PENCIPTAAN 2

TEOLOGI SISTIMATIKA

FS 08-PENCIPTAAN 2

“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”(Kej.1:1)

 

MAKSUD DAN TUJUAN CIPTAAN.

1) Allah menciptakan langit dan bumi sebagai ungkapan kemuliaan, kemegahan, dan kuasa-Nya. Daud mengatakan, “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mazm 19:2; bd. Mazm 8:2). Dengan memandang seluruh alam tercipta ini — dari cakrawala mahaluas dari semesta tercipta hingga keindahan dan tatanan alam — kita mau tidak mau kagum akan kebesaran Tuhan Allah, Pencipta kita.

 

2) Allah menciptakan langit dan bumi untuk menerima kembali kemuliaan dan hormat yang layak diterima-Nya. Semua unsur alam — mis. matahari dan bulan, pohon-pohon di hutan, hujan dan salju, sungai dan anak sungai, bukit dan gunung, hewan dan burung — menyerukan pujian kepada Allah yang menciptakan mereka (Mazm 98:7-8; 148:1-10Yes 55:12). Betapa Dia lebih menginginkan dan menantikan kemuliaan dan pujian manusia!

 

3) Allah menciptakan bumi supaya menyediakan sebuah tempat di mana maksud dan tujuan-Nya bagi umat manusia dapat digenapi.

(a) Allah menciptakan Adam dan Hawa menurut rupa-Nya sendiri supaya manusia dapat mempunyai hubungan kasih pribadi secara abadi. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk tiga-unsur (tubuh, jiwa, roh), memiliki pikiran, perasaan dan kehendak agar dapat menanggapi-Nya dengan leluasa sebagai Tuhan dan menyembah serta melayani-Nya karena iman, kesetiaan, dan rasa syukur.

(b) Allah demikian menginginkan hubungan yang intim ini dengan umat manusia sehingga, ketika Iblis berhasil menggoda Adam dan Hawa untuk memberontak dan tidak menaati perintah-Nya, Allah berjanji akan mengutus seorang Juruselamat untuk menebus manusia dari dampak-dampak dosa. (Kej.3:`15)

Dengan cara ini Allah bisa memiliki umat milik-Nya sendiri yang akan menikmati, memuliakan dan hidup di dalam kebenaran dan kekudusan dengan Dia (Yes 60:21; 61:1-3Ef 1:11-121Pet 2:9).

(c) Puncak dari maksud Allah dalam ciptaan tercatat di dalam kitab Wahyu di mana Yohanes melukiskan akhir sejarah dengan kata-kata ini, “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka” (Wahy 21:3).

 

SUMBER:

https://alkitab.sabda.org/article.php?id=8401