PENCIPTAAN 1

TEOLOGI SISTIMATIKA

FS 07-PENCIPTAAN 1

Nas : Kej 1:1

“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”

ALLAH SANG PENCIPTA.

1) Di dalam Alkitab Allah dinyatakan sebagai Oknum yang tak terbatas, kekal, ada dengan sendirinya dan menjadi Awal segala sesuatu yang ada. Tidak pernah Allah tidak ada. Sebagaimana ditegaskan oleh Musa, “Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama- lamanya Engkaulah Allah” (Mazm 90:2). Dengan kata lain, Allah sudah ada secara kekal dan tidak terbatas sebelum menciptakan alam yang terbatas. Dia berada di atas, tidak bergantung pada dan mendahului segala sesuatu yang tercipta di langit dan di bumi ( 1 Tim 6:16; Kol.1:16 )

 

2) Allah juga dinyatakan sebagai Oknum berkepribadian yang menciptakan Adam dan Hawa “menurut … rupa kita”  (Kej 1:26,27 )

Karena Adam dan Hawa diciptakan menurut rupa Allah, mereka dapat menanggapi dan bersekutu dengan Allah di dalam kasih dan secara pribadi.

 

3) Allah juga dinyatakan sebagai Oknum moral yang menciptakan segala sesuatu baik dan karena itu tanpa dosa. Setelah Allah selesai menciptakan dan memperhatikan hasil karya-Nya, dilihat-Nya bahwa semuanya itu “sangat baik” (Kej 1:31). Karena Adam dan Hawa diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, mereka juga tanpa dosa.

Dosa memasuki kehidupan manusia ketika Hawa dicobai oleh si ular, Iblis (Kej 3:1-24; bd. Rom 5:12Wahy 12:9).

 

KEGIATAN PENCIPTAAN.

1) Allah menciptakan segala sesuatu di “langit dan di bumi” (Kej 1:1; bd. Yes 40:28; 42:5; 45:18Mr 13:19Ef 3:9Kol 1:16Ibr 1:2Wahy 10:6). Kata “menciptakan” (Ibr. _bara_) dipakai khusus sebagai kegiatan yang hanya dapat dilakukan oleh Allah. Ini berarti bahwa pada saat tertentu, Allah mengadakan benda dan zat yang belum pernah ada sebelumnya (Kej.1:3)

2) Alkitab menggambarkan ciptaan sebagai tidak berbentuk, kosong, dan ditutupi kegelapan (Kej 1:2). Ketika itu semesta alam dan bumi tidak memiliki bentuk teratur seperti sekarang ini. Semuanya masih kosong, tanpa makhluk hidup dan tidak ada terang. Setelah tahap permulaan ini, Allah menciptakan terang untuk menghalaukan kegelapan (Kej 1:3-5), menata semesta alam ini (Kej 1:6-13) dan memenuhi bumi dengan makhluk-makhluk hidup (Kej 1:20-28).

3) Metode yang dipergunakan Allah ketika menciptakan ialah kuasa Firman-Nya. Berkali-kali dinyatakan, “Berfirmanlah Allah …” (Kej 1:3,6,9,11,14,20,24,26). Dengan kata lain, Allah bersabda hingga langit dan bumi ini menjadi ada; sebelum sabda kreatif Allah diucapkan, semua itu tidak ada (bd. Mazm 33:6,9; 148:5Yes 48:13Rom 4:17Ibr 11:3).

4) Seluruh Trinitas, dan bukan hanya Bapa berperan dalam penciptaan.

(a) Putra sendiri adalah Firman yang berkuasa yang dengannya Allah menciptakan segala sesuatu. Dalam prolog Injil Yohanes, Kristus dinyatakan sebagai Firman Allah yang kekal (Yoh 1:1). “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Yoh 1:3). Demikian juga, Paulus menegaskan bahwa melalui Kristus “telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan …; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” (Kol 1:16). Akhirnya, penulis surat Ibrani dengan tegas sekali menyatakan bahwa oleh Anak-Nya Allah menciptakan alam semesta (Ibr 1:2).

(b) Demikian pula, Roh Kudus mempunyai peranan aktif dalam karya penciptaan. Dia digambarkan sebagai “melayang-layang” di atas ciptaan, memelihara dan mempersiapkannya bagi kegiatan penciptaan Allah selanjutnya. Kata Ibrani untuk Roh (_ruah_) juga dapat diterjemahkan sebagai “angin” dan “nafas.” Demikian, pemazmur mengakui peranan Roh ketika menyatakan, “Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh nafas (_ruah_) dari mulut-Nya segala tentara-Nya” (Mazm 33:6). Roh Kudus juga terus terlibat dalam menopang ciptaan (Ayub 33:4Mazm 104:30).

 

SUMBER:

https://alkitab.sabda.org/article.php?id=8401