PERJAMUAN KUDUS MENURUT LUTHER

TEOLOGI SISTIMATIKA

TS-41-PERJAMUAN KUDUS MENURUT LUTHER

Martin Luther (1483-1546)-Teolog, Pendeta dan Tokoh Reformasi

1.Salah satu hal yang ditolak oleh para reformator dalam pembaruan ajaran Gereja adalah konsep Gereja Katolik seperti yang dijelaskan di atas yaitu doktrin transsubstansiasi.Dapat dikatakan bahwa Luther adalah orang pertama yang menentang ajaran ini.Ada banyak tulisan tulisan dan pemikiran Luther yang menguraikan tentang Perjamuan Kudus.

2.Di mulai dari maksud perjamuan Kudus, Luther mengartikan Perjamuan Kudus bertolak dari kata-kata penetapan yaitu sebagai firman Allah, peraturan, dan perintah-Nya.Perjamuan Kudus ditetapkan oleh Kristus sendiri, bukan hasil pikiran manusia.Jadi Perjamuan Kudus adalah tubuh dan darah yang benar dari Kristus, yaitu tubuh dan darah yang diberikan kepada kita anggota-anggota jemaat di dalam dan di bawah roti dan anggur untuk dimakan dan diminum menurut firman dan penetapan Kristus.

3.Firman itulah yang membuat Perjamuan Kudus menjadi Perjamuan Kudus dan firman-lah yang membedakannya, supaya Perjamuan Kudus bukanlah roti dan anggur biasa melainkan tubuh dan darah Kristus. Ini untuk menolak kepercayaan Gereja Katolik yang menanggap bahwa sakramen memiliki posisi yang tinggi dan dapat membawa keselamatan dibanding firman.

4.Untuk merayakan Perjamuan Kudus, menurut Luther harus memerhatikan dua hal yaitu, penyesalan dan percaya dan dia menekankan kesatuan orang-orang percaya.Kesatuan ini disebut juga kesatuan hati.Oleh sebab itu Perjamuan Kudus disebut suatu persekutuan atau commmunio.Bagi Luther, communion atau persekutuan ini sangat penting karena di dalamnya tiap-tiap orang yang merayakan Perjamuan Kudus menerima segala pemberian rohani dari Kristus. Dan sebaliknya juga mendapat bagian dalam penderitaan.

5.Mengenai kehadiran Kristus dalam Perjamuan Kudus, Luther percaya berdasarkan perkataan Yesus dalam kata-kata penetapan maka kita menerima (percaya), bahwa roti dan anggur di sini adalah benar-benar tubuh dan darah Kristus.Luther menolak ajaran tentang transsubstansiasi Gereja Katolik. Tetapi ia tidak menolak kehadiran tubuh dan darah Kristus dalam roti dan anggur.Ajaran Luther ini disebut dengan kon-substansiasi (kon=sama-sama): tubuh dan darah Kristus mendiami roti dan anggur itu sehingga ada 2 zat atau substansi yang sama-sama terkandung dalam roti dan anggur itu.

6.Untuk memperjelas hubungan antara tubuh dan darah Kristus pada satu pihak dan roti dan anggur pada satu pihak, ia memakai suatu kiasan. Ia katakan: api dan besi adalah dua substansi, tetapi kalau besi diletakkan di dalam api, maka kedua substansi itu bercampur baur begitu rupa, sehingga tiap-tiap bagian adalah besi dan api.

7.Jadi, Luther percaya bahwa roti dalam Perjamuan Kudus adalah benar-benar roti dan anggur adalah benar-benar anggur. Dalam suatu cara yang tersembunyi tubuh dan darah Kristus dalam Perjamuan Kudus berada dalam roti dan anggur. Luther mengatakan bahwa dia percaya bukan saja tubuh Kristus berada di dalam roti dan anggur, tetapi juga bahwa roti dan anggur adalah tubuh dan darah Kristus. Luther mengatakan memang secara rasional mungkin kehadiran tubuh dan darah Kristus dalam Perjamuan Kudus tidak dapat dipahami.Sungguhpun demikian kehadiran Kristus di situ tetap harus dipercayai.

6.Mengenai kata-kata penetapan, bagi Luther, kata-kata penetapan Perjamuan Kudus adalah kata-kata kehidupan.Ini dianggap sebagai kata-kata yang paling utama dari seluruh Injil.Bahkan lebih penting dari perjamuan itu sendiri.Luther bahkan berkata, “kata-kata penetapan harus dipercayai, kata-kata itu menyelamatkan.” Itulah sebabnya ia menolak interpretasi yang mengatakan bahwa ucapan Yesus, “Ini adalah daging-Ku” berarti “Ini menandai daging-Ku”.

7.Inilah perbedaan besar antara Luther dan Zwingli. Luther menolak kepercayaan yang menekankan bahwa Perjamuan Kudus dirayakan bukan karena Allah membutuhkannya, tetapi kitalah yang membutuhkannya.Perjamuan Kudus adalah karunia Allah untuk kita. Oleh sebab itu Perjamuan Kudus harus diterima dengan percaya dan merayakannya dengan cara yang benar. Karena itu ganti “opus operatum” (pekerjaan yang dilakukan) Luther menggunakan “opus operatis” (pekerjaan yang dilakukan oleh dia yang percaya).Jadi, Luther menekankan percaya itu.

8.Luther juga menentang Gereja Katolik bahwa anggota jemaat yang merayakan Perjamuan Kudus harus menerima baik roti maupun anggur, sesuai dengan perintah Yesus dalam Matius 26:27. Darah Kristus dicurahkan juga untuk anggota-anggota jemaat karena itu gereja tidak berhak melarang mereka minum anggur perjamuan. 9.Sehingga bagi Luther misa bukanlah pekerjaan dan bukanlah korban seperti yang dipercaya Gereja Katolik.Perjamuan Kudus baginya bukanlah suatu “sacrificum” melainkan “testamentum”.Bahkan Luther menolak ajaran Gereja Katolik yang menganggap misa sebagai suatu pekerjaan yang baik yang menghasilkan pahala melainkan Perjamuan Kudus adalah anugerah Allah.

10.Perjamuan Kudus adalah janji tentang pengampunan dosa yang dikokohkan oleh kematian Anak Allah.Oleh sebab itu janji ini harus diteruskan dan dibagikan kepada orang orang percaya lainnya.Itulah sebabnya Luther sangat menekankan “percaya”.Karena Perjamuan Kudus adalah suatu janji maka itu hanya dapat diterima dengan percaya.Janji ini didengar dari firman yang diucapkan melalui kata-kata penetapan dalam perjamuan kudus.Jadi, bagi Luther hanya oleh percaya (sola fide) kita dapat pergi ke Perjamuan Kudus. Menurut Luther, dalam Perjamuan Kudus Allah tidak saja memberikan suatu “jaminan” dan suatu “tanda”, tetapi lebih daripada itu Ia memberikan “karunia-Nya” sendiri, yaitu karunia yang dijamin dan ditandai dalam Perjamuan Kudus. Ini diberikan untuk menjadi makanan setiap hari, agar supaya iman dapat pulih kembali dan menjadi kuat.Dari sini muncul pertanyaan, apakah roti dan anggur dapat mengampuni dosa dan menguatkan iman?Maka Luther menjawab bahwa pengampunan dosa pada satu pihak hanya terkandung dalam firman Tuhan.tetapi pada lain pihak pengampunan dosa juga terikat pada tubuh dan darah Kristus dalam Perjamuan Kudus.

SUMBER: TULISAN : Queency Christie Wauran

https://www.researchgate.net/publication/282855258_Teologi_Perjamuan_Kudus_Suatu_Perbandingan_Pandangan_Gereja_Katholik_Luther_Zwingli_dan_Calvin