DR SOESILO TOER – SANG PEMULUNG
https://id.wikipedia.org/wiki/Soesilo_Toer
Soesilo Toer (lahir 17 Februari 1937) merupakan adik dari sastrawan Indonesia Pramoedya Ananta Toer. Ia dikenal sebagai lulusan doktor ilmu politik ekonomi dari universitas di Uni Soviet,
1..Pada tahun 1973, pada masa pemerintahan Soeharto Soes ditangkap karena dianggap punya hubungan dengan Partai Komunis Indonesia.[4] Dia dijebloskan ke penjara selama sekitar 5,5 tahun. Berstatus sebagai eks-tapol Orde Baru menyebabkan kehidupan Soesilo dalam kesulitan. Beliau sulit mendapat pekerjaan yang layak, dan sulit diterima di masyarakat. Walau begitu, Banyak hal yang dilakoninya, seperti bekerja serabutan dari mulai berdagang kain sampai menulis. Karena jasa temannya, ia dapat menjadi seorang dosen di sebuah universitas swasta selama 6 tahun
2.Pada masa tuanya berdomisili di Blora kota kelahirannya dia bekerja sebagai pemulung untuk melanjutkan hobi yang ia mulai sejak kecil,[4][8]biasanya bergerak memunguti sampah bernilai jual mulai sehabis maghrib hingga dini hari di wilayah perkotaan Blora. Ia mengumpulkan sampah botol, kardus, koran, dan sampah lainnya. Ia melakukannya dengan naik motor bebek pemberian keponakannya. Ini ia lakukan demi menyambung hidup. Setidaknya dari hasil itu, ia memperoleh Rp 25.000, dan itulah yang terus ia lakoni tiap hari di sekeliling kota Blora.[5]Sepulang memulung, hasilnya dipilah-pilah dan ditata rapi di halaman rumah.[1]
3.Selain memulung, ia juga menjual ayam dan kambing, masih memiliki penerbitan yang bernama Pataba Press,[8] dan masih aktif menulis. Karya yang ia tulis setelah mencapai 19 judul, 6 judul bersama penulis lain, dan yang masih belum diterbitkan sebanyak sekitar 20 judul. Pada awal penerbitannya, ia menerbitkan zine (buletin independen) yang telah ia mulai secara kecil-kecilan sejak tahun 2009 dengan nama Pataba Press. Pataba Press inilah yang ia jadikan nama penerbitannya yang berada di bawah naungan Lembaga Kajian Budaya dan Lingkungan Pasang Surut.[4][5]
4.Sebagai pemulung ia tidak terganggu rasa harga dirinya, malah dia bangga sebagai pemulung sebagai orang yang berjasa dalam memelihara kelestarian lingkungan hidup.
Kenalan lebih jauh dengan beliau