PEMBANGUNAN DEMOKRASI

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

II.PEMBANGUNAN DEMOKRASI

1.Pembangunan demokrasi suatu negara tidak bisa dilepaskan dari proses pendidikan (Tilaar, 2004: 1790). Baginya, demokrasi bukanlah sekadar dinamika kepentingan kelompok-kelompok sosial. Demokrasi merupakan the way of life sebuah komunitas masyarakat. Artinya, sebagai the way of life, demokrasi merupakan hasil dari sebuah formasi pendidikan masyarakat. Sekali lagi, demokrasi diharapkan menjadi agen perubahan yang dapat mengolah dan mengarahkan demokrasi. Artinya, pendidikan perlu melakukan suatu permenungan mencari bentuk demokrasi yang ideal untuk Indonesia. Demokrasi yang ideal adalah pengakuan dan penghargaan teradap perbedaan dan keanekaragaman dalam kehidupan pribadi dan masyrakat. Demokrasi justru ada karena pengakuan terhadap pluralisme, pendapat yang berbeda dan kesanggupan menyelesaikan konflik untuk tujuan bersama. (Sindhunata, 2000: 49-50).

2.UNESCO mengingatkan dan memberikan beberapa kriteria tentang demokrasi: 1) Sikap hormat terhadap hukum dan tatanan. Orang boleh berbicara tetapi tetap menghargai pendapat orang lain sesuai dengan kesepakatan sosial. 2) Kebebasan yang disertai dengan tanggung jawab. 3) Pengakuan terhadap hak warga lain dan hak pribadi (khususnya kelompok minoritas dan tertindas). 4) Sikap bertata krama dalam berinteraksi dan penyelesaian konflik secara damai (bukan kekerasan). 5) Aktif dan bertanggung jawab sebagai warga negara. 6) Keterbukaan akan kebenaran: baik ilmiah dan universal, dan kesediaan berdialog, konsultasi dan negosiasi. 7) Berpikir kritis dalam mencari kebenaran (atau menggunakan pikiran secara kritis dan jernih) serta memutuskan berdasarkan informasi yang cukup dan valid, dan 8) kerjasama dalam tim dan pengambilan keputusan bersama, tanpa pemaksaan kehendak.

3.Keragaman merupakan sebuah keniscayaan yang tak terelakan dalam masyarakat. Melupakan keragaman dalam pendidikan merupakan celah tak terperhatikan yang membawa masalah sosial. Maka, pendidikan mulkultural menjadi celah penting yang membawa pendewasaan dialogis, bukan hanya masing-masing pribadi tetapi seluruh masyarakat itu sendiri.

BACA SELENGKAPNYA DI:

Majalah Parahyangan, Edisi 2017 Kuartal II/ April-Juni Vol. IV Bagian 2

Yusuf Siswantara, S.S., M.Hum., dosen Lembaga Pengembangan Humaniora, Unpar.

https://unpar.ac.id/pendidikan-multikultural-sebuah-tantangan-pendidikan-di-indonesia/

BANDINGKAN DAN PENDALAMAN:

PERSPEKTIF PENDIDIKAN MULTIKULTURAL BAGI GEREJA-GEREJA DI INDONESIA

50070218, FRANKLYN MICHAEL (2011) PERSPEKTIF PENDIDIKAN MULTIKULTURAL BAGI GEREJA-GEREJA DI INDONESIA. Masters thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

https://katalog.ukdw.ac.id/4891/