TEOLOGI SISTIMATIKA
FS 18- PRIBADI KRISTUS
Untuk dapat memahami pribadi Kristus bukanlah suatu tugas yang mudah, tetapi ada kesepakatan umum mengenai sebagian besar aspek dari sifat Kristus dan kepribadian-Nya.
1.Nama Yesus (yang identik dengan Yosua dan berarti “Allah adalah Juruselamat”) menegaskan peranan-Nya sebagai Juruselamat umat-Nya (Mat. 1:21). Kristus adalah padan kata dalam Perjanjian Baru untuk Mesias, sebuah kata Ibrani yang berarti “orang yang diurapi” (bdg. Kis. 4:27; 10:38). Gelar ini menegaskan bahwa Yesus ditunjuk oleh Allah untuk menjalankan misi-Nya, bahwa la mempunyai hubungan resmi dengan Allah Bapa – yaitu, la mempunyai tugas yang harus dilakukan dan peran untuk dilaksanakan sesuai dengan ketetapan Bapa.
2.Anak Manusia adalah gelar yang hampir selalu dipakai oleh Yesus sendiri (bdg. Mat. 9:6; 10:23; 11:19). Ada yang berpendapat bahwa Ia menggunakan gelar tersebut karena itu dengan jelas membedakan Kemesiasan-Nya dari gagasan-gagasan yang keliru pada masa itu.
3.Gelar Anak Allah juga digunakan pada Yesus dalam pengertian resmi atau kemesiasan (bdg. Mat. 3:4, 6; 16:16; Luk. 22:70; Yoh. 1:49). Gelar tersebut menekankan bahwa Ia adalah salah satu oknum dari ketritunggalan Allah, yang dilahirkan secara adikodrati sebagai manusia.
4.Gelar Tuhan digunakan berganti-ganti untuk Yesus sebagai gelar yang sederhana (artinya hampir seperti “Tuan”), sebuah gelar kekuasaan atau kepemilikan, atau (kadang-kadang) sebuah petunjuk dari kesetaraan-Nya dengan Allah (mis., Mrk. 12:36-37; Luk. 2:11; Mat. 7:22).
5.Saat ini orang percaya bahwa Yesus adalah Allah dan manusia – yaitu Ia mempunyai dua sifat terpisah yang dipadukan secara “tidak membingungkan, tidak berubah, tidak dapat dibagi, dan tidak terpisahkan” dalam satu kepribadian-Nya (Pengakuan Iman Chalcedon, 451 M)
6.Ada banyak catatan kitab suci yang membuktikan bahwa Yesus bersifat ilahi. Alkitab menyebutkan bahwa hanya ada satu Allah dan tidak ada allah-allah lain yang kurang penting (bdg. Kel. 20:3-4; Yes. 42:8; 44:6), namun Alkitab menegaskan bahwa Yesus adalah Allah (mis. Yoh. 1:1; Rm. 9:5; Ibr. 1:8). Alkitab melaporkan bahwa Yesus disembah sesuai dengan perintah Allah (Ibr. 1:6), sementara makhluk-makhluk roh yang kurang penting menolak untuk disembah (Why. 22:8-9) karena penyembahan hanya dapat diberikan kepada Allah. Hanya Sang Pencipta ilahi yang patut disembah oleh makhluk ciptaan-Nya. Akan tetapi, Yesus Kristus, Anak Allah, adalah mitra pencipta bersama dengan Bapa-Nya (Yoh. 1:3; Kol. 1:16; Ibr. 1:2): karena itu kedua-Nya harus disembah. Sekali lagi, Alkitab menyatakan bahwa Yesus adalah Juruselamat umat-Nya (Mat. 1:21), sekalipun Yehova adalah satu-satunya Juruselamat bagi umat-Nya (Yes. 43:11; Hos. 13:4). Alkitab menyatakan bahwa Bapa sendiri telah menyebut Yesus Allah (Ibr. 1:8).
7.Alkitab juga mengajarkan bahwa Yesus memiliki kemanusiaan sejati. Kristus di Perjanjian Baru bukan ilusi atau hantu; Ia adalah manusia seutuhnya. Ia menyebut diri-Nya manusia, seperti yang dilakukan orang lain (mis. Yoh. 8:40; Kis. 2:22). Ia hidup dalam tubuh manusia (Yoh. 1:14; I Tim. 3:16; I Yoh. 4:20). Ia mempunyai tubuh dan pikiran manusia (Luk. 23:39; Yoh. 11:33, Ibr. 2:14). Ia pernah mengalami kebutuhan dan penderitaan manusia (Luk. 2:40, 52; Ibr. 2:10, 18; 5:8). Bagaimanapun, Alkitab menekankan bahwa Yesus tidak ambil bagian dalam dosa yang menjadi ciri-ciri semua manusia biasa yang lain (bdg. Luk. 1:35, Yoh. 8:46; Mr. 4:15).
8.Logos yang kekal (Firman ilahi), oknum kedua dari Trinitas, namun la menerima sifat manusia sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perubahan mendasar dalam sifat keilahian-Nya. Kita dapat berbicara dengan Kristus dalam doa dengan menggunakan gelar yang menunjukkan sifat kemanusiaan dan keilahian, meskipun sifat keilahian-Nya adalah dasar utama penyembahan kita. Alkitab berbicara tentang diri-Nya sebagai ilahi dan manusiawi.
SUMBER:
https://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=1207&res=almanac