBAHARUAN PERJANJIAN
Ul 26:16–27:10

.
Sepasang suami istri merayakan pernikahan emas. Mereka meminta pendeta memberkati ulang pernikahan mereka dan mereka saling mengikrarkan janji sehidup semati lagi. Suatu kenyataan yang jarang dijumpai di dunia modern, di mana komitmen dan kesetiaan adalah langka.
Di akhir khotbah panjang Musa (pasal 12-26), Musa menantang umat Israel untuk mengikrarkan ulang komitmen mereka untuk setia kepada Tuhan, sama seperti ikrar orang tua mereka dengan TUHAN di Sinai empat puluh tahun silam (Kel. 19-24). Ulangan 26: 17 dapat diterjemahkan: “Hari ini engkau telah berjanji kepada TUHAN bahwa Ia akan menjadi Allahmu” berarti umat Israel merespons dengan berjanji untuk meng-Allah-kan TUHAN (Yahweh) dan bukan “yang lain” yang menjadi allah mereka, dan setia melaksanakan peraturan dan ketetapan-Nya. Respons Allah bagi umat Israel terdapat di ay. 18 yang dapat diterjemahkan: “Hari ini TUHAN telah berjanji bahwa Israel akan menjadi umat-Nya” ini berarti TUHAN pun mengikatkan diri-Nya ulang pada umat Israel, berjanji menjadikan mereka umat kesayangan-Nya, terpuji, ternama, terhormat, serta kudus demi hormat dan kemuliaan nama-Nya sendiri.
Agar umat Israel tidak melupakan ikatan perjanjian ini dan tetap setia maka setelah mereka menyeberangi sungai Yordan dan memasuki tanah Perjanjian, dibangunlah monumen berupa batu peringatan dan mezbah. Mereka menuliskan Taurat pada salah satu batu dan mengadakan persekutuan dengan mempersembahkan korban keselamatan (ayat 27:4-10). Monumen ini kelak diwujudkan di bawah kepemimpinan Yosua (Yosua 8:30-32).
Kita perlu mencari waktu di antara kesibukan pelayanan untuk berhenti sejenak, mengingat kembali kasih Allah yang sudah dinyatakan pada masa lampau. Lalu, dengan ucapan syukur mengikrarkan ulang komitmen kita untuk tetap setia kepada-Nya, sebagaimana Ia setia kepada kita.
Renungkan: Dengan mengingat kembali kesetiaan Tuhan di dalam hidup Anda mulailah memelihara hari-hari setia Anda kepada Tuhan, hari ini, esok, lusa, seterusnya hari lepas hari.

PENDALAMAN AYAT AYAT ULANGAN 26:16-19
Meskipun 26:16-19 merupakan bagian penutup dari rangkaian peraturan, bagian tersebut juga mengawali unsur pengesahan perjanjian, yang intinya terdiri atas sejumlah kutuk dan berkat yang dibahas di bagian ini. Pengesahan perjanjian baru yang disusun oleh Musa dengan generasi yang kedua akan disingkapkan dalam dua tahap. Hal itu merupakan prosedur biasa di dalam menjamin suksesi takhta kepada pewaris raja yang ditetapkan. Ketika ajalnya menjelang, raja mengharuskan pihak yang tunduk kepadanya mengucapkan sumpah setia kepada putranya; sesudah itu ketika sang putra naik takhta, pihak yang tunduk tersebut mengulangi sumpah mereka. Demikian juga Musa dan Yosua merupakan sebuah dinasti perantara yang mewakili kedudukan Tuhan sebagai raja atas Israel. Dengan demikian, naiknya Yosua memimpin Israel melambangkan kesinambungan dari ketuhanan Allah atas Israel, sebuah kesinambungan yang dipastikan oleh sumpah yang diucapkan Israel sebelum Musa wafat dan kemudian pada upacara pengesahan sesudah Yosua naik memimpin mereka. Pengucapan sejumlah berkat dan kutuk merupakan hal yang menonjol setiap kali dilaksanakan upacara pengesahan.

SUMBER:
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=5&chapter=27&verse=1