TEODISI
V.ALKITAB DAN PENDERITAAN
01.PENDERITAAN SEBAGAI KEHARUSAN
1.Penderitaan menurut Alkitab merupakan suatu keharusan, bukan pilihan yang boleh ada atau tidak ada. Barangkali ada orang yang tidak setuju dengan pandangan ini, khususnya kelompok yang mengajarkan apa yang dikenal dengan teologi sukses. Menurut pandangan tersebut, Allah sedemikian baik, karena itu Dia tidak akan membiarkan umat ciptaanNya menderita. Sebaliknya, Allah akan terus menerus mengaruniakan keberhasilan kepada setiap umatNya yang hidup berkenan kepadaNya. Penderitaan dinilai sebagai bukti adanya hukuman dan absennya berkat Allah.
2.Namun pandangan seperti itu dapat dengan tegas ditolak, karena jelas tidak sesuai dengan pengajaran firman Tuhan. Dengan jelas rasul Paulus menulis: “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk dia. (Fil.1:29).
3.Bahkan menarik untuk diamati bahwa di dalam surat penggembalaan kepada Timotius kita menemukan penegasan adanya penderitaan tersebut dalam tiap fasal:
“… Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini…” (II Tim.1:12)
“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus” (II Tim.2:3). “Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita” (II Tim.2:9)
“Setiap orang yang mau hidup beribadah dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya” (II Tim.3:12).
“Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal… sabarlah menderita” (II Tim.4:5).
4.Jadi, melihat semua ayat-ayat tersebut di atas, maka sesungguhnya kita tidak perlu meragukan adanya penderitaan tsb. Penderitaan tersebut pasti dialami oleh setiap umat Allah, termasuk hamba-hamba Allah yang sungguh-sungguh. Hal itu sangat jelas dari kata ganti yang digunakan dalam ayat-ayat tersebut di atas: “aku menderita ” (II Tim.1:12 dan 2:9); “Ikutlah menderita” (2:3) dan “Tetapi kuasailah dirimu” (4:5). “Setiap orang” (3:12). Penderitaan apakah yang dimaksud dalam penderitaan tersebut? Hal itu tidak dapat dipastikan. Kita mengamati di dalam Alkitab dan juga dalam sejarah Gereja bahwa penderitaan tersebut dapat beraneka rupa:
Penderitaan secara phisik (aniaya)
Penderitaan secara kejiwaan (stress-tertekan)
Penderitaan secara rohani (bergumul dan berjuang secara rohani)
SUMBER:
http://artikel.sabda.org/mengapa_ada_penderitaan
Note:
Theodicy (bhs Inggris) ada yang menerjemahkan dengan Teodisi, Teodise atau Teodisae, dalam bahasan istilah Teodisi lebih banyak yang memakainya .
Teodisi Kristen adalah ilmu yang mencoba menjelaskan relasi antara Allah yang mahakuasa, berdaulat, adil dan maha baik dengan kenyataan adanya penderitaan dan kejahatan didunia ini.