PERJAMUAN KASIH DAN PERJAMUAN KUDUS
I KORINTUS 11:20-34
I Korintus 11:26-30 “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.”
1.Perjamuan Kudus dilakukan sampai Tuhan datang artinya selama kita menanntikan kedatangan Tuhan Yesus terus menerus secara rutin dan berkala memperingati pengorbanan Tuhan Yesus melalui perjamuan kudus. Ada gereja yang tiap minggu mengadakan perjamuan kudus, ada yang sebulan sekali, ada pula gereja tiga bulan sekali. Khusus yang terakhir mereka mempunyai alasan tersendiri mengapa tidak sering sering. Mereka berpendapat kalau terlalu sering mereka takut anggota nya tidak lagi memaknai arti perjamuan kudus, tidak bedanya seperti orang makan dan minum untuk keperluan jasmani mereka.
2.Kemudian membahas Ayat 26-30 selanjutnya disini yang dibahas adalah masalah yang berhubungan dengan aspek horizontal yaitu antara sesama anggota. . Orang kaya datang terlebih dahulu dan menghabiskan makanan dalam sebuah meja perjamuan. Inilah yang dipersoalkan oleh Paulus kepada mereka “apakah kamu tidak mempunyai rumah untuk makan dan minum?” ini memberikan kita pengertian bahwa si kaya datang membawa makanannya sendiri dan memakannya sendiri tanpa berbagi kepada si miskin. Mengapa jemaat Korintus melakukan hal tersebut? Ini dikarenakan mereka masih terpengaruh dengan kebudayaan lama mereka. Rumah di Romawi mempunyai dua ruangan yaitu triclinium (ruangan makan) dan atrium (beranda). Mereka yang mempunyai status sosial tinggi, kalangan atas menempati ruangan triclinium yang telah dihidangkan berbagai makanan sedangkan kalangan bawah menempati atrium yang kurang menyenangkan dan hanya dapat memperhatikan kalangan atas menyantap makanan. Belum lagi mereka juga minum anggur yang tersedia dan beberapa mulai mabuk anggur. Inilah yang dikritik oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus.
3.Setelah perjamuan makan biasa diatas , beberapa diantaranya dalam keadaan mabuk mereka memasuki acara perjamuan kudus. Ini yang dikatakan memperingati perjamuan kudus dalam keadaan mabuk dan tidak mampu untuk menghayati arti makna makan roti dan minum anggur sebagai tanda dalam ambil bagian dalam penderitaan KRsitus dan menerima dengan iman bahwa pengorbanan Kristus adalah untuk pengampunan dosa mereka.
4.Bagi Paulus, Perjamuan Kasih yang mendahului perjamuan kudus Paulus mengajarkan persamaan dan kesatuan dalam tubuh Kristus. Paulus di sini hendak meningkatkan rasa solidaritas anggota jemaat dengan menasihati mereka agar memulai dan mengakhiri bersama. Mereka harus menunggu satu sama lain (1 Kor 11:33). Ini berarti kalangan atas harus menyambut tamu yang miskin dan memberlakukan mereka dengan penuh keramahan, kemurahan, dan kebaikan sehingga tidak ada satu pihak pun yang merasa tersinggung atau terluka perasaannya. Makna perjamuan kasih yang mendahului perjamuan kudus mempunyai aspek diakonat (pelayanan terhadap sesama) dan mengingatkan kita bahwa masih ada orang yang menderita yang berada di bawah tekanan kemiskinan, mengalami ketidakadilan, dan tersingkirkan. Perjamuan kasih dan perjamuan kudus menjadi satu paket utama mengingat pengurbanan Kristus, dan juga memiliki aspek sosialnya yaitu mau berbagi kepada sesamanya tanpa memandang status dan golongan.
APLIKASI MENGENAI PERSIAPAN DIRI MENYAMBUT PERJAMUAN KUDUS
1.Persiapan diri sebelum perjamuan kudus bukan berarti tidak berdosa lagi baru layak ikut Perjamuan Kudus. Ada orang Kristen mau ikut perjamuan kudus, di jalan marah marah terhadap yang menyalip kendaraaannya. Ia merasa tidak layak ikut perjamuan. Kali lain ketika mau ikut perjamuan ia marah marah terhadap istri dan anak anak karena keterlambatan mereka mau kegereja. Kali ini tidak ikut lagi perjamuan kudus. Ini suatu pemahaman yang salah dari persiapan diri.
2.Persiapan diri (menguji diri) yang benar adalah menyadari dan mengakui sudah menjadi Kristen karena anugerah kebaikan Tuhan semata dan pengorbananNya dikayu salib. Disana sini karena kelemahan daging masih berdosa. Dosa itu diakui dan mohon ampun. Dengan mengandalkan kekuatan Roh Kudus berjanji untuk memperbaiki hidup dan mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan sebagai tanda ucapan syukur. Bertekad makin hari makin menyenangkan Tuhan. Segala dosa yang mendukakan Tuhan harus dibuang jauh jauh.