1..Ada ajaran pikiran positif yang diajarkan Norman Vincent Peale (The Power of Positive Thinking).
1.1.Ajaran Peale bertabrakan dengan konsep Alkitab tentang manusia. Peale mengagungkan otonomi manusia, sedangkan Alkitab menentang hal itu. Bahkan dosa pertama yang dilakukan Adam dan Hawa adalah menginginkan otonomi dalam hal moral, yaitu menentukan yang baik dan yang jahat
1.2.Konsep tentang citra diri yang positif juga perlu kita waspadai dengan seksama. Alkitab mengajarkan citra diri yang utuh, bukan citra diri yang positif. Citra diri yang utuh menerima kehinaan dan kehormatan manusia, kelemahan dan kekuatan manusia. Konsep seperti inilah yang kita jumpai dalam kisah penciptaan. Manusia adalah terhormat karena diciptakan menurut “gambar Allah”, namun pada saat yang sama manusia juga hina karena hanyalah “gambar” (Kej 1:26-27)
1.3.Ajaran Peale juga berkontradiksi dengan pandangan kitab suci tentang Allah. Allah hanya dipahami sebagai sebuah energi yang dapat dimanfaatkan melalui proses mekanis, yaitu doa. Walaupun dibungkus dengan jargon-jargon Alkitabiah – seperti iman, kuasa Allah, dsb., – pandangan “berpikir positif” mengerdilkan Allah. Mereka bahkan berani mengklaim bahwa kalau seseorang memiliki iman, maka Allah tidak mempunyai pilihan. Allah diletakkan di bawah iman
2.Rasul Paulus dalam Filipi 4:8 mengajarkan bagaimana mengisi pikiran kita : “ Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Kalau ini mau dirumuskan sebagai pikiran positif, boleh boleh saja dengan senantiasa mengingat isi yang diberikan rasul yaitu : A. Benar (Yunani: aletheia). B. Mulia (Yunani: semna). C. Adil (Yunani: dikaia). D Suci (Yunani: hagna). E Manis (Yunani: prosphilia). F. Kebajikan dan patut dipuji (Yunani: euphema)
3.Semua kata sifat di atas, dicontohkan dalam pribadi Kristus Yesus yang adalah ALLAH. Dengan memikirkan hal di atas, maka orang percaya menempatkan pikirannya dan fokus kepada apa yang diajarkan olehNYA. Hanya standar pemikiran inilah yang dapat membentuk orang percaya berpikiran positif. Tidak berhenti sampai disitu, tetapi ada lanjutannya di ayat berikutnya.
Filipi 4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
4.Jadi pola berpikir positif, lanjutannya adalah perbuatan yang positif. Sederhana dan praktis cara Rasul Paulus menasihati, tetapi maknanya sangat dalam, melebihi ajaran-ajaran filosofi lainnya.
Hal ini bukan teori, karena Rasul Paulus sendiri sedang dan sudah menjalankannya. Bukankah ia sudah menjelaskan keadaannya di Fil.1:12-26? Mengulang kembali apa yang sudah ditulis di atas, Ingatlah, bahwa ketika menulis surat Filipi ini, Rasul Paulus sedang menderita dalam penjara, tetapi ia masih dapat menghibur dan menguatkan jemaat Filipi yang seharusnya memberi ia penghiburan dan kekuatan!
5. Selanjutnya ayat 9 ini ditutup dengan hasil dari berpikir positif dan melakukan hal-hal positif: ” Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.” (bandingkan Mat.28:20 = dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”). Dengan kata lain Rasul Paulus hendak mengatakan bahwa: Bila jemaat Filipi ingin merasakan kehadiran dan penyertaan TUHAN, maka pikirkanlah dan lakukanlah hal yang positif.
6.Bertolak darimana pikiran positif orang percaya? Darimana perilaku positif orang percaya? Tidak lain berasal dari Tuhan Yesus yang telah memberi contoh dan teladan : “ semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji”.
7.Menghadapi hidup dengan segala permasalahannya biarlah kita dapat berpikir obyektif dan Utuh, senantiasa ada dua sisi dari hidup. Seperti bunga Mawar ada sisi positif yaitu keharuman dan keindahannya, tetapi juga tidak menutup fakta ada sisi yang negatif yaitu ada duri nya yang tajam dimana kalua kita tidak hati hati dapat melukai. Ditengah penderitaan seperti rasul di penjara kita diajak untuk jangan terperangkap kepada pikiran yang negative yang menekan, tetapi mampu memikirkan , membicarakan dan melakukan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Melaluiya nama Tuhan dipermuliakan dan hidup kita masih dapat menjadi berkat bagi orang lain.