Ungkapan Pengalaman si Pemazmur Akan Cinta Kasih Tuhan
Mazmur 103:1-2
103:1 Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! 103:2 Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
1.Mazmur ini dibuka dengan suatu seruan: pujilah Tuhan hai jiwaku. Seruan pujilah Tuhan, hai jiwaku menjadi pembuka sekaligus penutup mazmur. Kiranya mazmur ini menunjukkan hasil refleksi pengalaman si pemazmur tentang Tuhan selama hidupnya. Seruan tidak ditujukan kepada orang lain tetapi hebatnya kepada jiwaku. Jadi seruan ini kiranya adalah bentuk doa syukur dalam nyanyian ataupun madah.
2.Memuji berarti bersyukur. Orang yang memuji Tuhan pasti orang yang bersyukur, orang yang merasakan kebaikan Tuhan, orang yang bersukacita karena mengalami kasih setia Tuhan. Dia telah menerima belas kasih dan cinta-Nya lantas memuji Tuhan. Dia berbahagia sehingga berseru: pujilah Tuhan hai jiwaku.
3.Hai jiwaku diulang sampai dengan dua kali. Kemudian dilanjutkan dengan pujilah nama-nya yang kudus, hai segenap batinku. Jiwaku dan batinku menunjukkan bahwa pemazmur memuji TUhan dan memuji nama-Nya Kudus dengan seluruh hidupnya, keberadaannya, segenap dirinya baik tubuh, hati, pikiran, perasaan. Rasa syukur untuk memuji Tuhan ini meluap dari jiwa. Kebahagiaan terbit dari batin. Ya, batin memang tempat misteri manusia karena di sanalah Allah yang Maha Kudus tinggal. Maka pujilah nama-Nya yang kudus hai segenap batinku sebenarnya adalah roh yang berdoa, roh yang memuji Allah dari lubuk sanubari yang terdalam. Sebab, ia mengalami dengan kasih setia Tuhan di dalam batinnya; cinta Tuhan merekah di lubuk sanubarinya. Sementara jiwa adalah prinsip spiritualitas, jiwa itulah menopang hidup manusia. Jiwa memiliki keindahan dan kemuliaan, jiwa adalah anugerah terindah dan cermin keagungan Tuhan. Maka pujilah Tuhan hai jiwaku mengungkapkan rasa syukur atas rahmat dan kebaikan-Nya, atas hidup ini. Hidup manusia ada dan berlangsung karena kebaikan-Nya yang menjadikan, membentuk dan membimbing segala kehidupan. Kebaikan-Nya adalah penyelenggaran ilahi yang mengatur kehidupan. Maka, manusia tidak boleh lupa akan rahmat ini sehingga pemazmur mengingatkan dirinya agar jangan sampai melupakan kebaikan-Nya. Kebaikan-Nya melekat dan terungkap pada nama Nya yang kudus. Nama-Nya yang kudus membuka identitas diri-Nya bahwa Ia adalah cinta. Nama-Nya yang kudus menunjukkan siapakah Tuhan itu: Tuhan adalah cinta