PRO KONTRA PERAYAAN NATAL

PRO DAN KONTRA PERAYAAN NATAL

I.Golongan yang Anti Merayakan Natal mengatakan :

TIDAK ADA PERINTAH UNTUK MERAYAKAN HARI KELAHIRAN KRISTUS . .

Dasar pemikiran mereka bertolak dari fakta bahwa

1,Rasul-rasul dan orang-orang kristen abad pertama tidak merayakan Natal; tidak ada Natal pada waktu itu.

2.“TIDAK ADA SATUPUN FIRMAN ALLAH ATAUPUN DENGAN PENYATAAN DI MANA ALLAH MEMERINTAHKAN KEPADA KITA UNTUK MEMPERINGATI KELAHIRAN TUHAN KITA. Tidak ada satu katapun di seluruh Perjanjian Baru, maupun di seluruh Alkitab, yang mengatakan agar supaya kita merayakan Natal. Orang-orang Kristen pada abad pertama, di bawah pengajaran Petrus, Paulus dan rasul-rasul lain, tidak pernah merayakan Natal. Paulus tidak pernah merayakan Natal. Petrus tidak pernah merayakan Natal. Yohanes tidak pernah merayakan Natal. Sesungguhnya – TIDAK ADA NATAL – pada waktu itu! Tidak ada OTORITAS untuk merayakannya”.

3.Tambahan serangan: dengan menggunakan Mat 15:8-9 – “(8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaKu. (9) Percuma mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.’”.

4.“Yesus berbicara tentang praktek-praktek kedagingan ini ketika Ia berkata, Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang diajarkan ialah perintah manusia.

Inilah sebuah kebenaran yang sederhana: apapun yang engkau lakukan guna MENGAGUNGKAN ALLAH – di mana Allah TIDAK PERNAH MEMERINTAHKANNYA atau BERADA DI DALAMNYA – maka penyembahanmu itu terhadap Allah adalah SIA-SIA! Semuanya TIDAK BERARTI!”.

SANGGAHAN DARI PDT.BUDI ASALI, M.DIV.:

1.Memang Kitab Suci tidak pernah memerintahkan untuk merayakan Natal, tetapi jangan lupa bahwa Kitab Suci juga tidak pernah melarang untuk merayakan Natal. Orang kristen merayakan Natal memang merupakan tradisi, dan saya berpendapat bahwa tradisi tidak salah:

1.1.Selama tidak bertentangan dengan Kitab Suci.

1.2.Tradisi itu tidak kita paksakan / haruskan kepada orang-orang lain.

2.Dalam gereja ada banyak hal-hal yang tidak diperintahkan, dan hanya bersifat tradisi, misalnya:

2.1. penggunaan 12 Pengakuan Iman Rasuli dan Doa Bapa Kami dalam banyak gereja-gereja Protestan.

2.2.pendeta memakai toga, paduan suara juga demikian.

2.3.  adanya salib di gereja. Siapa yang menyuruh memasang tanda salib itu? Memang ada orang-orang yang melarang adanya salib di gereja, tetapi mereka juga tidak mempunyai dasar untuk melarang, selama salib itu tidak disembah.

2.4.adanya pengedaran kantong kolekte; siapa yang memerintahkan praktek ini? Dalam Bait Allah, tidak ada hal seperti itu, karena mereka menggunakan peti persembahan, dan orang yang mau mempersembahkan, mempersembahkan ke dalam peti tersebut (Luk 21:2).

2.5.doa dengan tutup mata, tunduk kepala dan sebagainya.

2.6.sakramen dan pemberkatan pernikahan hanya boleh dilayani oleh pendeta.

2.7.  upacara pemberkatan nikah di gereja.

2.8.adanya kebaktian tutup peti, penghiburan, dan penguburan.

3.Semua ini tidak pernah diperintahkan, tetapi juga tidak dilarang, dan tidak bertentangan dengan Kitab Suci. Saya berpendapat perayaan Natal, dan hari-hari raya Kristen yang lain juga demikian.

4.Rasul-rasul juga tidak mempunyai gedung gereja, dan kita juga tidak pernah diperintahkan untuk membangun gedung gereja. Jadi, apakah adanya gedung gereja merupakan sesuatu yang salah?

5.Ini bisa diextrimkan, misalnya dengan mengatakan: Tuhan juga tidak pernah menyuruh kita mandi, dan karena itu orang kristen tidak boleh mandi! Atau ‘makan menggunakan sendok garpu / sumpit’, ‘pakai sepatu’ ke gereja, menggunakan piano / organ / band di gereja, dan sebagainya.

II.MENGAPA MERAYAKAN NATAL JUGA?

1.Sebetulnya, tanpa dijelaskanpun, ‘fakta sudah berbicara sendiri’ bahwa Natal memang tidak terjadi pada tanggal 25 Desember.

Fakta jaman sekarang dimana banyak orang sudah merayakan Natal pada awal Desember, dan ada orang-orang yang masih merayakan Natal pada bulan Januari dan bahkan Februari, sudah menunjukkan kepada siapapun yang tidak membutakan dirinya, bahwa Kristus tidak dilahirkan pada tanggal 25 Desember, dan bahwa kita tidak mengetahui tanggal kelahiranNya.

Tetapi kalau itu dirasa kurang cukup, maka dalam merayakannya, kita bisa menjelaskan hal itu kepada jemaat dan khususnya anak-anak Sekolah Minggu, bahwa itu sebetulnya bukan tanggal kelahiran yang sebenarnya, dan dengan demikian kita bukan mendustai orang.

2.Kita mungkin sering mendengar tentang orang kuno yang tidak mengetahui tanggal kelahirannya sendiri, dan karena itu keluarganya menciptakan tanggal kelahiran baginya, dan merayakannya setiap tahun pada tanggal tersebut. Apakah ini merupakan dusta? Mengapa keluarga tersebut tetap merayakan hari ulang tahun dari orang itu padahal mereka tidak mengetahui tanggal sebenarnya? Saya kira, karena kecintaan mereka terhadap orang itu, sehingga mereka ingin menunjukkan kasih yang khusus terhadap orang itu sedikitnya satu kali setahun. Hal ini tidak terlalu berbeda dengan Natal! Yang penting bukan saat kelahiran Kristus, tetapi fakta bahwa Ia sudah lahir untuk kita. Kita ingin membalas kasihNya sedikitnya sekali setahun, dengan merayakan hari kelahiranNya, pada hari yang kita sendiri tentukan

III. APA GUNANYA PERAYAAN NATAL ?

1 Natal berguna untuk pemberitaan Injil.

Banyak orang yang tidak pernah ke gereja, mau ke gereja pada Natal, dan ini merupakan suatu kesempatan bagi kita untuk memberitakan Injil kepada mereka. Dalam buku-buku KKR saya ada khotbah-khotbah Natal saya, dan kalau saudara lihat, semua khotbah Natal saya merupakan khotbah yang berisi pemberitaan Injil. Bahkan dalam gereja-gereja yang tidak injili, pada perayaan Natal ada lagu-lagu Natal yang injili, dan pembacaan ayat-ayat yang bersifat penginjilan, sehingga Injil tetap diberitakan pada Natal. Mengapa kita harus membuang perayaan Natal, kalau itu memang menyebabkan penyebaran Injil? Bahkan kartu Natal, yang dianggap sebagai pemborosan, dan memang bisa merupakan pemborosan, bisa diarahkan pada penginjilan, yaitu kalau kita memilih kartu Natal yang kata-katanya mengandung Injil, atau menuliskan kata-kata yang bersifat penginjilan. Kalau yang demikian masih dianggap sebagai pemborosan, maka yang menganggap seperti itu hanyalah orang gila secara rohani!

2.Untuk mengingatkan jemaat akan kasih Allah.

Ini bisa menyegarkan iman orang-orang kristen, dan mengembalikan mereka pada kasih mereka yang semula kepada Allah.

3.Untuk sarana persekutuan, dan lebih mendekatkan jemaat satu sama lain.

Saya tidak anti pesta Natal (selama tidak keterlaluan / terlalu mewah), karena saya berpendapat hal itu bisa mempererat persekutuan antar Jemaat. Dalam Perjanjian Lama juga ada pesta-pesta yang ditetapkan oleh Tuhan, lalu mengapa dalam Perjanjian Baru kita tidak boleh mengadakan pesta kalau hal itu memang berguna?

 

DIKUTIP DARI:

Nama Situs : Golgotha Ministry

Alamat URL : http://www.golgothaministry.org/natal/prokontranatal.htm

Judul ASli  : Pro & Kontra Perayaan Natal

Penulis  : Pdt. Budi Asali M.Div.