PERJAMUAN KUDUS MENURUT CALVIN

TEOLOGI SISTIMATIKA

TS 43-PERJAMUAN KUDUS MENURUT CALVIN

John Calvin (1509-1564) -Teolog, pendeta dan tokoh reformasi

1.Lain lagi dengan pandangan Calvin.Teologi Calvin mengenai Perjamuan Kudus dapat dikatakan berada di antara Luther dan Zwingli.

2.Bagi Calvin, sakramen merupakan sesuatu yang menguatkan iman. Dalampenjelasannya mengenai Perjamuan Kudus, Calvin mengambil Yohanes 6:26-65 yang membahas mengenai Roti Hidup. Gambaran yang diambil oleh Calvin, seperti roti yang kita makan memberi energi bagi kehidupan kita, demikian pula Roti Hidup yang kita terima dalam Perjamuan Kudus memberi kekuatan rohani dalam perjalanan iman kita.

3.Calvin juga menekankan keterkaitan Perjamuan Kudus dengan Firman Tuhan.Gereja Roma Katolik lebih menekankan sakramen ketimbang Firman, sehingga mereka melihat Firman sebagai sesuatu yang berlebihan, karena sakramen saja sebenarnya cukup membawa orang pada keselamatan penuh. Calvin menekankan keterkaitan keduanya.Firman tidak dapat dilepaskan dari sakramen.Sebaliknya, sakramenpun tidak dapat dilaksanakan terlepas dari Firman.Itu sebabnya, dalam definisi di atas, sakramen meneguhkan janji-janji Allah dalam hati kita untuk memperkuat iman kita.

4,Jadi, pemikiran yang penting tentang sakramen bagi Calvin adalah tanda dan meterai yang menguatkan atau mengokohkan, tanda dan meterai yang menjamin dan menyaksikan..Dalam sakramen anugerah Allah bukan hanya ditandai dan dilukiskan, di situ anugerah diberikan kepada kita. Jadi, Calvin menekankan kepada Gereja Katolik bahwa kehadiran Kristus ini bukanlah sekedar kehadiran fisik atau badaniah, tetapi kehadiran oleh Roh Kudus.Kristus tidak dapat dikurung dalam sakramen.

5.Sama seperti Zwingli, Calvin menolak kehadiran Kristus secara fisik dalam Perjamuan Kudus.Namun Calvin tidak mau penolakan itu dibawa kepada anggapan simbolis yang kosong. Karena itu, dengan kuat ia menekankan kehadiran Kristus oleh Roh Kudus, dan kehadiran itu adalah sungguh. Sama seperti Luther, Calvin mengajar bahwa Kristus benar-benar hadir dalam Perjamuan Kudus.” NamunCalvin tidak menerima pandangan kehadiran fisik dari Kristus seperti halnya dengan Luther. Bagi Calvin, kehadiran fisik Kristus tidak diperlukan. Namun, juga bukan berarti kehadiran Kristus cuma sekedar simbol seperti dikatakan oleh Zwingli.Calvin menekankan bahwa tubuh Kristus ada di sorga, di sebelah kanan Allah Bapa. Maksud Calvin adalah bahwa dalam Perjamuan Kudus Kristus tidak turun dari sorga dan datang kepada kita di bumi tetapi Ia hadir oleh Roh Kudus. Kehadiran-Nya oleh Roh Kudus ini bukanlah sesuatu yang pasif tetapi aktif, kehadiran sebagai suatu perbuatan anugerah yaitu Kristus memberi diri-Nya sendiri sehingga kita menjadi satu dengan Dia.

6.Oleh sebab itu, ajaran Calvin mengenai kehadiran Kristus dalam Perjamuan Kudus adalah ajaran yang seluruhnya bersifat pnemautologis.Dalam ajarannya, Calvin sangat kuat menekankan pekerjaan Roh Kudus: tanpa pekerjaan Roh Kudus sakramen itu sia-sia saja dan tak mempunyai arti. Sebaliknya, oleh pekerjaan Roh Kudus sakramen dipenuhi dengan kekuatan sehingga kita yang menerimanya dimungkinkan untuk mendapat bagian dalam Kristus yang adalah materi atau substansi sakramen. Dengan demikian fungsi sakramen ialah memperlihatkan Kristus, lebih dari pada itu, ia memberikannya kepada kita. Karena itu menurut Calvin, kehadiran Kristus mestilah bersifat “nonfisik”.

7.Bagi Calvin, bila kita mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus secara benar, kita akan bertumbuh dalam kerohanian kita. Perjamuan Kudus adalah makanan rohani bagi jiwa kita. Makanan rohani ini akan menumbuhkan iman kita dan medorong kita untuk lebih lagi hidup kudus dan menjadi lebih serupa dengan Kristus. Sehingga ketika seseorang mengikuti Perjamuan Kudus dengan benar maka akan ada perubahan dalam kerohaniannya.

8.Yang penting diingat adalah dalam Perjamuan Kudus adalah Kristus bukan hanya memberikan kepada kita pemberian-pemberian-Nya, tetapi pertama-tama diri-Nya sendiri, dan dengan diri-Nya sendiri Ia juga memberikan kepada kita pengampunan dosa, pendamaian, hidup dan kegembiraan. Menerima Perjamuan Kudus ialah menerima Kristus sendiri.Ia bukan saja adalah isi, makna dan kekuatan dari Perjamuan Kudus, Ia juga adalah Pemberi dan pemberian dari padanya. Dengan demikian ini disebut dengan ekaristi yaitu suatu perbuatan pengucapan syukur, sebagai suatu tanda kegembiraan, bukan saja karena segala sesuatu yang telah Kristus kerjakan untuk kita oleh sengsara, kematian, dan kebangkitan-Nya, tetapi juga karena keselamatan yang sekarang juga ia berikan kepada kita di dalam Perjamuan Kudus dan  “karena keyakinan dan pengharapan akan apa yang Ia janjikan kepada kita menjelang hari, dimana kita akan merayakan Perjamuan Agung bersama-sama dengan Dia dalam kerajaan Bapa-Nya.

SUMBER:

TULISAN : Queency Christie Wauran

https://www.researchgate.net/publication/282855258_Teologi_Perjamuan_Kudus_Suatu_Perbandingan_Pandangan_Gereja_Katholik_Luther_Zwingli_dan_Calvin