PERJAMUAN KUDUS MENURUT ZWINGLI

TEOLOGI SISTIMATIKA

TS 42-PERJAMUAN KUDUS MENURUT ZWINGLI

Huldrych Zwingli (1484-1531)-Teolog, pendeta dan Tokoh REformasi

1.Zwingli tidak setuju dengan pengertian sakramen yang dijelaskan Luther. Menurut Zwingli, sakramen bukanlah sesuatu yang suci, yang membebaskan hati nurani manusia dari dosa oleh karena kuasa sakramen. Ia mengingatkan bahwa sakramen berarti jaminan, atau janji, atau sumpah. Sakramen tidak pernah mempunyai arti, yang mengandung sesuatu yang suci atau sakral.Sakramen lebih banyak mengandung arti “kewajiban”.Siapa yang menerima sakramen, mewajibkan dirinya untuk melayani.

2.Bagi Zwingli, Perjamuan Kudus adalah “perjamuan-peringatan” yang gembira dan pengucapan syukur umum atas segala pemberian yang Kristus berikan kepada kita.Bagian Alkitab yang Zwingli gunakan sebagai dasar dari ajarannya ialah Yohanes 6.Ia mengatakan bahwa Kristus adalah keselamatan kita, bukan karena Ia dilahirkan oleh anak dara Maria, tetapi karena Ia turun dari sorga dan karena Ia adalah Allah. Karena itu “roti” dipahaminya sebagai Injil, dan “makan” dipahami sebagai percaya.Jadi yang penting dalam Perjamuan Kudus ialah bukan Yesus yang dilahirkan sebagai manusia, tetapi Kristus yang disalibkan. Dalam ajaran Zwingli tentang Perjamuan Kudus, kenaikan Kristus ke sorga memainkan peranan yang penting.Oleh karena kenaikan Kristus ke sorga meniadakan kehadiran-Nya secara fisik atau badaniah dalam Perjamuan Kudus.Karena itu, Yesus Kristus sebagai manusia tidak dapat serentak hadir di dalam sorga dan di dalam roti dan anggur dari Perjamuan Kudus.

3.Jadi dalam Perjamuan Kudus, tubuh alamiah Kristus tidak dimakan secara alamiah dan secara substansial, tetapi hanya secara rohani. Selain itu, bagi Zwingli yang menentukan dalam kata-kata penetapan ialah kata “adalah” yang mempunyai arti yang sama dengan “menandai”. Jadi, roti yang diberikan kepada kita untuk dimakan adalah “simbol” dari tubuh-Nya. Kata-kata “perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” menyatakan bahwa Perjamuan Kudus adalah perjamuan peringatan. Demikian pula dengan anggur.Cawan merupakan simbol dari warisan yang sebenarnya.Dengan pengertian  symbol, ia ingin mengatakan bahwa keselamatan kita tidak diperoleh dari roti tetapi hanya dari korban Kristus.

4.Zwingli berpendapat bahwa maksud dari Perjamuan Kudus adalah supaya jelas bagi orang-orang Kristen bahwa mereka adalah anggota-anggota dari tubuh Kristus dan bahwa sebagai anggota-anggota dari tubuh Kristus mereka saling berhubungan sebagai saudara.Berkaitan dengan gereja, bagi Zwingli sakramen Perjamuan Kudus berfungsi sebagai suatu elemen yang konstitutif dari gereja yaitu gereja sebagai suatu realitas yang kelihatan.26Itulah sebabnya ini penting bagi gereja. Satu hal yang penting lagi dalam ajaran Zwingli tentang perjamuan kudus adalah pengucapan syukur yang mendapat tempat yang sentral. Sebagai jawaban atas pekerjaan Kristus, jemaat bersyukur.

5.Hal ini sebenarnya menunjukkan usaha Zwingli untuk mengadakan pengalihan dari misa Gereja Katolik kepada Perjamuan Kudus reformatoris.Transubstansiasi sebenarnya tidak terjadi pada roti dan anggur, tetapi pada jemaat. Tubuh Kristus adalah jemaat.Zwingli memahami “praesentia realis”(kehadiran Kristus yang sesungguhnya) bukan pada roti dan anggur, tetapi di dalam orang-orang percaya secara keseluruhan, yaitu orangorang percaya yang memakan roti dan meminum anggur. Jadi, melakukan perjamuan kudus menyatakan kita adalah anggota gereja, tubuh Kristus.

6.Sehingga sebagai orang yang mengambil bagian dalam perjamuan kudus sebagai bagian dari tubuh Kristus, maka seseorang diwajibkan untuk hidup menurut kehendak Tuhan dan untuk hidup sama seperti apa yang telah dibuat oleh Kristus (1 Yoh. 2:6). Kalau ia tidak berbuat demikian maka ia memisahkan dirinya dari Gereja dan dari orang Kristen yang lain. Di sinilah disiplin gerejawi sebagai perintah Kristus penting.

7.Secara singkat, Zwingli menjelaskan bahwa dalam Perjamuan Kudus roti dan anggur adalah kiasan, simbol, tetapi perjamuan sendiri tidak.Pengampunan dosa terjadi oleh kematian Kristus, bukan oleh peringatan ini.Jika kita sebagai orang percaya merayakan Perjamuan Kudus untuk memperingati Kristus, maka kita memberitakan kematian-Nya sampai ia datang kembali (1 Kor. 11:26). Itu berarti merayakannya dengan gembira dan puji-pujian.Itulah sebabnya perayaan ini disebut ekaristi (pengucapan syukur).

8.Dapat dilihat bahwa Zwingli mengartikan perkataan Kristus secara figuratif.Bahwa roti dan anggur bukanlah tubuh dan darah Kristus secara identik.Namun roti dan anggur adalah (simbol) dari pengorbanan Kristus.Allah sendiri tidak hadir secara fisik dalam roti dan anggur. Justru dengan logika pembalikan, Zwingli yakin bahwa perayaan ekaristi merupakan peringatan akan ketidakhadiran Kristus secara fisik. Sebagaimana Kristus pernah mengatakan, “…perbuatlah ini sebagai peringatan akan Aku.” Secara implisit, Kristus justru mau mengatakan bahwa ketika Dia sudah tidak lagi hadir secara fisik, maka orang beriman wajib memperingatiNya melalui ekaristi.

9.Luther dan Zwingli tidak dapat sepakat mengenai arti dari ungkapan-ungkapan seperti, “inilah tubuhku” (yang ditafsirkan Luther secara harfiah dan oleh Zwingli secara metaforis) dan “di sebelah kanan Allah” (kedua belah pihak nyata-nyata tidak konsisten: Luther menafsirkan secara metaforis dan Zwingli secara harfiah). Perbedaan pandangan antara Zwingli dan Luther yang sangat besar dan jauh ini membuat keduanya saling menulis untuk mempertanyakan dan mempertahankan ajarannya masing-masing.

10.Perdebatan keduanya juga dilihat mengancam keharmonisan gerakan Reformasi.Oleh karena itu, atas prakarsa bangsawan Philip dari Hesse, Luther dipertemukan dengan Zwingli di Marburg pada tahun 1529 , dihadiri oleh tokoh reofrmasi lainnya. Kedua Reformator besar itu menyepakati banyak hal seperti yang tertuang dalam 15 artikel, antara lain tentang doktrin Trinitas, inkarnasi Kristus, dllnya.. Hanya pada artikel terakhir, jurang perbedaan mereka sama sekali tidak bisa dijembatani yaitu perihal Perjamuan Kudus. Memang ada beberapa aspek Perjamuan Kudus yang mereka sepaham seperti pemberian roti dan anggur kepada jemaat.Tapi Zwingli tidak menerima kehadiran fisik Kristus dalam ekaristi sebagaimana diyakini Luther.Untuk artikel terakhir ini, mereka “sepakat untuk tidak sepakat“.

SUMBER: TULISAN : Queency Christie Wauran

https://www.researchgate.net/publication/282855258_Teologi_Perjamuan_Kudus_Suatu_Perbandingan_Pandangan_Gereja_Katholik_Luther_Zwingli_dan_Calvin