PENYEBRANGAN SUNGAI YORDAN
YOSUA 3:1-13
Kisah mengenai penyerbuan sungai Yordan dan masuknya Israel ke negeri Kanaan ini agak sejalan dengan kisah mengenai keluaran Israel dari tanah Mesir, , bdk Yos 3:7; 4:14,23; Tuhan menghentikan arus sungai Yordan, Yos 3:7-4:18; sama seperti Ia mengeringkan Laut Teberau, Kel 14:5-31; tabut perjanjian merintis jalan bagi umat, Yos 3:6-17; 4:10-11, sama seperti tiang awan atau tiang api mendahului umat di Laut Teberau, Kel 13:21-22; 14:19-20. Dalam penyebrangan sungai Yordan, Yos 3:7; 4:14, Yosua berperan sama seperti Musa dalam penyeberangan Laut Teberau.
Penyeberangan.
Antara bangsa Israel dan para imam yang memikul tabut perjanji¬an, harus ada jarak 2000 hasta (sekitar 900 meter).
Ini menunjukkan bahwa mereka harus hormat pada tabut yang merupakan simbol kehadiran Allah. Bdk. Bil 4:15 2Sam 6.
Terputusnya sungai Yordan.
1.Tanpa mujijat itu bangsa Israel tidak bisa menyeberang karena kedalaman sungai itu terlebih pada waktu airnya sedang pasang pada musim panas dimana salju dari gunung Libanon mencair . Terlebih banyak anak anak dan juga mereka membawa banyak ternak
2. Sungai ini mempunyai ‘tempat-tempat penyeberangan’ (Yos 2:7 bdk. Hakim 3:28 8:4 12:5-6 2Sam 17:22,24 19:15-18,39).
Yang dimaksud dengan ‘tempat penyeberangan’ itu bukanlah jembatan tetapi merupakan bagian yang agak dangkal dari suatu sungai, sehingga bisa diseberangi.
3. Mujizat ini berfungsi pula untuk membesarkan Yosua, dan menunjukkan kepada bangsa Israel bahwa Tuhan menyertai Yosua sama seperti Ia dulu menyertai Musa.(Yos 3:7)
RENUNGAN : SIKAP HORMAT TERHADAP TUHAN ALLAH
Tabut adalah tanda kehadiran Tuhan ditengah umat. Umat berkewajiban menghormati Allah yang hadir ditengah mereka. Allah yang hadir sesuai kehendakNya membuat mujizat ditengah tengah mereka.
Demikianlah mereka harus menyatakan hormat yang hebat dan takut kepada tanda dari kehadiran Allah itu, tetapi melalui Kristus kita sekarang mempunyai jalan masuk dengan keberanian.
Ibr 10:19 – “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus”.
Melalui Kristus kita tidak harus takut lagi terhadap Allah. Kita diberi keberanian menghadap Allah Yang Maha Kudus. Berani karena dalam iman membawa kesucian, kebenaran , kesempurnaan serta pengorbanan Kristus.
Tidak takut bukan berarti tidak hormat. Tetap kita harus menghormati Allah karena Dia layak untuk menerima hormat kita. Pedoman kita adalah dalam hidup ini kita harus terus mengusahakan untuk mempermuliakan Tuhan.